1┆DANCE

3K 289 78
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis (◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.

Catatan :

Setahu saya, ada dua type pembaca. Pembaca yang benar-benar membaca secara keseluruhan atau pun hanya mengambil dialognya. Bisa jadi kalian termasuk keduanya karena tergantung suasana hati.

Jadi dimohon untuk kalian dalam keadaan suasana hati damai jika termasuk keduanya type di atas.

Bila memang masuk ke type pertama, luangkan waktu untuk baca secara perlahan dan menghayati di bagian setelah saya suruh untuk memutar video youtube di atas.

Supaya apa?

Supaya lagu dan bacaan bisa pas, sama sama selesai. Jadi jatuhnya tidak aneh.

Sampai sini kalian paham, kan?

Yasudah ayo masuk ke cerita!

Eit tunggu, kalau kalian udah ngantuk baca besok aja, jangan dipaksain nanti malah kurang berasa hehe.

.
.
.

Bonchap 1 •
______________

Di sebuah gedung besar, ruangan begitu luas dan megah. Cahaya lampu kaca bertingkat yang menggantung panjang, dipucuknya terdapat bentuk diamon putih, terlihat berkelas. Berbagai macam dekorasi menyertai setiap sudut dan sisi, pilar panjang yang terukir detail dilapisi kain merah menjuntai. Dan meja yang tersedia terisi penuh minuman dan makanan. Diantaranya minuman bersoda, dingin, alkohol, dan kue-kue mungil cantik tersusun rapi.

Suara degup jantung jam besar yang berada di atap gedung mengantarkan pada pukul sepuluh malam.

Waktu dimana para pria berjas dan pasangannya memasuki ruangan yang tadinya hanya ada beberapa orang yang hadir. Senyuman lembut dilayangkan, pemilik acara menyambut para tamu ramah, berbicang-bincang seputar dunia bisnis ataupun hal lain yang tak berbobot.

Tawa pelan mengudara, menghargai lelucon yang terlontar. Menghadirkan keriput diujung mata.

“Selamat malam Tuan Na.” Wanita bergaun putih elegan, surainya dibiarkan tergerai dengan dua sisi ditarik menjadi ikatan yang dihiasi pita kain sutra senada dengan pakaian.

Tuan Na atau Na Jaemin membalas sapaan. “Selamat malam juga Nona Cho.”

“Saya dengar Tuan Na berpisah dengan Nyonya Na, ah maksudku Nyonya Kim, maaf.” Nona Cho mengulas senyum canggung, dia masih berpikir jika lawan bicaranya akan tersinggung saat membahas urusan rumah tangga. Walaupun sebenarnya memang tidak sopan datang-datang langsung membahas itu.

“Ya, ada apa?”

“Mungkin kalau Tuan Na butuh tempat berkeluh kesah, bisa datang kepada saya.” Nona Cho kali ini terlihat lebih percaya diri sebab tahu ekspresi Jaemin tidak terlihat tersinggung.

“Ah, begitu 'kah?” Jaemin sepertinya mulai tahu kemana arah pembicaraan.

“Tentu, mungkin tidak hanya berkeluh kesah, saya sebagai seorang CEO-pun, mungkin bisa saling bertukar pikiran.” Nona Cho semakin santai, seakan mendapat lampu hijau.

Jaemin mulai tak memandangi Nona Cho, karena pandangannya hanya sekian detik menangkap siluet yang sangat dia kenali, berjalan melewati keduanya. Dan saat menatap siapa pemiliknya, ulasan senyum tulus nampak. Seseorang itu sambil berjinjit, menoleh ke kanan-kiri, seperti sedang tersesat dan mencari orang.

“Tuan Na sedang melihat apa?” tutur Nona Cho membuat Jaemin harus menatap wanita itu lagi. Ternyata ada yang sedang malu-malu, pipinya sedikit bersemu karena dipandangi. Padahal dia hanya terlalu percaya diri.

Bad Sub [JaemRen]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang