Pria tinggi nan tegap itu berjalan bangga atas semua perbuatannya semalam, rasanya beban yang selama ini ia sembunyikan sudah tidak ia rasakan lagi. Ia sudah tak harus membela Yoongi dan bersikap baik kepada adik nya itu. Semua yang ia lakukan untuk Yoongi hanyalah sandiwara, menjengkelkan rasanya bersandiwara menjadi kakak yang baik untuk adiknya.
Daechan menghela nafas lega seraya mengambil pisau untuk memotong bahan makanan yang akan dia buat untuk sarapan pagi ini.
Pria itu bersenandung riang. Mengiris beberapa daging dan bombai disana.
"Aku sudah tak sabar menunggu berita pagi hari ini." Daechan tersenyum.
"Min Yoongi pemilik perusahan MYG serta pewaris perusahaan besar Min Group di temukan tak bernyawa di gedung bekas." Ucap Daechan dengan nada meniru pembawa berita.
"Aku tak sabar mendengar kalimat itu di televisi." Lanjutnya senang.
Drrttt drtt drrtt.
Handphone yang berada disisi nya bergetar. Satu telepon masuk. Dengan cepat Daechan mengangkat telepon itu.
"Yeoboseyo?"
"Kau bodoh atau bagaimana?"
"Siapa kau? Merusak pagi ku. Ah, kau yang menelepon ku semalam?"
"Aku sudah peringatkan padamu jangan sampai dia mati!"
"Sebentar, bukan kah itu tujuan mu juga? Membuat Yoongi tiada lagi didunia ini. Seharusnya kau berterimakasih padaku. Kau tak usah repot-repot membunuhnya." Ucap Daechan santai.
"HANYA AKU YANG BISA MEMBUNUHNYA BUKAN KAU!"
Daechan tertawa keras, "Tenanglah. Mengapa kau marah?"
"Kau sudah mengambil apa yang seharusnya aku kerjakan."
"Jika kau tak mau aku yang membunuh Yoongi. Seharusnya kau sedari dulu SUDAH MEMBUNUHNYA!" Cecar Daechan yang geram langsung mematikan teleponnya.
___
"Aku harus b-bagaimana??" Jisoo mengambil handphone di sakunya. Dengan tangan yang gemetar dan air matanya yang tak jarang menetes ia berusaha untuk menelepon ambulan. Namun tak sempat ia menekan tombol hijau dilayar itu, seseorang memanggilnya.
"Jisoo-ya!!" Kata seseorang disana yang berlari dari arah barat menujunya. Dia Kim Tae.
Jisoo menengadah menatap Tae yang kini ada dihadapannya. "Tae? Tolonglah. Kumohon, pria ini sekarat."
Tae yang juga mengenal Yoongi terkejut. "Yoongi hyung?" Tanpa pikir panjang Tae melakukan pertolongan pertama untuk Yoongi. Namun Tae tak mendapat respon baik dari Yoongi.
Segera Tae membopong Yoongi dan berlari menuju mobilnya, diikuti Jisoo yang tak henti-hentinya mengeluarkan bulir jernih dari matanya.
___
Peneror itu mengacak-acak rambut panjang lebat cokelatnya.
"Aishh Min Daechan sialan. Dia tak akan mati begitu saja kan?" Ucapnya frustasi seraya berjalan kesana-kemari memikirkan keadaan Yoongi.
___
Sampailah mereka dirumah sakit milik keluarga Tae.
"Siapkan deflibilator! Pasien darurat." Titah Tae kepada beberapa perawat yang menghampirinya.
Saat Yoongi masuk kedalam ruangan ICU, tatapan Jisoo kembali memburam karena air matanya yang penuh disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY? [왜요?]
FanfictionSeorang pengusaha muda bernama Min Yoongi mengalami teror dalam hidupnya karena satu permasalahan yaitu hak waris dari sang ayah. Ia harus selalu siap dengan keadaan apapun itu, karena seseorang yang tak ia ketahui menginginkannya mati dan mengambil...