24

5.1K 554 79
                                    

Setelah 44 hari akhirnya cerita ini kembali muncul ke permukaan❤ terimakasih udah nunggu cerita perfect dan tidak bosan untuk menunggu💓

~Enjoy it guys~

Hari-hari selanjutnya berjalan dengan biasa saja. Monoton dan sama seperti sebelumnya. Aktivitas berangkat sekolah lalu pulang sekolah saat bel pulang menggema ke seluruh penjuru bangunan menuntut ilmu itu, tanpa mampir kemana-mana.

Fano mengemas barang-barang yang terletak diatas meja lalu memasukkan ke dalam ransel miliknya. Ia melirik kearah jam tangan yang menunjukkan pukul tiga sore. Tepat dua menit yang lalu bel pulang berbunyi, panggilan untuk semua murid agar kembali ke rumah masing-masing.

"Jangan lupa besok ada ulangan Fisika jam pertama!" Seruan itu keluar dari mulut ketua kelas.

Banyak desahan kecewa serta protesan tidak terima yang mengisi kelas.

Fano merasakan tepukan di pundaknya. Ia menoleh kearah lawan bicaranya.

"Hidup dan mati gua besok, bergantung sama lu." Ucap Sapta dengan senyuman tengilnya.

Fano menghela nafas berat.

"Lu pikir gua Tuhan. Yang bisa buat lu hidup dan mati dengan begitu gampang." Balas Fano.

"Lu ada les setelah ini?" Tanya Sapta berganti topik pembicaraan.

"Ada." Jawab Fano singkat. Ia berdiri dari duduknya lalu menggendong ranselnya di kedua bahu, disusul dengan Sapta melakukan hal yang sama.

"Di gedung atau di rumah?" Tanya Sapta.

"Di gedung."

"Bareng sama gua aja. Sekalian gua ada urusan dan lewat jalan itu." Ucap Sapta lalu memimpin jalan.

Fano mengangguk samar. Hitung-hitung hari ini ia tidak mengurangi uang dari tabungannya.

🌵🌵

Kelas les hari ini bersama dua anak lainnya. Satu laki-laki dan satunya perempuan. Terhitung menjadi tiga bersama Fano.

Ketiganya berasal dari sekolah yang berbeda, meski begitu mereka cukup akrab karena satu minggu sekali mereka bertemu untuk belajar bersama seperti hari ini.

Terhitung sudah sejam mereka memperhatikan seorang pria bertumbuh gembul dengan rambut yang sudah mulai memutih sedang menjelaskan serentetan materi.

Karena besok ada ulangan Fisika, maka Fano harus mengambil kelas pelajaran itu hari ini. Bagaimanapun juga, Fano harus melakukan evaluasi sekali lagi agar besok mendapat nilai yang memuaskan.

"Ada tiga puluh soal. Kerjakan dalam waktu tiga puluh menit." Ucap pria itu setelah ia menulis kalimat terakhirnya di papan tulis.

Fano dan juga dua anak lainnya segera membuka buku catatan mereka dengan rusuh. Menulis soal dengan kecepatan kilat lalu menjawabnya seperti tanpa berpikir.

Stopwatch berada ditengah mereka yang duduk melingkar. Diatur dalam tiga puluh menit dan semua akan berakhir.

🌵🌵

"Stop!" Perintah pria itu. Ia mengambil stopwatch lalu meletakkan diatas meja miliknya.

Dirinya ikut duduk diantara muridnya yang mendesah lelah dengan menyandarkan punggung di sandaran kursi.

Senyum hangat khas ayah terbit di bibir tipis pria itu. Mengamati satu persatu muridnya dengan lamat.

"Bagaimana? Pelajaran fisika menyenangkan bukan?" Tanya pria itu meminta pendapat.

PERFECT?|END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang