의무, 과거 및 의식 (29)

491 105 45
                                    

"Pulang tetaplah pulang, apapun itu namanya sebuah perpisahan akan tetap ada disaat pertemuan terjadi. Tak ada perpisahan tanpa ada pertemuan."

(Author ***** POV)

Setengah jam sebelum kejadian, dimana semua hal yang dikatakan bisa mengubah takdir seseorang bergeser sedikit terjadi.

Han Bin disana dia sedang memainkan bola pingpong di genggaman tangannya. Tersenyum sendiri saat salah seorang anak melambaikan tangan ke arahnya, dia jamin anak itu bukan indigo. Akan tetapi kedua matanya masih suci dengan usia yang sangat muda. Dengan satu hentikan jari Han Bin menghalangi salah satu ulat jatuh ke rambutnya.

Oh pria baik ini mengambil ulat yang melayang itu dengan tangannya, hampir saja dia menunda sebuah kematian seseorang. Anggap saja ini bagian dari tugasnya, tidak semua orang tahu apa yang akan terjadi jika hewan sekecil ini tak sengaja jatuh di puncak rambut nya. Dengan seksama dia memperhatikan dan senyum manisnya membuat manusia pasti akan ikut juga.

"Jika bukan aku, anak kecil itu akan meninggal muda. Apalagi jalan raya sangat ramai, astaga ulat kecil kamu nakal." Dia seperti mengomel kepada seorang anak kecil. Itu lucu dan sayang tak ada yang mentertawakan hal itu. Dia bukan manusia dia hanya sesuatu bagian makhluk ghaib. Dengan jemari kecilnya dia mengembalikan hewan kecil melata itu pada batang pohon Cemara di dekatnya.

"Jangan lakukan hal itu oke, jadilah kupu-kupu yang cantik." Ucapnya dengan senyum, wajah tenang dan juga siluet ketampanannya hanya rahasia di balik mata manusia normal. Dia bisa bicara dengan hewan dan itu salah satu kelebihan besar yang dimiliki olehnya. "Baiklah jika kau menuruti nya Tuhan akan memberikan sayap yang indah dan kau bisa terbang kemanapun berada. Jangan lupa kau menjadi kupu-kupu dua bulan lagi semangat oke."

Banyak tugas maka banyak juga yang membawa tanggung jawab itu. Begitu banyak makhluk Tuhan yang menjalankan tugas di dunia termasuk manusia yang notabene diberikan akal dan juga perasaan. Di sini Han Bin melihat ada begitu banyak manusia dengan masing-masing karakter. Jika dilihat lebih detail semua itu menjadi imbang.

"Taehyung, kenapa dia ada disana. Sepertinya dia sedang beristirahat, sebaiknya aku ajak dia berbincang." Begitu senang saat dia melihat sosok yang sama menganggur nya dengan dia, senang rasanya karena banyak makhluk yang bertobat dan tidak membuat ulah. Jarang mendapatkan cuti, banyak sekali kesibukan untuk beraksi. Hanya saja dia melihat bulu hitam pada tengah sayap itu mendapat luka bekas seperti rontok.

Dalam diamnya Han Bin menyayangkan sikap Taehyung yang dianggap berlebihan. Dia melakukan tugas di luar perintah hingga di cap sebagai malaikat yang dihukum Tuhan. Memang rumor itu beredar hingga penjuru akhirat, dan sekarang dia ingin menjadi kawan baik. Mungkin saja Taehyung punya masalah walaupun dalam pandangan lain wajahnya masih santai dan datar.

Kini dirinya duduk disana, dengan tangan yang menyentuh pundak itu dan senyum bersahabat seperti biasa.

"Kenapa kau duduk disini? Apa yang sedang kau pikirkan malaikat maut?" Kawan atau sahabat? Rasanya tak ada bedanya karena bukan kawan pun Han Bin punya koneksi untuk dekat dan akrab. Tapi lebih benarnya Taehyung tak tahu apa itu teman, kawan dan sahabat. Tanpa tahu artinya dan perbedaan nya dan itu sangat miris ketika dengan jelas dia sama sekali tidak membalas sapaan itu dengan senyuman.

Mendadak spontanitas seorang Han Bin menciut karena hal itu. Berfikir strategis soal cara apa agar Taehyung bisa setidaknya sedikit berekspresi.

"Ya, kau boleh duduk di sampingku jika mau." Taehyung menggeser pantatnya, sengaja memberikan ruang agar di sampingnya tidak merasa kesempitan. Han Bin duduk dengan senang hati tapi sedikit canggung karena tak biasanya Taehyung seperti ini, sedikit gagap dan canggung.

36 Days (Story From Yoongi x Jungkook) [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang