Untuk sampai ke tempat yang dituju, Laras memerlukan waktu lebih lama dari biasanya. Jalanan Kota Bandung di jam pulang kantor seperti ini tentu tidak berbeda jauh dengan ibu kota. Sore ini, Laras juga menjadi salah satu penikmat kemacetan bersama orang-orang yang kembali dari tempat kerja yang berada di tengah kota menuju tempat tinggal mereka yang berada di pinggiran kota. Ini sudah menjadi rutinitas Laras beberapa pekan terakhir ini sejak dirinya bersedia mengerjakan proyek yang ada di Bandung. Rasanya, Laras seperti kembali kembali ke masa-masa dirinya bersekolah dulu.
Begitu sampai di tempat yang dituju, perempuan yang sudah tampak lelah berkegiatan seharian itu pun turun dari ojek yang dinaikinya. Mengucap terima kasih pada sang driver, Laras kemudian melangkahkan kakinya melewati halaman parkir sebuah restoran. Sore hari seperti ini, hampir semua tempat makan dipenuhi orang-orang yang melepas penat setelah bekerja, bahkan ada beberapa anak muda juga yang berkumpul bersama teman-temannya selepas jam sekolah.
Seorang pelayan restoran menghampiri Laras saat perempuan itu melangkah melewati pintu masuk. Laras menyambutnya dengan senyum kemudian mengatakan bahwa sudah ada teman-temannya menunggu di dalam. Dipersilakan untuk memasuki restoran lebih dalam, Laras langsung menggerakkan kedua bola matanya untuk mencari keberadaan teman-temannya yang sudah lebih dulu sampai di restoran. Menyipitkan mata di balik kacamatanya, Laras akhirnya menemukan dua wajah temannya yang duduk berhadapan itu tengah asyik mengobrol.
Mendapati Laras yang datang dengan wajah kusut, Nadya menyeletuk, "Lo habis dari mana aja, sih, Ras, keliatan kusut begitu?"
Laras baru saja mengambil duduk di sebelah Rika ketika mendapati mata Nadya yang berkata bahwa pertanyaan tersebut harus dijawab. Laras tahu jika sahabatnya itu sedang tidak berbasa-basi. Menarik napas kemudian menghelanya secara perlahan, Laras akhirnya menceritakan kegiatannya seharian ini. Laras memang memiliki janji dengan perwakilan panitia dari sekolah di siang hari, namun perempuan itu sudah pergi dari satu tempat ke tempat lainnya sejak pagi tadi. Bersama Mbak Rara, orang dari wedding organizer yang ikut mengurus persiapan acara pernikahannya dengan Arya, Laras mencoba menemukan venue yang tepat untuk hari besarnya itu. Tidak hanya soal venue, hari ini, Laras juga perlu memilih menu makanan dari beberapa catering yang ditawarkan oleh Mbak Rara.
"Apa lo nggak capek ngurusin semuanya sendirian di sini, Ras? Ini yang nikah lo sama Arya, loh, bukan lo sendirian," tanya Nadya berhati-hati jika dirinya menyinggung Laras yang rasanya sedang sensitif.
Laras melemaskan kedua pundaknya sembari menatap kedua sahabatnya itu bergantian. "I know. Sekarang Arya lagi sibuk dan gue masih bisa handle ini sendiri."
Jika Nadya dan Rika baru saja mengenal Laras, mereka jelas akan tidak habis pikir. Namun perempuan yang duduk di antara mereka adalah Laras yang sudah mereka kenal bertahun-tahun. Selama mengenal Laras, Nadya dan Rika hampir tidak pernah meminta bantuan orang lain selama dirinya masih bisa mengatasinya sendiri. Laras memang seperti itu dan mereka pun menghargai cara Laras. Namun situasinya kini berbeda. Nadya dan Rika jelas tidak bisa membiarkan sahabatnya itu mengatasi persiapan pernikahannya sendirian karena Arya juga seharusnya memiliki peran yang sama dengan Laras.
Mengetahui jika Nadya yang sangat berterus terang sepertinya akan mengutarakan pendapatnya, Rika dengan cepat menepuk pundak Laras untuk mengambil alih perhatian perempuan itu, "Ras, mungkin lo nggak ngerasa capek dan ngerasa semuanya masih bisa lo urus sendiri. Tapi gue yakin dengan kehadiran Arya di samping lo untuk ngurusin persiapan pernikahan ini, berdua, akan jauh lebih ringan. You have to live the moment with Arya, Ras."
Laras tercenung di tempatnya. Hari ini, sudah dua kali dirinya ditegur secara halus mengenai keterlibatan Arya dalam persiapan pernikahan ini.
"Mbak Laras, sendirian lagi?" tanya Mbak Rara menyambut kedatangan Laras di kantornya pagi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
To you.
ChickLit[Daftar Pendek Wattys 2022] Laras baru saja berhenti dari pekerjaannya setelah kontrak kerja tiga tahunnya berakhir. Menginjak usia 27, Laras masih ingin mencari tahu banyak hal tentang dirinya sendiri. Masih banyak mimpi-mimpinya untuk orang-orang...