진리를 찾는 데 장애 (21)

493 111 24
                                    

"Jika kau mau membuka matamu ingat selalu kalau kau tidak akan sendirian. Karena pada akhirnya kalau kau menutup mata kau seperti mendengar sesuatu. Mereka meminta tolong dengan jeritan menakutkan juga, tangan yang mencoba menyentuhmu. Menengok lah... Jangan sampai teriakan mu menggema."

(Author ***** POV)

.

Tiga tahun sebelum semua terjadi dimana salah satu gedung pemerintahan yang merupakan tempat penting untuk menyelenggarakan semua kandidat pemerintahannya. Tempat dimana bagi mereka yang merupakan pejabat penting bernegosiasi dan rapat dalam menyusun rancangan akan sesuatu.

Pemerintahan sudah tutup, begitu juga dengan beberapa keamanan yang kini tinggal mengecek tempat dan ruangan satu-satu. Meski di pasang kamera keamanan bukan berarti tempat itu aman. Ketika salah satu pintu dengan ukiran cantik dengan bahan pohon jati berkualitas berwarna merah. Salah satu ruang dimana seorang presiden atau beberapa pejabat penting bisa istirahat sejenak.

Ketika cahaya senter itu menyinari setiap sudut dan titik ruangan itu tak ada lagi. Semua sudah dianggap aman kemudian. Suara siulan keamanan yang melanjutkan pekerjaannya.

"Nghhh..." Suara lenguhan seseorang yang bangun dari pejaman matanya. Tubuh lemas nya mencoba untuk duduk di atas tempat tidur, menyeimbangkan tubuh itu di saat kepalanya pusing. Berat sebelah dan penglihatannya buram. Setelahnya dia hanya kunang-kunang semata.

"Ak- aku dimana?" Dia bangun dengan kedua mata yang belum sepenuhnya terbuka. Jungkook melihat sekitar dan mengernyit heran karena tidak tahu ini dimana. Apalagi tempatnya tidak terlalu terang lantaran hanya ada satu lampu saja.

"Astaga, ini dimana? Kenapa bisa aku disini, uhhh.. kepalaku." Jungkook rasanya ingin ambruk saja saat kedua kakinya goyah. Dia berpegang pada tembok dengan nafas tidak lancar. Setelahnya...

"Apa ini huh! Ke-kenapa bisa?" Kedua bola mata itu membola saat dia berada di sisi luar. Sisi dimana Jungkook tidak tahu dimana dan mengapa dia bisa ada disini. Hanya kedua matanya melihat bahwa kayu berukiran itu tempat dia datang.

"Apa yang terjadi, bukankah aku ada disana. Sebenarnya aku dimana dan oh oh oh astaga, kenapa aku tidak ingat apapun?" Seperti orang gila dan panik luar biasa, namja muda ini berjalan bolak balik untuk menanyakan satu hal. Dia melihat dirinya sendiri linglung.

Hanya ada di name tag seragamnya. "Jeon Jungkook." Rasanya membingungkan, apakah dia amnesia. Kenapa dia tidak ingat namanya sendiri. "Apakah mungkin aku kebentur dan lupa ingatan, oh... Kalau begitu aku akan cari tasku."

Dengan cepat tangan itu menyentuh engsel pintu yang ada disana, akan tetapi semua itu berubah mengerikan saat tangannya tidak bisa menyentuh apapun. Seperti menembus benda itu, membuat tubuh itu sontak jatuh tertusuk di lantai.

"Ap-apa yang terjadi?" Hembusan nafas berat terhirup dari paru-parunya. Satu hal pasti adalah ketika dia mencoba lagi, kegagalan datang juga untuk kedua kalinya.

Jungkook mencium gelagat aneh dia melihat sosok bayangan dan beberapa
seperti kabut asap melayang. Jungkook mengira dia salah melihat akan tetapi hal itu bukan sebuah mimpi biasa.

Melihat wajah mengerikan itu membuat Jungkook seakan bisu seketika. Kedua mulutnya tidak bisa menahan ludah. Di depan matanya dia melihat sosok dengan wajah remuk dan mata merah, sesuatu yang belum pernah dia lihat seumur hidupnya.

"Anggota baru..." Ringisnya dengan gigi runcing di mulutnya membuat adrenalin pemuda itu terbuka.

Siapa sangka pemuda baru itu berteriak sangat keras.

36 Days (Story From Yoongi x Jungkook) [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang