22 ┆TREASON and VENGEANCE

5.6K 734 140
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis (◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.

Chap 22 •
___________

“Aku ikut ya.” Renjun ternyata masih berusaha membujuk Jaemin supaya bias ikut ke kantor. Ia bosan jika hanya di rumah bak istana sendirian. Katanya pun para maid memang sedang diliburkan, maka dari itu beberapa hari ini hanya ada mereka saja.

“Tidak boleh,” jawab Jaemin yang masih fokus ke layar ponselnya. Sebenarnya hanya pengalihan karena jika berbagai cara sudah Renjun lakukan pasti akhir-akhirnya akan memasang wajah andalannya. Dan itu sangat susah sekali untuk Jaemin mengatakan tidak. Dan dia pun harus mengalah.

“Pelit, sudah sana pergi, hush.” Renjun lebih dulu pergi dari dapur, padahal masih tersisa beberapa suap makanan.

“Jangan merajuk, aku hanya tak mau kau  bosan.”

Memutar mata malas saat tangannya ditahan. “Setidaknya ada kau, tapi kalau aku di rumah sendirian?”

“Maaf, tapi kau memang tidak bisa ikut.”

“Sudah pukul tujuh, kau harus berangkat.” Ketus Renjun sambil melepaskan tangan Jaemin dari pergelangannya.

Jaemin menghela nafas pelan. “Iya, aku pergi, hati-hati di rumah.” Dengan perasaan campur aduk Jaemin pergi, jika boleh jujur ia malah ingin di rumah saja menemani kesayangan daripada ke kantor. Tapi, hari ini memang ada hal penting yang harus ia lakukan sendiri, tidak bias diwakilkan.

Renjun menendang udara kosong saat suaminya benar-benar pergi. “Dia ini menyebalkan sekali, setidaknya kan dia tetap memberikan ciuman untukku.” Paginya sungguh menjengkelkan.

“Lihat saja, aku akan menyusul.”








───‹‹─Bad Sub─››───






Jeno sedang asyik berbincang mengenai bisnis ‘gelap’-nya bersama Jaemin di ruangan. Keduanya terlihat begitu serius nampak jelas dari guratan di wajah tampannya. Karena memang, topik ini tak untuk main-main, membawa pengaruh besar pada masa depan perusahaan Jaemin nantinya. Bahkan sekretaris Kang disuruh berjaga jika ada seseorang yang ingin menemui sang CEO.

“Kalau bisa secepatnya.”

Jeno terdiam, agaknya sedang mempertimbangkan.

“Malam ini? Karena saat matahari sedang muncul akan lebih berbahaya.”

“Boleh, jam sembilan—”

Ceklek.

Ucapan Jaemin terpotong saat pintu dibuka. Ia ingin memarahi karena lancang tanpa mengetuk, tapi setelah tahu dalangnya rasanya waktu berhenti seketika. Matanya melotot karena terkejut.

“Renjun?” Bukan Jaemin, tapi Jeno. Ia bingung, bukannya pria cantik di depannya sudah tidak bekerja di perusahaan lagi.

“Oh jadi ini alasan kenapa aku tidak boleh kemari?” Renjun menatap Jaemin tajam. “Sedang membicarakan pekerjaan gelap, huh?”

“Maksudmu apa ba—Renjun? Kenapa kau bisa ada di sini?” Hampir saja Jaemin keceplosan memanggil. Dengan panggilan “baby”.

“Minhyung?” Jaemin semakin dibuat bingung karena tiba-tiba Tuan Lee juga masuk.

“Ck, sekretarisku kemana?!” bentaknya marah, yang dicari pun malah tak kunjung memperlihatkan batang hidungnya. “Dasar tidak berguna.”

“Sekretarismu sedang pergi, percuma dipanggil.” Renjun melipat tangan didada. Ia masih sebal dengan kejadian tadi pagi. Entah atau memang Jaemin tidak memperbolehkan ia datang karena sedang mempunyai urusan dengan Jeno atau karena sudah ada yang menggantikannya sebagai sekretaris yang laganya minta dilempar dengan sepatu pantofelnya.

Bad Sub [JaemRen]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang