Cerita diatas ini sama dengan cerita perfect yang aku buat 4 tahun lalu
Wow, sama persis
Mari beri tepuk tangan untuknya yang sudah effort sekali mengetik ulang dari banyak scene, dialog, narasi di cerita perfect yang aku tulis. Lalu menyalin ke ceritanya. Setelahnya, berlagak jika itu ide murni dari otaknya. Wah, wah, wah. Plagiasi memang mengerikan🙌
Nama tokoh Fano dan lainnya memang diganti, terus ditambah sedikit bumbu alur yang agak berbeda. Tapi, ayolah tolong. Pemotongan alur yang kau lakukan dari mengambil alur cerita perfect lalu kau salin ke ceritamu itu ketara sekali. Jelas kelihatan.
Kau bermain dengan orang yang salah, sayang.
Aku tak akan marah-marah, menggebu-gebu, atau mencaci-maki dirimu. Tapi, satu hal yang aku tanyakan.
Kalau aku tidak meninggalkan komentar di ceritamu itu, apa 15 part yang sudah kau tulis akan berlanjut terus? Sampai tamat? Sampai kau bisa dengan bangga menunjukkan ceritamu itu ke orang-orang. Padahal jelas sekali, itu bukan ide murni dari otakmu?
Buka blokir akunku ini. Tunjukkan keberanianmu, seperti kau yang dengan berani menyalin ceritaku. Jangan nyali ciut begitu, karena memalukan.
Dua foto diatas ini, komentar yang tadi malam aku kirim untukmu. Lalu kau hapus cerita " Rumah untuk Zander" benar begitu kan? Tidak ada permintaan maaf atau tidak ada konfirmasi apapun darimu.Aku tak mengharapkan permintaan maafmu, hanya kau cukup mengaku. Sudah. Sederhana kan.
Tapi, kau membuat rumit. Saat siang tadi, aku follow akunmu. Lalu kau blokir akun ini. Wah wah wah. Kau ingin membuat urusan ini semakin rumit atau bagaimana? Padahal berurusan denganku, akan kupermudah semua hal. Gampang saja.
Oh ya, satu lagi. Semangat untuk ujianmu ya. Kau menulis di part 15 akan sibuk ujian, bukan? Nanti setelah ujian selesai, mulailah tulis part 16. Pembacamu bisa jadi menunggu ceritamu ini.
Sekian.
Mari kita gunakan otak karunia dari Tuhan dengan sebaik-baiknya. Sebenar-benarnya🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT?|END✔
Teen FictionApa yang kalian rasakan saat dituntut kesempurnaan? Bukankah memuakkan? Atau itu memang menjadi tujuan dalam list setiap impian? Delfano Azka Karelino, nama laki-laki itu. Hidup dengan segudang peraturan nyatanya membuat laki-laki berumur 16 tahun m...