23┆PLAYING

6.2K 713 130
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis (◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.

Chap 23 •
___________

“Na, kita  mampir di restoran cepat saji dulu ya,” ujar Renjun saat penglihatannya tak sengaja menangkap bangunan besar dengan huruf raksasa yang dihiasi lampu kuning hampir dipenghujung jalan.

“No.” Jaemin membalas tanpa menatap. Raut wajah sumigrah si mungil langsung pudar, tergantikan rengutan kesal.

“Aku lapar.” Renjun mencebik.

“Ya sudah ke restoran lainnya yang lebih sehat.”

“Ah, malas. Tidak jadi lapar.” Renjun menyenderkan punggung lalu melorot dengan wajah masam. Ia kan sudah lama tidak makan burger dan kentang goreng. Seingatnya terakhir kali saat masih duduk dibangku kuliah semester enam.

Jaemin melirik sebentar kearah Renjun saat jalanan tak terlalu ramai. Ia gemas sendiri, ingin mencubit dua pipi menggembung di sampingnya, tapi hanya sebatas niat. Dia memilih untuk memutar balik ke restoran cepat saji yang ditunjuk Renjun tadi.  Bisa-bisa nanti dirinya tidak bisa mendapat pelukan malam.

“Ayo turun,” ajak Jaemin setelah memarkirkan mobil lalu melepas seatbelt-nya.

“Tidur dimobil sepertinya enak,” balas Renjun sambil pura-pura menguap.

“Baiklah, aku saja yang makan, kau disini saja menjaga mobil.” Jaemin turun, benar-benar pergi meninggalkan suami mungilnya sendiri. Sedangkan Renjun menatap punggung Jaemin yang semakin menjauh dari mobil.

“Lho ini kok di restoran?” Setelah sadar, Renjun langsung keluar mengejar langkah Jaemin sebelum benar-benar kehilangan. Mana dirinya tidak membawa dompet, malu sendiri nanti jika makan tidak bisa membayar. “Ck, dia dimana sih.” Matanya disipitkan. Banyak sekali pengunjung yang datang, membuat pencariannya sedikit susah.

“Telfon saja deh.”

Tuk tuk tuk.

Mengetikkan nama kontak suaminya.

‘No results found’

Keningnya mengerut bingung. “Sepertinya aku sudah mengetiknya dengan benar.”

Sekali lagi menuliskan nama kontak yang dulunya sempat diubah oleh pemiliknya sendiri. (Pak Jaemin menjadi Jaemin <3).

“Duh, tidak mungkin namanya diubah lagi, kan?” Memutuskan untuk mencari dari gambar kontak. Lalu bola matanya memutar malas.

Apa-apaan namanya. ‘Milik Injunnie’.

“Kau dimana?” tanya Renjun ketus.

”Tidak dimana-mana.”

“Aku serius.”

“Aku juga serius.”

“Na, aku sudah lapar.”

”Katanya tadi ingin tidur di mobil.”

“Sekarang tidak, ini aku dipintu masuk.”

“Terus aku harus bilang “wow” begitu?”

“Ck, lebih baik pulang dengan taksi.” Renjun sebal. Sambungan telphon dimatikan.

“Apa sih, jangan sok kenal sok dekat.” Menepis tangan entah milik siapa yang menepuk pundaknya. Tidak tahu apa suasana hatinya sedang buruk. “Jika sekali lagi kau menepuk, kupatahkan tanganmu,” ancam Renjun karena tepukkan kembali dirasakan.

“Ehem.”

“Orang jelek diam.” Renjun masih memesan taksi online jadi terganggu.

“Kalau aku jelek, lalu kau apa?”

Bad Sub [JaemRen]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang