27┆RENJUN'S DECISION

3.9K 550 65
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis (◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.

Chap 27 •
__________

Masih pada Renjun yang tengah memeluk Jaemin dalam keheningan. Si mungil sebenarnya tak tahu apa yang semestinya dilakukan setelah membuat suaminya terikat. Perasaannya tiba-tiba mengatakan jika sesuatu yang besar akan terjadi dan membuat hatinya sakit. Maka dari itu, Renjun bertekad, memilih mengurung Jaemin hanya dalam dekapannya.

"Baby." Suara berat yang mampu menggetarkan hati, Renjun takut-takut menatap Jaemin yang tentunya meminta penjelasan pasti.

"Aku tidak akan marah, tapi beri aku alasan pasti."

Renjun memainkan tangannya didada Jaemin. Bingung harus menjawab apa.

Nihil akan jawaban, membuat helaan nafas mengalun.

"Bisa lepaskan ikatan tanganku dulu?"

Renjun mengangguk kecil, tanpa beranjak, dia menghimpitkan dadanya dengan sang dominan, tangannya berusaha meraih ikatan, lumayan sulit karena dia tak melihat objeknya secara langsung, hanya berbekal ingatan mengenai bentuk simpul tali yang digunakan.

"Mungkin kau bisa berdiri dan—sshh." Jaemin memilih membungkam bibirnya rapat karena Renjun yang semakin menekan tubuhnya, tepatnya bagian selatannya.

Seakan tuli, Renjun tetap berusaha membuka simpul tali, terus menarik yang sekiranya menjadi kunci akan terurainya ikatan.

"Baby."

"Sebentar." Renjun malah dibuat geram sendiri karena tak bisa melepaskan ikatan. "Hah." Helaan nafas kasar terdengar bersamaan dia beranjak, kini berdiri di belakang Jaemin.

Hampir sama, Jaemin juga menghela nafas, bedanya itu adalah kelegaan karena terbebas dari berat badan Renjun.

"Bagaimana?"

"Sulit sekali, ini malah semakin terikat." Renjun menatap sekeliling, mencari benda tajam yang bisa membantunya.

"Hati-hati," ingat Jaemin, dia tidak ingin tangan Renjun terluka, terlebihnya ia sendiri.

"Ya," balas Renjun sembari mengiris tali.

Srat... srat... srat.

"Akhirnya." Renjun malah duduk diubin, kakinya pegal karena sedari tadi harus setengah berdiri untuk mensejajarkan dengan ikatan.

Jaemin mengibas-ngibaskan tangannya, terasa kesemutan. Lalu merenggangkan tubuh, lelah karena hampir delapan jam harus duduk.

"Hatchi." Renjun mengusap hidungnya yang gatal akibat debu.

"Ayo keluar sebelum parah."

Renjun malah merentangkan tangannya.

"Kenapa?"

"Gendong~"

Jaemin terkekeh, Renjun dengan wajah memelas dan hidung merah terlihat lucu. Seperti anak kucing minta dipungut.

"Bayi besarku, ugh." Jaemin menyamankan posisi suaminya dalam gendongan, sedikit terhuyung karena dirinya pun belum makan sedari siang. Sedangkan Renjun menidurkan kepalanya pada pundak Jaemin.

"Maaf untuk tadi," ujar Jaemin merasa bersalah.

"Harusnya aku kan?" Renjun bingung, dia kan yang salah?

"Iya, dan aku juga salah karena tidak makan makananmu."

"Ou, tidak apa, masih ada kok."

Langkah Jaemin bukan ke kamar, melainkan dapur. Ia butuh tenaga.

Bad Sub [JaemRen]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang