6

8K 753 34
                                    

Kalau ada typo tolong komen ya. Nanti biar aku perbaiki😄

Ada 3017 word. Ati ati bosen😂

~Enjoy it guys~


Waktu menunjukkan pukul enam pagi. Memaksa semua orang untuk tetap beraktivitas, bahkan jika tubuh sudah berteriak ingin meminta beristirahat. Menghiraukan rasa lelah yang mendera seakan tidak ada habisnya.

Fano duduk di kursi kelasnya tepat pukul enam pagi. Tidak ada alasan khusus kenapa dirinya memilih untuk datang ke sekolah lebih awal.

Kecuali, untuk menikmati sedikit kebebasan yang selama ini ia dambakan.

Fano membuka kotak bekal yang tadi sudah dibuatkan oleh Bik Tini. Nasi putih lengkap dengan ayam goreng yang masih hangat menjadi menu sarapannya. Ia melirik kearah jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, masih ada waktu untuk dirinya menyantap makanan dengan tenang.

Laki-laki itu sibuk mengunyah makanannya, sedangkan kedua matanya fokus membaca rentetan huruf hanzi dengan cermat. Beberapa saat kemudian, Fano menutup kotak bekal lalu memasukkan ke dalam ransel miliknya.

Suasana kelas sedikit lebih hidup sejak lima menit yang lalu, beberapa murid sudah mulai masuk ke kelas dengan perbincangan ringan yang menyertai.

Fano membuka jaket yang sedari tadi ia pakai, menjadi wakil ketua Osis harus membuatnya bersikap sebagai siswa teladan yang bisa dicontoh oleh murid lainnya.

"Lu gak jaga digerbang?" Tanya Sapta dengan meletakkan ranselnya di kursi sebelah Fano.

"Gua gak ada jadwal piket hari ini." Jawab Fano yang dibalas anggukan oleh Sapta.

Terjawab sudah pertanyaan yang tadi melintas di otaknya saat melewati gerbang sekolah bagian depan dan tidak mendapati kehadiran Fano.

"Tadi gua ketemu sama bang Abay." Ucap Sapta dengan duduk di kursi miliknya.

"Terus?" Tanya Fano menanggapi.

"Katanya lu nanti harus ke Ruang Osis waktu istirahat." Lanjut Sapta menyampaikan pesan dari kakak kelasnya yang tadi bertemu sebelum masuk ke koridor kelas sepuluh.

"Oke." Balas Fano mengakhiri pembicaraan.

🌵🌵

Fano berjalan dikoridor panjang yang lumayan ramai. Beberapa kali harus bertemu dengan orang yang berlalu-lalang dengan sekumpulan lainnya. Tidak bisa disangkal, jika ia merasa kasihan pada dirinya sendiri. Sosok introvert yang benar benar payah dalam pertemanan!

Hanya ada satu teman yang dekat dengan dirinya, Sapta. Selebihnya hanya teman yang sekedar saling menyapa. Jadwal padat yang merayap setiap harinya membuat ia riskan untuk memperluas lingkaran pertemanan. Tidak ingin membuat orang lain kecewa dengan dirinya yang sibuk dengan segala aktivitas yang membuat jera.

Cklek

Pintu Ruang Osis ia buka perlahan. Kepalanya muncul dibalik pintu untuk mengintip apa ada orang di dalam ruangan. Retina matanya menangkap kakak kelas yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Osis di sekolahnya sedang fokus mengamati beberapa kertas diatas meja.

"Bang." Ucap Fano pelan dengan memasuki ruangan dan tidak lupa menutup kembali. Ia berbicara dengan suara pelan, takut membuat kakak kelasnya kaget karena terlalu fokus dengan aktivitas laki-laki itu.

"Bang." Ulang Fano saat tidak mendapat balasan dari Abay.

"BANG!WOY!" Seru Fano keras. Ia tidak sabar juga dengan telinga Abay yang entah kenapa hari ini sistem kerjanya sangat lambat.

PERFECT?|END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang