"Sebenarnya apa? Katakanlah." Ucap Yoongi.
"Apa yang kulihat dengan apa yang Eun Joo lihat berbeda." Ucap Jisoo yakin.
"Berbeda?" Tanya Yoongi penasaran.
Jisoo mengangguk. "Jelas kulihat rambut itu berwarna cokelat. Memang tak sedekat Eun Joo melihat pelakunya, tapi aku melihat nya walau hanya terlihat sedikit karena tertutup. Aku yakin penglihatan ku tak salah."
Yoongi memutar otaknya. "Apa mungkin pelakunya lebih dari satu orang?" Tanya nya.
"Itu juga yang kupikirkan. Tapi ada satu hal yang mengganjal dalam pikiran ku." Ucap Jisoo lalu menatap kritis Yoongi.
"Aku seperti tak asing dengan tatapan matanya. Aku seperti mengenalnya. Bukan noona mu." Jisoo mendesis--bepikir, "Siapa dia?" Gumamnya.
"Baiklah, untuk sementara aku akan menganggap yang meneror ku bukan hanya satu orang." Ucap Yoongi mengambil kesimpulan.
"Tak usah berpikir banyak malam ini, hmm? Istirahatlah." Lanjutnya. Ia pergi berjalan kembali ke arah pintu mobilnya.
Jisoo tersenyum melihat Yoongi yang terlebih dahulu merekah kan senyum untuk nya.
Perlahan Yoongi pergi dari sana.
Jisoo memegangi bagian dada nya.
"Bisa kah kau tenang sedikit saja? Tak usah terlihat gugup seperti ini. Kita memang dekat tapi Aku dan dia hanya bersama untuk menangkap peneror itu. Kau harus mengerti, eoh? Jangan lemah seperti ini." Ucap Jisoo menepuk-nepuk pelan bagian hati nya.
___
Dikamar yang serba hitam Yoongi duduk bersandar di kepala ranjang. Sedari tadi setelah mendengar apa yang Jisoo katakan kepadanya dia terus berpikir tentang adanya dua pelaku dalam teror ini.
"Tidak, bisa jadi ini lebih dari dua orang." Yoongi terus menggigit kukunya. Bukan karena dia sangat takut dan ingin menyerah menemukan siapa peneror itu. Tapi Yoongi lebih khawatir jika terlalu lama akan lebih banyak orang yang terluka karena nya.
Yoongi mendengus, "Benar, aku tak seharusnya berdiam diri seperti ini dan terus memikirkan hal yang tak pasti." Ia bangkit dari sana lalu berjalan menuju ruangan pakaiannya. Diambilnya jaket kulit hitam lengkap dengan topi.
Yoongi berjalan ke arah garasi rumahnya. Hanya dengan satu tekan tombol yang ada di dinding, pintu baja garasi luasnya itu terbuka.
Ia memilih untuk mengendarai motor sport dengan helm yang jika diumpamakan helm itu seharga rumah sederhana di Seoul.
Yoongi siap untuk pergi ke tempat tujuan nya, kantor MIN Group milik ayahnya. Ia mengendarai motor itu tanpa sedikit ragu, kecepatan nya terus bertambah.
Sampailah ia disana. Semua ruangan di kantor itu sudah gelap. Tengah malam begini siapa yang bekerja selain penjaga kantor itu.
Yoongi membuka helm itu lalu memakai topi yang ia bawa. Yoongi berjalan mendekati pintu darurat yang ada dipinggiran basement.
"Sial. Ini terkunci." Umpat Yoongi, ia membuka topinya lalu mengacak-acak rambutnya.
"Tuan?" Seorang pria menyorotkan senter ke arah wajah Yoongi.
"Itu kah kau?" Lanjutnya.
Yoongi yang menutup matanya karena silau itu mengangguk menjawab penjaga disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY? [왜요?]
FanfictionSeorang pengusaha muda bernama Min Yoongi mengalami teror dalam hidupnya karena satu permasalahan yaitu hak waris dari sang ayah. Ia harus selalu siap dengan keadaan apapun itu, karena seseorang yang tak ia ketahui menginginkannya mati dan mengambil...