웃다 | Smile

250 43 15
                                    

hai🐈

cuman mau ingetin, jangan lupa tekan bintang di kiri kalian yaa<3

xiexieee, selamat membaca why people teryeppeo~!

_____________

Kursi taman panjang menjadi tempat tiga manusia yang sedang mencicipi waffle ice yang Tae belikan.

"Kau suka?" Tanya Tae pada Jisoo.

"Eum." Jawab wanita itu mengangguk semangat.

"Hyung?" Tae menyadarkan Yoongi dari lamunannya.

"E-eoh?" Yoongi menatap Tae polos.

"Aih apa yang kau pikirkan?" Tanya Jisoo.

"T-tidak." Yoongi mencoba untuk menjernihkan pikirannya kembali sebab sedari tadi apa yang terjadi di malam itu bersama Jisoo terus terputar di pikirannya.

Jisoo dan Tae kembali berbincang sedangkan Yoongi menerima panggilan yang sedari tadi bergetar.

Pria itu berdiri dan pergi untuk mengangkat panggilannya.

"Ada apa sekretaris Kim?"

"Tuan, duta besar Korea Selatan di Kanada ingin bertemu denganmu."

"Ah~ aku lupa. Seharusnya aku yang memulai pertemuan itu sebagai tanda terima kasih ku."

"Kau bersedia datang tuan?"

"Iya, siapkan saja semuanya."

"Baik, tuan."

Pun Yoongi kembali dan bergabung bersama Jisoo dan Tae lagi.

___

Ting tong ting tong.

Bel pintu apartemen Sekretaris Kim berbunyi. Sekretaris Kim yang sedang mengatur jadwal Yoongi yang mulai kembali padat pun harus melepas tab nya dan memakai sendal rumahnya untuk melangkah ke pintu.

Kim Seokjin membuka pintu itu.

"Annyeong, boleh aku masuk? Boleh? Okay." Heemin masuk dengan membawa beberapa kotak makan.

"Aku belum menjawab kau boleh masuk atau tidak." Ucap Seokjin mengikuti Heemin yang kini sudah duduk di sofa nya.

"Ini aku bawakan makan malam." Heemin tak menggubris perkataan Seokjin.

Kim Seokjin tertawa ringan, "kau yang memasak?"

"Siapa lagi." Jawab Heemin dengan wajah judesnya.

"Makanan itu aman kan untuk perutku?" Tanya Seokjin.

"Saat kau makan siang di rumahku, perutmu baik-baik saja kan? Jadi tak perlu di tanyakan lagi." Heemin mulai membuka kotak makan itu dan menyajikannya di meja.

Seokjin membuka mulutnya terkejut, "itu masakanmu?"

"Jangan meremehkan ku." Heemin menatap Seokjin tajam.

"Arraseo. Tapi ingat, aku ini seorang yang ahli dalam hal memasak. Jangan menangis saat aku mengatakan masakanmu masih dibawah rata-rata." Seokjin duduk disamping Heemin dan meraih sumpit yang Heemin siapkan.

Pria itu mencicipinya, "woah," ia menatap Heemin membuat wanita itu berharap reaksi baik dari pria dihadapannya.

"Biasa saja." Gurau Seokjin.

"Aiishh, kembalikan." Heemin menarik kotak makan itu lagi.

"Tidak, aku menyukainya." Ucap Seokjin tulus dan kembali memakan masakan yang Heemin buat.

WHY? [왜요?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang