19┆AFTER the Fight

5.5K 817 64
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.

Chap 19 •
___________

Masih tetap sama, bahkan lebih buruk dari sebelumnya. Tetap bersimpuh di atas ubin dingin tanpa bergeming sedikit pun. Karena memang tak ada keinginan untuk beranjak. Yang dirasakan adalah ini akhir dari hidupnya. Tak ada lagi secerca harapan untuk melanjutkan hidup. Didukung dengan perutnya yang tak diisi dari sejak dua hari lalu.

Ia tak peduli, untuk apa ia terus bertahan jika akhirnya sama saja.

Terus saja mengumpati dirinya sendiri, kenapa malam itu ia tak menggerakkan seluruh usahanya untuk menghentikan pergerakan Jaemin yang akan pergi meninggalkannya. Malah menatap nanar punggung pria yang sakit hati karena dirinya.

Apalah dayanya jika kilatan kesedihan yang dipancarkan dari mata elang Jaemin. Betapa kecewanya si pemilik mata tajam itu pada Huang Renjun.

Renjun sadar ia salah, salah sekali. Kenapa ia harus bertindak bodoh malam itu hanya karena ingin meyakinkan dirinya jika hati milik pria Lee Jeno sekarang bukan miliknya. Niatnya baik memang karena ingin memberikan Jeno pencerahan siapa pemilik hatinya saat itu. Bukan karma baik yang ia dapatkan malah buruk yang menimpa.

Pernikahannya diujung tanduk, dan Renjun tak tahu harus apa.

Ia tak tahu kemana perginya Na Jaemin yang sudah berhasil merebut posisi Lee Jeno dari hatinya. Sepenuhnya.

Kenapa Renjun begitu yakin? Karena malam itu, dimana ternyata Jaemin tahu jika Jeno datang.

Jeno bermaksud untuk mendatangi kediaman Renjun karena ingin bertanya kenapa dirinya memutuskan untuk resign dari Perusahaan Na karena Jeno tahu betul jika Renjun itu sangat senang bekerja di sana. Maka dari itu tak langsung percaya dengan jawaban singkat Jaemin saat di kantor.

Renjun tak langsung menjelaskan pada Jeno. Ia mencari alasan masuk akal yang sekiranya mampu meyakinkan Jeno tanpa harus mengatakan perihal pernikahannya dengan Jaemin. Dan beruntungnya Jeno percaya tentang alasan yang Renjun lontarkan.

Ternyata Jeno tak langsung pergi, awalnya Renjun khawatir, ia tak ingin Jaemin salah paham. Namun keadaan ternyata memihak padanya. Jaemin mengirimkan pesan kalau pulang lebih larut karena ada urusan. Ya hanya itu, Jaemin tak mengatakan hal sesungguhnya jika perusahaan sedang mengalami masalah. Karena tentunya Jaemin tak ingin membuat si suami mungilnya khawatir.

Ah, tapi keadaan tak sepenuhnya berbaik hati pada Renjun.

Nyatanya tepat pukul sembilan malam, saat Jeno baru saja berpamitan untuk pulang bersamaan dengan Jaemin.

Dan salah paham Jaemin semakin menjadi.

Pertengkaran pun terjadi.

Menyisakan Renjun sendiri.

Sendiri dengan luka yang kembali menggores hatinya dalam.

Apa boleh Renjun menyerah sekarang?

Apa ia diijinkan untuk menemui Mama dan Baba-nya di alam sana?

“Hiks.” Renjun memukul dada kirinya yang terasa sesak. Ia teringat tentang kalimat optimis orang tuanya.

“Hidup itu tak seindah apa yang kita kira sayang, maka dari itu jangan mau kalah. Selama masih ada Sang Pencipta bersama kita, maka tidak ada yang tidak mungkin. Teruslah melangkah dan yakin jika semua kesakitan yang kita alami akan menuai kebahagiaan suatu hari nanti.”

Isakkan kembali terdengar.

Tapi, Renjun merasa jika ialah sumber dari kesakitan itu, ia tak seharusnya datang sebagai sekretaris di Perusahaan Na. Dan membuat kacau rumah tangga Jaemin.

Bad Sub [JaemRen]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang