Hurt
Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡.
.
.Chap 16 •
____________Renjun menyeka derai air matanya dan juga menetralkan deru nafasnya sebelum menekan ikon hijau pada layar ponselnya yang tertera nama sang dominan yang merapel menjadi suaminya. Setelah selesai dengan tangisnya, juga membenahi tampilannya yang beberapa menit lalu terlihas naas. Barulah jemari mungilnya mulai aktif di atas layar ponselnya. Menunggu sebentar dan akhirnya seseorang di seberang sana mengangkat telefonnya.
“Baby, kau dimana? Apa daritadi masih di mobil? Apa perlu kujemput?” Belum saja Renjun mengucapkan sepatah kata, tapi suara berat Jaemin malah mendominasi panggilan dengan rentetan pertanyaannya bagaikan kereta.
“Em, Na, sepertinya aku harus segera pulang ke rumah.”
Terdengar suara terkejut pelan dari seberang sana. “Pulang? Kenapa? Apa terjadi sesuatu?” Betapa perhatiannya Na Jaemin ini.
“Tidak terjadi apa-apa, tapi kalau kau tidak bisa pulang sekarang aku akan naik taksi sa—”
“Akan segera ke sana, tunggu.” Lalu sambungan terputus. Sambil menunggu kehadiran sang suami, Renjun memikirkan alasan yang sekiranya bisa digunakan jikalau Jaemin bertanya. Karena tentu saja dirinya tidak sebodoh itu berkata kalau dirinya baru saja terserang sakit hati akibat kemunculan sang mantan yang sudah memiliki orang baru dalam hati dan hidupnya. Renjun terkekeh, kenapa ia menangis? Bukannya dirinya sudah melupakan cintanya itu?
Pintu bagian kemudi terbuka, pelakunya oknum Na Jaemin.
“Bisakah kau jujur padaku tentang apa yang sebenarnya terjadi? Tidak mungkin kau tiba-tiba ingin pulang tanpa alasan. Dan kau tadi juga belum masuk, kan?” Mendengarkan serentetan kalimat tanpa jeda itu membuat Renjun memegangi kepalanya yang tidak terasa pusing jadi terasa pusing. Dirinya memasang ekspresi sebagus mungkin untuk menghindari kecurigaan Jaemin, setidaknya niat awalnya ingin berpura-pura jadi kenyataan. Entah ia harus bersyukur atau menggerutu. “Kepalaku sakit.”
“Pusing maksudmu?” Renjun mengangguk lemah.
“Apa perlu ke rumah sakit?”
Dibalas gelengan.
“Apanya yang tidak perlu?” Renjun ingin membantah, tapi Jaemin sudah kembali membuka suara. “Kau tidak perlu berbohong, aku tahu.” Manik mata Renjun membulat. Tiba-tiba ia diserang perasaan takut juga khawatir (“Aku tahu.”) katanya?
“Kenapa menatapku seperti itu?”
Renjun masih saja terdiam.
“Sudah ya, jangan jadi sok kuat seperti dulu. Sekarang kau itu istriku, suami mungilku, kesayanganku, jadi kalau ada masalah katakan saja.”
Rasanya Renjun seperti ditampar oleh tangan tak kasat mata. Apa maksud kalimat Jaemin? Apa dirinya dan Jeno tadi diketahui oleh Jaemin? Dan Jaemin sekarang sedang marah dengannya?
Renjun rasanya ingin pergi saja karena merasa tak punya nyali untuk menatap mata elang Jaemin. Memikirkan betapa sakitnya perasaan pria Na di dekatnya saat ini.
Jaemin yang mau bertanggung jawab akan perbuatannya kini malah dibalas dengan Renjun yang masih memikirkan cintanya pada orang lain? Apa setelah ini Jaemin akan memutuskan untuk pergi meinggalkan Renjun sendirian? Lagi? Seperti cintanya yang dulu? Apa Huang Renjun memang tidak boleh bahagia? Atau ini hanyalah balasan atas keserakahannya? Tapi, Renjun pernah melakukannya sampai mendapatkan balasan? Pria Huang itu benar-benar berharap semoga semua yang terjadi malam ini hanyalah mimpi, bangunkan dia saat malam tiba karena Renjun tidur siang menjelang sore tadi. Jadi masih ada kesempatan mengubah segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Sub [JaemRen]✔
Fanfiction[Follow me before read] "When my Evil Side began to DOMINATE." . . . Little Mature! Bxb book, jangan salah lapaak! ©VLNurulimams Started : 23 Mei '20 Finished : 7 Feb '22 Highest Rank 2 in #huang of 484 stories 3 in #na of 633 stories 1 in #naren o...