흰 꽃의 비밀 베일 (27)

443 112 45
                                    

"Tidak semua mendapatkan keberuntungan dan tidak semua orang mendapatkan kesialan. Ada yang hidup biasa-biasa saja tapi mereka juga punya masalah juga. Hidup itu berat tapi jika mati tanpa bekal sama saja lebih sulit. Syukuri nikmat mu dan hidupmu karena sebagian orang ingin umur lebih panjang."

(Author ***** POV)

Lihat jendela kamar itu, nampak indah dari segi cahaya yang masuk juga kasurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lihat jendela kamar itu, nampak indah dari segi cahaya yang masuk juga kasurnya. Tapi justru tak ada situasi sesuai keadaan di dalamnya, terasa berbeda. Jika kau berfikir di dalam sana ada tuan putri atau pangeran yang bahagia, kalian salah karena pada kenyataannya seseorang di dalam sana sama sekali tidak bisa melewati batasan.

Dia bukan budak atau tahanan, tapi belenggu di dalamnya sama sekali tidak bisa terlepas. Rasa bersalah dan tak ada kebahagiaan di sana, hanya di dapati dengan wajah susah tanpa ada kata aku bahagia jiwa dan raga. Hanya ada istilah aku tak mati tapi tak hidup juga.

Dia yang menaruh bunga itu tapi dia juga yang menjatuhkannya. Sedikit kehilangan akal dan arah dan memungutnya serta menaruhnya lagi di atas sana. Hiasan kamar yang menyendu sama seperti perasaannya. Dia babak belur dari jiwa dan raga tapi untuk masalah mental dia seakan mati akan perasaan dan tidak peduli bagaimana manusia normal hidup.

"Aku sangat bosan tapi apa yang harus aku lakukan?" Dia melihat di depan dinding sana dan memperhatikan setiap hasil karyanya, dimana karyanya mewakilkan jiwanya yang dihitung kelam. Dia masih memperhatikan setiap detail lukisan dan bau cat di hidungnya masih ada tapi dia tidak tahu bahwa melukis itu bisa menghilangkan kepenatan. Apakah orang lain akan melakukan hal sama sepertinya.

"Tuan, ini makanan mu. Anda belum makan semalam. Tolong jangan tolak hidangan ini atau tuan dan nyonya akan marah." Tunduk hormat dengan segala persepsi bahwa dia budak yang dibayar. Di usia tak lagi muda dia berusaha nampak biasa dengan wajah pucat tertutup make up. Tapi si pemuda itu menebak keadannya dengan begitu mudah.

"Anda sakit, kenapa anda memaksa untuk bekerja?" Suaranya lembut tapi bukan karena kebiasaan hanya saja keramahan itu sudah lama hilang. Wanita yang sudah bekerja pada tuannya selama dua puluh lima tahun itu tersenyum, dia duduk di sebelah manja itu. Perasaannya juga hancur ketika melihat tuan muda sama sekali tidak bahagia. Walau di kurung pada bangunan bak istana sekalipun.

"Aku baik, tapi tidak sebaik dirimu. Apakah kau bosan tuan, apakah kau tidak bisa mengembalikan senyuman mu itu?" Pertanyaan penuh terkaan, ini bukan kuantitas tapi sebuah argumen bagaimana seseorang mencapai kebahagiaan begitu jelas. Kolase dalam sebuah kehidupan, hingga keduanya sama-sama memberikan tatapan lempar balik.

"Aku hanya...." Dia berhenti tanpa ada kata lagi, dan pada akhirnya seperkian detik dia melanjutkannya dengan sebuah gelengan kepala. "Kau sama sekali tidak menjawab, tapi aku tidak bisa memaksamu. Makanlah atau kau akan sakit tuan muda." Mengusap pipi itu dengan sayang, seperti seorang ibu yang sayang pada anaknya. Tak ada ikatan batin sama sekali tapi namja itu memperbolehkannya.

36 Days (Story From Yoongi x Jungkook) [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang