작은 기억 (18)

573 119 23
                                    

"Jangan sampai lupa apa tujuanmu untuk mendapatkan yang kau sebut kebahagiaan."

(Author **** POV)

Rasanya dia tidak biasa berada dalam ruangan dingin seperti ini, kebisingan ibu kota membuat dia ingin segera pulang dan merebahkan diri. Ini sudah menjelang malam dan waktunya bagi Yoongi untuk istirahat, hanya saja dia tidak bisa menolak uang datang untuknya.

"Ini bayaran mu, terima kasih." Ucap gadis itu dengan wajah sedikit pucat tapi lebih baik dari sebelumnya, ya... Setidaknya dia tidak diikuti lagi. Tumpukan uang dalam jumlah banyak, ada sekitar tiga puluh juta di dalamnya. Yoongi mengambilnya dan menghitung cepat, jika keliru dia akan protes. Sementara Jungkook mengedipkan mata beberapa kali saat melihat begitu banyak uang di tangan itu.

"Wah hyung, kau kaya raya mendadak." Jungkook yang senang, dia merasa jika punya uang banyak apa yang kau inginkan dan kau butuhkan dapat begitu mudahnya. Mendengar hal itu membuat wajah itu tersenyum tipis, dia tidak tahu bahwa uang jumlah seperti ini bukanlah apa-apa.

"Kau sudah melakukan apa yang aku katakan bukan?" Yoongi menatap kesana dan melihat bagaimana wajah wanita itu sedikit takut. Hanya saja Hae Kyung menyembunyikannya dengan cara menatap ke bawah lantai. "Aku sudah bicara pada ayah tapi beliau mengatakan bahwa rumah itu adalah peninggalan." Memainkan jemarinya, sepertinya dia takut dan trauma. Dia disini di rumah nenek dan kakeknya, ucapan Yoongi yang mengatakan bahwa rumahnya penuh dengan aura jahat membuat dia parno.

"Kau katakan padanya jika terus memaksa maka hantu disana akan semakin beringas, aku tidak bisa membantumu jika itu terjadi." Yoongi memasukkan uang itu ke dalam tasnya, dia juga sedikit dingin dan acuh seperti biasa. Membuat Jungkook merasa bahwa manusia sipit itu keterlaluan. "Bukankah aku sudah membayar mu banyak kenapa kau malah tidak bisa menolongku?!" Nada bicaranya sedikit emosi, gadis ini berdecak kesal dengan kaki dia hentakkan ke lantai.

Apakah teman sekelasnya ini melakukan pemerasan, lalu dia juga tidak mau jika merasakan hal sama seperti kemarin untuk dua kali.

"Aku tidak bisa melakukannya karena aku sayang nyawaku, kau tahu aku hampir mati dan setan itu memberikanku kesempatan asal, rumahmu yang ada disana diratakan dengan tanah." Dia meletakkan kertas jimat itu di depannya, tatapannya mengatakan untuk segera di ambil. Hae Kyung menelan ludah dia merasa bahwa tatapan Yoongi tajam tapi menawan.

Membuat semburat merah itu muncul, Jungkook langsung mendekat ke arah Yoongi dan mengatakan sesuatu. "Eh Hyung gadis itu sepertinya menyukaimu." Dengan nada rendah seperti berbisik, tangannya juga menyikut lengan itu. Membuat Yoongi melirik ke sana dengan mata elang.

Perlahan tubuhnya bergerak ke sisi sebaliknya, dia merasa bahwa aura indigo itu akan melemparnya ke lautan jika dia banyak bicara sembarangan. "Aku tidak bermaksud begitu, kau seharusnya senang ada gadis menyukaimu." Wajah polos itu mengatakan tanpa salah tak bisa tahu bahwa Yoongi tidak suka dengan sesuatu dengan modus menjodohkan.

Dia hidup sendiri dan bukan kalangan primitif ataupun pria aneh yang kebelet mencari jodoh. Baginya cinta itu merepotkan.

"Tetap saja kau dan keluargamu harus meninggalkan rumah ini, kau sayang harta atau sayang nyawa." Yoongi akhirnya memilih berdebat dengan gadis itu ketimbang menggubris hantu sok ikut campur di sampingnya. Membuat Jungkook mengerucut sebal, selalu saja dia diabaikan seperti itu. "Bukan begitu hanya saja rumah itu bukti kerja keras ayah. Kau tidak tahu bukan karena ayah ku banting tulang siang dan malam untuk rumah itu." Hae Kyung merasa bahwa namja di depannya tidak mengerti apapun.

Jika bisa dia akan mengusir hantu itu menggunakan dukun lain. Mendadak dia tidak suka dengan sikap Yoongi yang seperti ini. "Sebaiknya kau pikirkan nyawamu, kau lupa ya bagaimana mengerikannya dirimu. Tanya saja dengan lainnya, kau pasti tidak akan bisa tidur jika ingat itu. Maklum saja kau kerasukan jadi aku memahamimu." Yoongi menyeruput teh di depannya dia merasa tenggorokannya kering, dia benci dengan perdebatan tapi sebagai rasa manusiawi dia berusaha agar gadis di depannya tidak salah langkah.

36 Days (Story From Yoongi x Jungkook) [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang