04

4.9K 535 4
                                    

"Tante, makasih, ya," ucap Laras sebelum turun dari mobil.

"Iya, Sayang. Good luck buat interview-nya!" balas Tante Wiwit pada keponakannya itu.

Sebenarnya, Laras baru sampai di ibu kota pagi tadi. Bahkan, Tante Wiwit yang Laras dapati sedang bersiap saat dirinya sampai di rumah pun tampak terkejut dengan kedatangannya yang cukup tiba-tiba itu. Laras memang belum sempat memberitahu siapapun selain keluarga dan teman-temannya yang dua hari lalu menjadi saksi dirinya mendapat tawaran kerja mengenai wawancara kerja. Liburan yang Laras kira akan panjang, harus berakhir dalam waktu kurang dari satu minggu. Rupanya, Tuhan memiliki rencana lain yang lebih baik untuk dirinya.

Menemukan Tante Wiwit yang sedang bersiap, rupanya Tante Wiwit memiliki acara makan siang dengan teman-temannya di Grand Indonesia. Sebenarnya, Tante Wiwit juga sudah memberi tawaran untuk mengantar Laras hingga ke lokasi wawancara kerja. Namun, Laras menolak dengan alasan dirinya belum bersiap sama sekali. Tante Wiwit bukanlah Tante Wiwit jika tidak berhasil membujuk Laras. Wanita paruh baya itu tetap tinggal menunggu hingga Laras selesai bersiap. Pada akhirnya, ditemukan kesepakatan Laras ikut dengan Tante Wiwit ke Grand Indonesia kemudian Laras akan melanjutkan perjalanannya dengan MRT, mengingat lokasi kantor Trimarta Production berada di daerah Senayan yang dilewati rute MRT.

Dengan pointed heels setinggi 5cm, Laras berjalan dari lobi Grand Indonesia menuju Stasiun MRT Bundaran HI. Blazer yang tadinya melekat di tubuh Laras kini sudah berpindah di lengan perempuan itu. Berjalan di sepanjang trotoar pusat ibu kota dengan cuaca seterik ini dengan blazer melekat di tubuhnya tentu bukan pilihan yang terbaik. Sesampainya di pintu masuk Stasiun Bundaran HI, Laras harus menuruni anak tangga untuk sampai di stasiun yang berada di bawah tanah itu. Memindahkan map berisi CV dan cover letter miliknya ke tangan kiri, Laras mencoba mencari kartu e-money miliknya di dalam tas dengan tangan kanannya. Setelah melewati pemeriksaan barang, Laras menempelkan kartu e-money yang masih memiliki saldo di dalamnya pada pintu masuk stasiun.

Laras tidak perlu menunggu kereta datang karena ternyata kereta yang akan membawanya menuju Stasiun MRT Senayan itu sudah tiba. Bersama dengan penumpang lainnya, Laras langsung memasuki gerbong kereta setelah membiarkan penumpang lain turun dari kereta. Perempuan yang mengenakan kemeja putih dan kulot berwarna beige itu kemudian memilih duduk di salah satu barisan kursi yang paling dekat dengan pintu. Ia menghela lega karena sepertinya ia masih memiliki waktu untuk melaksanakan salat zuhur sebelum melakukan wawancara kerjanya.

Selama perjalanan, ingatan Laras kembali ke saat di mana dirinya masih bersama Nadya, Rika, Mutia, dan Salsa sore itu. Laras mengabaikan teman-temannya yang menatapnya dengan rasa ingin tahu itu. Setelah memberikan nomor ponselnya pada Arya melalui DM Instagram, Laras langsung mendapatkan pesan dari lelaki itu di WhatsApp di detik berikutnya. Laras lagi-lagi mengerutkan dahi karena rupanya, nomor Arya sudah tersimpan dalam daftar kontak di ponselnya. Usai mengirimkan balasan pesan pada Arya, Laras baru menjelaskan apa yang baru saja terjadi.

"Sekalian aja, Ras, lo minta kerjaan sama Arya di Trimarta," celetuk Nadya yang akhirnya mengetahui siapa pengirim pesan sahabatnya itu.

Bersamaan dengan celetukan Nadya, sebuah pesan yang memiliki makna serupa dengaan celetukan Nadya, muncul di ruang obrolan Laras dengan Arya. Laras langsung menoleh menatap Nadya karena lelaki itu menyebut nama sahabatnya itu pada bubble chat, "Lo kasih tau Arya kalo gue baru resign?"

Nadya langsung menghindari tatapan Laras kemudian memasang senyum, "Gue waktu itu cuma cerita ke Revan, tapi kayaknya dia cerita ke Arya juga, deh."

"Kenapa, Ras?" tanya Mutia yang duduk berseberangan dengan Laras.

Laras mengela napas kembali membaca pesan dari Arya yang berisi, 'Kata Nadya, lo baru resign, ya? Lo mau join tim produksi di Trimarta ga?'. Lelaki itu benar-benar langsung pada intinya, tanpa basa-basi. "Arya nawarin kerjaan di tim produksi Trimarta," jelas Laras pada teman-temannya kemudian.

To you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang