추정을 잊고 천국에 확실하게 (57)

303 71 6
                                    

"Bunga kematian, dimana lagu sedih di kumandangkan saat pemakaman tiba. Tangis duka dengan perasaan akan kehilangan lebih besar membuat semua sedih seketika. Mencoba tegar seolah kau baik saja? Sepertinya tidak akan mampu jika orang terdekat sudah di jemput oleh ajal."

(Author ****** POV)

Mati sudah menjadi hal paling rahasia, dimana setiap orang tidak akan tahu kapan semua itu akan terjadi. Ketika jasad sudah diharuskan untuk di kembalikan ke dunia maka Tuhan memerintahkan semua itu untuk segera di langsungkan kepergiannya. Sama seperti Jungkook yang kini seolah di permainkan oleh takdir.

Dia mati tapi tidak bertemu dengan Tuhan, justru dengan seorang manusia yang kini berada di sampingnya. Mereka berdua duduk di salah satu bangku taman kota dekat gedung tua. Masih ada banyak orang dan mereka bukan tipe ikut campur meski beberapa orang tahu bahwa seorang pemuda dengan kulit pucatnya bicara sendiri.

"Jungkook, kenapa kau tidak mau melakukannya. Padahal sumber masalahmu di depan mata, kalau aku jadi kau aku akan temui namja itu dan booommm! Aku yakin kau akan ke akhirat segera mungkin." Yoongi sedikit kesal tapi semangat juga, rupanya dunia seperti daun kelor saja saat dia sadar bahwa orang yang baru dia kenal ada hubungannya dengan hantu muda itu. Bukan sebuah ilusi tapi fakta karena Jungkook bukan tipe hantu yang suka berbohong.

Memang terdengar gampang tapi saat dia berada di posisi begitu nyata semua terasa sangat sulit. Beberapa kali Jungkook membuang nafas tapi rasa dimana dia belum siap dan sedikit keberatan dengan rencana dadakan ini masih ada. Dia melihat Yoongi dengan wajah super bingungnya, seperti seorang bocah kehilangan permen dan tak akan bisa kembali lagi. Dalam hatinya dia juga merutuk akan kebodohannya yang justru menghilangkan sebuah kesempatan.

"Aku tahu kalau aku memang tidak becus dan salah. Tapi, posisiku juga sulit. Aku senang bertemu dia, malah sangat senang. Apalagi Yoongi Hyung juga mengejutkanku karena ternyata kau tahu kakakku tanpa sengaja. Selama ini aku kehilangan ingatan dan sekarang tahu bahwa kakakku adalah Kim Seokjin." Dia melihat Yoongi dengan wajah memelas sembari menggigit ujung lengan jaketnya. Dia gugup dan gelisah, anggap saja ini sebagai kebiasaan buruk seorang bocah.

Yoongi menurunkan tangan itu paksa ketika dia merasa risih, bagaimana tidak? Sosok hantu tengah merajuk dan mencoba memakan benang bajunya. "Jika aku tahu kalau kau adiknya aku pasti akan memberitahunya dengan cepat. Apa kau tidak mau pulang? Kenapa kau terlihat ragu? Beda sekali saat kau memaksaku membuat perjanjian gila kita." Dia mengingat bagaimana sulitnya menghindari Jungkook yang bagaikan seekor lalat buah. Butuh waktu sedikit lama agar dia terbiasa hingga akhirnya dia mengakui kalau dia sendiri juga merasa kesepian jika tidak ada Jungkook.

Jungkook merasa bahwa manusia di sampingnya terlalu memojokkannya dengan pertanyaan yang sulit. Tapi dia tidak bisa mengatakan bahwa Yoongi adalah manusia indigo menyebalkan. Sadar diri bahwa sebenarnya dia yang menyebalkan. "Aku awalnya memang semangat ingin pulang, tapi aku merasa berat juga Yoongi hyung. Aku takut jika aku pergi aku akan meninggalkan apa yang aku anggap sebagai tersayang di dunia." Dimana cara bicaranya menjadi sedih dan memelas, tapi sayang Yoongi masih belum paham dengan maksud Jungkook yang satu ini.

Dia masih sibuk dengan cokelat batang di tangannya, rasa lapar mengalahkan fokusnya dan Yoongi tentu saja tidak ingin membagikan makanannya. Sudah ada yang menghabiskan ramen miliknya, sekarang dia mau menjadi orang yang pelit. Jungkook hanya bisa bernafas lelah dan dongkol sedikit, hanya gelengan kepala putus asa ketika dia mendapatkan orang yang jarang sekali bisa peka dengannya.

36 Days (Story From Yoongi x Jungkook) [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang