Kalau ada typo, minta tolong dikoreksi ya biar aku revisi😄
Please, nanti setelah baca sampai habis jangan esmosi😂
~Enjoy it guys~
Gedung dengan cat berdominasi putih gading terlihat ramai sejauh mata memandang. Gerbang yang menjulang tinggi seakan tenggelam dalam kerumuman manusia yang berkumpul di satu tempat.
Semua orang dengan berbagai khalangan dan usia berbaur dalam satu interaksi membahas topik pembicaraan yang sama.
Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi, saat semua peserta Olimpiade naik keatas podium dengan beberapa panita penyelenggara acara.
Gemuruh tepuk tangan berseru dengan keras dan saling bersahutan. Bentuk visualisasi dari rasa dukungan pada teman, anak, atau murid yang naik di podium itu.
Fano, Revan, dan Bayu menapak pada lantai podium dengan banyak murid lainnya dari berbagai sekolah yang berbeda.
Seorang pembawa acara naik ke atas podium dengan sebuah kertas berisi urutan serangkaian acara hari ini.
Total ada lima puluh siswa yang akan berlomba. Mereka semua duduk di rentetan kursi yang telah disediakan. Para pendukungpun juga duduk dengan tenang.
"Selamat pagi." Ucap seorang pembawa acara wanita dengan dress selutut berwarna putih membalut tubuh proposionalnya.
Balasan selamat pagi secara serempak terdengar memenuhi sampai sudut ruangan tanpa perintah.
"Seperti diketahui, jika hari ini adalah hari dimana Olimpiade Matematika Nasional tingkat SMA dilaksanakan."
"Saya yakin jika adik-adik sudah menyiapkan diri dengan sebaik mungkin untuk memenangkan Olimpiade kali ini. Benar kan?" Tanya pembawa acara itu menoleh kearah lima puluh murid yang dibalas senyuman oleh mereka.
"Tidak jauh berbeda dari Olimpiade tahun sebelumnya. Olimpiade tahun ini memiliki dua materi tambahan yang akan diujikan. Selebih itu, semua masih tetap sama." Jelas pembawa acara itu.
Ia membalikkan sebuah kertas yang ada ditangannya untuk melihat rangkaian acara selanjutnya.
"Dari lima puluh peserta akan ada tiga dari mereka yang memenangkan juara satu, dua, dan tiga. Selanjutnya, pemenang itu akan masuk seleksi untuk tahap tingkat internasional." Lanjutnya.
"Tidak perlu menunggu lebih lama lagi. Olimpiade akan segera dimulai sepuluh menit dari sekarang. Diharapkan semua peserta bisa segera bersiap." Ucap pembawa acara itu mengakhiri lalu turun dari podium.
🌵🌵
Atmosfir tegang memenuhi ruangan berukuran besar itu. Sudah terhitung satu jam sejak bel berbunyi menandakan dimulainya Olimpiade.
Fano berdiri dengan seorang murid laki-laki diseberangnya sebagai lawan. Mukanya menampilkan gurat serius saat pembawa acara menjelaskan soal polinom yang tampil di layar LCD.
Dua menit berselang murid laki-laki itu memencet bel lalu mengangkat tangan. Menjawab soal yang tadi diberikan dengan satu tarikan nafas.
Tepukan berseru keras saat lawannya benar dalam menjawab soal polinom. Fano menundukkan kepala, scorenya saat ini masih 90. Pandangannya bergulir kearah papan score milik Revan menujukkan angka 85.
Layar LCD berganti ke soal polinom nomor dua. Fano mengamati soalnya dengan cermat sebelum memencet bel lalu mengangkat tangan.
Materi polinom dengan sub materi teorema vieta atau bisa disebut sifat simetri akar adalah materi yang semalam ia pelajari. Tekad didalam hatinya semakin membulat seiring dengan rasa percaya dirinya karena merasa mampu menjawab soal yang diujikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT?|END✔
Novela JuvenilApa yang kalian rasakan saat dituntut kesempurnaan? Bukankah memuakkan? Atau itu memang menjadi tujuan dalam list setiap impian? Delfano Azka Karelino, nama laki-laki itu. Hidup dengan segudang peraturan nyatanya membuat laki-laki berumur 16 tahun m...