Sudah dua hari ini Laras beristirahat di rumah dan melepas tanggung jawabnya dari Property Expo yang sedang berlangsung karena jatuh sakit. Walaupun semalam mengalami demam, Laras merasa jika tubuhnya sudah terasa lebih baik pagi ini. Perempuan itu kemudian memutuskan untuk bangkit dari tempat tidur dan berangkat bekerja hari ini. Tadinya, jika tubuhnya belum bisa diajak bekerja sama, Laras akan datang ke pameran di hari terakhir. Bagaimanapun, Laras tidak ingin melewatkan pameran yang sudah sejak jauh-jauh hari ia garap bersama timnya itu.
Keluar dari kamar, Laras langsung mendapat tatapan dari Tante Wiwit yang sedang duduk bersantai di atas sofa sembari menonton siaran televisi. Laras bisa menemukan kekhawatiran di balik tatapan Tante Wiwit saat wanita paruh baya itu bangkit dari sofa menghampiri dirinya. Bagaimana tidak? Tante Wiwit-lah yang membukakan pintu saat Laras pulang dua hari lalu dari rumah sakit dalam kondisi pucat dengan Arya yang membantu merangkul pundaknya erat. Mengetahui bahwa maag adalah penyebab keponakannya jatuh sakit, wanita paruh baya itu selalu memastikan bahwa Laras makan dengan teratur selama dua hari terakhir ini. Yang tadinya Laras akan langsung berpamitan pada Tante Wiwit, perempuan itu mengurungkan niatnya.
"Kamu mau kemana pagi-pagi gini udah rapi? Emang udah sehat?" tanya Tante Wiwit memperhatikan penampilan Laras yang kini sudah siap dengan seragam panitianya.
Laras kemudian membalasnya dengan senyum, "Tante, Laras udah sehat. Laras pamit mau pergi ke venue pameran, ya, Tante."
"Beneran udah nggak apa-apa?" tanya Tante Wiwit memastikan.
Laras mengangguk, "Iya, Tante. Laras bawa obatnya juga, kok."
"Kamu berangkat naik apa? Mau Tante anter?" tanya Tante Wiwit lagi. Jelas wanita paruh baya itu masih khawatir dengan kondisi tubuh Laras yang mungkin saja belum stabil.
"Nggak usah, Tante. Nggak apa-apa." Laras menolak dengan lembut kemudian mengangkat ponselnya yang menampilkan aplikasi berwarna hijau, "Laras berangkat naik ojol aja. Ini udah pesen juga."
"Ya, udah. Hati-hati. Jangan lupa makannya yang bener, ya," ujar Tante Wiwit.
Laras mencium puggung tangan Tante Wiwit sebelum menuruni anak tangga, "Laras berangkat dulu, Tante."
Kedatangan Laras di venue pagi itu tentu mengundang tatapan bertanya dari semua staf yang kini sedang bersiap. Tidak ada yang mengetahui jika Laras akan datang dan kembali mengambil alih jalannya acara hari ini, kecuali Fani. Perempuan yang juga mengenakan kemeja berwarna hitam dengn tulisan 'crew' itu memang baru menghubungi Fani ketika dirinya masih di jalan tadi. Menggenggam tali sling bag yang menyilang di tubuhnya, Laras memasuki venue lebih dalam lagi untuk mencari Fani.
"Itu Laras bukan, sih?" tanya Farel ketika kedua matanya menemukan Laras yang sedang berjalan menuju backstage.
"Lah, iya. Bukannya Laras lagi sakit, ya, Ar?" tanya Revan memastikan pada Arya.
Arya yang sebelumnya sedang sibuk memerhatikan lighting panggung di samping Farel pun langsung mengedarkan matanya mencari keberadaan Laras yang berhasil ditemukan kedua sahabatnya itu. Mengikuti arah pandang dua sahabatnya itu, Arya kemudian menemukan keberadaan Laras lengkap dengan seragam panitia sedang berjalan menuju backstage. Perasaan khawatir jika Laras masih belum benar-benar sehat mulai memenuhi hati dan pikirannya. Meninggalkan pekerjaannya di FOH, Arya langsung menyusul keberadaan perempuan itu. Berhasil menyusul langkah Laras, Arya menahan lengan perempuan itu. Sementara Laras yang merasa lengannya ditahan langsung membalikkan tubuhnya menghadap Arya.
"Kenapa lo ada di sini?" tanya Arya menatap Laras lurus-lurus.
"Ya, gue mau kerja," balas Laras. Kini ia mencoba membaca Arya yang tampak tidak senang dengan kedatangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To you.
ChickLit[Daftar Pendek Wattys 2022] Laras baru saja berhenti dari pekerjaannya setelah kontrak kerja tiga tahunnya berakhir. Menginjak usia 27, Laras masih ingin mencari tahu banyak hal tentang dirinya sendiri. Masih banyak mimpi-mimpinya untuk orang-orang...