5┆NIGHT

13.9K 1.6K 356
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.

Chap 5 •
__________

"Jangan mencoba kabur."

Kalimat dari bosnya, Na Jaemin membuatnya membatu di tempat. Jika saja ia tak bertemu dengan bosnya mungkin dirinya sudah berlari tak tentu arah, berakhir tersesat dan akan diculik oleh orang tak dikenal. Dasar bodoh, lagipula siapa yang akan menculiknya. Jika saja pria keturunan Negeri Tirai Bambu itu sadar dirinya punya paras yang bisa dikatakan cantik untuk seukuran pria.

Sibuk menyelami pikiran dangkalnya itu sampai tak sadar bosnya sudah berdiri di depannya bersama sang istri. Renjun tersenyum miris. Ia iri.

"Beruntung istriku mengijinkan jika tidak-" kalimatnya dipotong cepat oleh sang istri.

"Tenang saja Tuan Huang, aku tak akan membiarkan sekretaris suamiku sendirian dalam keadaan berantakan." Senyum tulus terpatri diwajah cantik Na Minju.

Renjun tentunya duduk di kursi belakang. Ia mengalihkan pandangan ke arah jalan raya yang lumayan ramai, mengingat ini adalah malam minggu. Kebanyakan orang pasti tidak akan menyia-nyiakannya seperti itu saja.

"Um Tuan Huang, Jaemin akan mengantarku terlebih dulu, tidak apa kan?"

"Jawabannya tentu tidak apa sayang." Yang menyahuti malah Jaemin. Membuat Minju menatap gemas. Renjun tersenyum canggung, wanita yang marganya sudah berubah menjadi Na itu sungguh baik. Ia prihatin sendiri kenapa bisa berjodoh dengan bosnya yang kaku itu.

Sesudah mengantar Minju. Jaemin tak kunjung mengendarai mobilnya, menatap dari kaca mobil yang langsung menampakkan wajah sembab sekretarisnya.

"Pindah ke depan."

"Aku tak mau seperti sopir," tambahnya membuat pikiran aneh dikepala Renjun langsung hilang seketika. Dikeadaan yang sekarang ini membuat pikirannya melayang-layang sendiri mengikuti alur. Tak mau mengulur waktu, Renjun langsung beralih duduk samping bosnya. Mobil kembali memasuki jalan raya. Lagi-lagi Renjun memandang alam luar dari balik jendela.

"Kau sangat mudah ditebak." Perkataan Jaemin membuat Renjun menoleh, menatap bosnya yang bicara tanpa melihat ke arahnya. Fokus pada jalanan di depannya. Kening Renjun berubah kisut, tak mengerti arah pembicaraan bosnya.

"Ck, kau sehabis putus cinta, bukankah seperti itu Renjun?"

Tak berniat menjawab pertanyaan bosnya. Renjun tentu saja mengerti prosedurnya, jika ia mengelak, melontarkan kalimat random. Itu malahan menjadi pernyataan secara tak langsung. Maka dari itu ia memilih jalur aman, yaitu diam.

"Berlari-larian seperti orang gila sambil menangis," Jaemin menggelengkan kepala, "Bukan seorang pria sekali."

"Sikapmu terlalu kekanankan, tak malu dengan umur?"

"Kau mengerti maksudku kan, Renjun?"

Renjun mengangguk. Jika diingat-ingat sikapnya memang kekanakan sekali. Bosnya bisa saja mengatakan sikapnya seperti seorang gadis labil, namun bosnya cukup pintar memilih kata.







───‹‹─Bad Sub─››───








Pintu rumahnya diketuk beberapa kali membuat si pemilik rumah mengerang marah, bisa-bisanya di tengah malam bertamu. Memilih untuk mengambil sapu, siap-siap di belakang pintu sambil tangannya memutar knop.

Satu... dua... tiga.

Tangannya spontan langsung memukul tamu yang entah siapa karena ia memejamkan mata, ringisan bercampur jeritan memekakkan gendang telinga.

Bad Sub [JaemRen]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang