Matahari perlahan menyudahi tugasnya menjadi penerang hari ini, kedai Nenek Ryu sudah tutup. Jisoo sudah mengantarkan Nenek Ryu sampai kerumahnya, namun Jisoo tak ikut kembali kerumah. Ia kembali melangkahkan kaki nya ke minimarket yang sering ia kunjungi tak jauh dari rumah.
Jisoo duduk ditempat yang sudah tersedia disana. Ia gelisah, pikirannya masih pada pria bernama Min Yoongi.
"Apa aku hubungi dia saja? Tidak tidak." Ia mengacak-acak rambutnya. jujur saja, ibarat satu gelas air penuh yang terisi oleh rasa khawatir Jisoo, semua air dalam gelas itu hanya tertuang pada Yoongi. Sedikit memalukan memang, tapi ini benar adanya.
Jisoo menunduk, sikunya bertumpu pada meja dan tangan nya terus meremas puncak surai hitam miliknya. Namun, kegiatan itu terhenti saat ia mendengar langkah kaki seorang yang baru saja keluar dari minimarket itu.
Lantas Jisoo melihat kearah wanita pencipta suara langkah kaki itu yang kini sudah berjalan ke arah barat.
"Lee Eun Joo-ssi?" Jisoo menyipitkan matanya. "Tidak mungkin, Eun Joo sedang tak ada disini." Imbuhnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Matanya kembali menyipit memastikan, "Dia..."
"Benar-benar terlihat seperti Lee Eun Joo." Yakin Jisoo pada dirinya. Dan saat itu juga Jisoo berdiri sigap melangkah mengejar perempuan itu. "Lee Eun Joo-ssi!!!" Panggilnya sambil berteriak.Drrrtt drrrtt.
Getar notifikasi dari handphonenya membuat Jisoo terhenti. Ia mengatur nafasnya tenang-mengambil ponselnya dari saku jeans miliknya.
Netranya sudah beralih pada ponsel itu, terpampang pemberitahuan dilayar ponselnya.
----------------
besok : ulang tahun appa<3
----------------"Astaga aku bahkan tak tahu tanggal berapa sekarang." Katanya.
Jisoo tersenyum semu, "Appa, aku akan membuatkan kue kesukaan mu. Kau pasti akan sangat menyukainya."
Perempuan itu berjalan kembali menuju minimarket, sepertinya Jisoo enggan untuk mengulik rasa penasaran nya terhadap wanita yang terlihat sangat mirip dengan Eun Joo.
-
Seorang pria berjubah putih berlari kecil menyusul pria dingin berjas hitam. "Yak! Hyung.. dengarkan aku." Bujuk Tae pada Yoongi.
Yoongi hanya berjalan santai menuju ruang rawatnya tak perduli apa yang dikatakan Tae padanya.
Sekretaris Kim membukakan pintu ruang rawat itu-mempersilahkan tuan nya untuk masuk. Tae yang juga berbeda beberapa langkah dari Yoongi, ikut masuk.
"Hyuuuung! Ck astaga." Decak Tae.
Min Yoongi acuh dan duduk diatas ranjang.
Tae dengan sedikit geram berdiri tegap dihadapan Yoongi.
"Aku.." Tae menunjuk dirinya sendiri yakin.
"Sebagai dokter mu.." tangannya mengarah sopan pada Yoongi.
"Tak mengizinkan mu pulang!" Tegas Tae menyilangkan tangannya tanda tak setuju dengan keputusan Yoongi.
"Kau bisa merawatku dirumah saja. Tak usah disini." Kekeh Yoongi.
Tae mendengus, "Tak bisa Hyung. Aku-"
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY? [왜요?]
FanfictionSeorang pengusaha muda bernama Min Yoongi mengalami teror dalam hidupnya karena satu permasalahan yaitu hak waris dari sang ayah. Ia harus selalu siap dengan keadaan apapun itu, karena seseorang yang tak ia ketahui menginginkannya mati dan mengambil...