21┆SPOILED

5.8K 772 84
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis (◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.

Chap 21 •
___________

Kedua pipinya memanas, merasakan dekapan hangat yang di pinggangnya. Memutuskan untuk menyembunyikan wajah meronanya di balik dada bidang seseorang yang masih tenang menutup kelopak matanya. Didahului oleh si mungil yang sedang malu-malu mengingat kejadian semalam.

Sibuk dengan kased rusaknya yang terus menghantui pikirannya tak sadar jika surainya yang terus bergerak membuat seseorang yang tengah terlelap menjadi terusik. Diam-diam mengumpulkan nyawa, memandangi aksi absurd dari sang submissive di dada bidangnya yang polos.

Tanpa disadari, kedua sudut bibirnya tertarik ke atas, tertawa kecil tanpa suara. “Cute.”

Gerakan surai abu-abu milik pria mungil terhenti ketika mendengar deep voice memasukki indra pendengarannya. Kepalanya terdongak, kedua matanya membola. “K-Kau sudah bangun?”

Tak menjawab, malah mengikis jarak. Saling berebutan oksigen antara dua hidung mancung itu yang saling bertubrukan.

“Menurutmu, hm?” Memandangi lekat manik mata bak rubah di depannya, begitu berbinar dan cantik. Menghirup rakus bau khas submissive-nya, padahal keduanya sudah bercampur, tapi aromanya masih terasa candu, manis sekali.

“Eungh, Na.” Renjun merasa geli ketika surai Jaemin menyapu perpotongan lehernya. Sibuk mengendus di sana.

“Apa kau malaikat yang turun dari langit?” tanya Jaemin tanpa menyudahi aksinya.

“Tidak, aku hanya manusia biasa,” balas Renjun polos.

Jaemin terkekeh pelan, membuat Renjun semakin kegelian. “Kau manis sekali, bagaimana bisa?”

“Entah.” Renjun kembali menjawab polos, tak tahu saja Jaemin mencoba menggombalinya.

“Mungkin saja kau mandi bunga tujuh rupa setiap hari—aw.” Mengerutkan bibir yang dibuat selucu mungkin, tapi malah nampak menjengkelkan di mata Renjun.

“Aku tidak segitunya ya! Aku manis yang memang sudah bawaan dari sananya.”

“Cute.”

Renjun mendelik. “Gila kau, sudah sana menjauh, aku mau mandi, kau juga harus kerja.”

“Hari ini libur.”

“Pemalas.”

“Tidak baby, aku mencutikan seluruh karyawanku.”

“Kau mabuk kemarin, lalu kapan memberitahunya?”

“Kapan kapan—aw sakit, kau sensi sekali.” Jaemin mengelus pelan lengannya, memang cubitannya kecil, tapi sakitnya itu, membuat cenut-cenut.

“Salahnya menyebalkan, sudah minggir aku mau mandi.” Tak mengindahkan kalimat Renjun, Jaemin malah mengurung tubuh si mungil dengan kakinya.

“Jangan dulu, aku ingin peluk.”

“Tidak biasa kau manja.”

“Apa tidak boleh?”

“Boleh, tapi aneh saja.”

Selanjutnya sunyi, Jaemin sibuk menyembunyikan wajahnya di ceruk leher kesayangannya, benar-benar wanginya membuat candu. Senyum mengulas wajah Renjun, ia senang pernikahannya tak jadi berantakan.

Jaemin benar, jika pria Na itu tak mau kehilangan untuk kedua kalinya maka Renjun pun juga begitu. Ia tak mau perasaan yang sudah diperjuangkan selama ini hancur begitu saja.

Bad Sub [JaemRen]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang