Masalah memang tidak akan teratasi jika tidak ada dorongan dari diri sendiri. Walaupun bercerita bisa meringankan beban pikiran, namun, rasanya pecuma jika solusi yang ditemukan tidak mampu mendorong diri untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Pola pikir seperti itulah yang tertanam dalam benak Laras selama ini. Memiliki keluarga dan banyak teman, Laras selalu berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri jika dirasa dirinya masih mampu. Laras terbiasa mengatasi semuanya sendirian. Dan sepertinya, sekarang Laras harus menghadapi ketakutan yang selama ini menganggunya. Ia harus menyelesaikannya dengan segera agar tidak berlarut dan merambat ke urusan lainnya.
Kembali bertemu dengan Yura di pintu lift setelah dua hari yang lalu, Laras menyadari jika sepertinya dirinya memang harus menghadapi perempuan itu. Walaupun sedikit terkejut ketika bertemu kembali dengan Yura di kantor, Laras yang hari ini tidak boleh seperti Laras yang dua hari lalu melarikan diri. Laras memberi senyum kecil ketika Yura akhirnya masuk ke dalam lift dan membiarkan perempuan itu berdiri di sampingnya.
"Feeling better, Ras?" tanya Yura pada Laras ketika pintu lift menutup.
Laras mengangguk pelan, "Thank you for asking."
"Gue boleh minta kontak lo nggak?" tanya Yura menyodorkan ponselnya di hadapan Laras, "Gue di lantai sebelas dan kayaknya kita bakal sering ketemu. Maybe for some coffee or lunch?"
Pada akhirnya, Laras meraih ponsel Yura dan mengetikkan nomor teleponnya.
"Baru pindah ke sini?" tanya Laras sembari mengembalikan ponsel milik Yura.
Yura mengangguk, "Gue baru pindah ke kantor yang di sini semingguan. Eh, ternyata lo sama Arya juga kerja di sini. Sekantor sama Arya, kan?"
Laras hanya mengangguk sebagai balasan. Laras memang tak banyak bicara pada seseorang yang baru ia kenal, kecuali jika itu masalah pekerjaan.
Angka di atas tombol-tombol lift kini sudah menunjukkan angka 11. Suara dentingan terdengar setelahnya. Yura yang kantornya berada di lantai 11 pun harus berpisah dengan Laras.
"Gue duluan," ucap Yura sebelum melangkah keluar dari lift namun detik berikutnya ia memutar tubuh menghadap Laras, "It's nice to see you again, Ras."
Begitu pintu lift kembali tertutup, di tengah-tengah karyawan lain yang masih tinggal di dalam lift, Laras menghembuskan napas lega. Walaupun bayangan Yura beberapa tahun lalu masih muncul dalam benaknya, Laras yakin jika Yura yang sekarang ditemuinya adalah Yura yang berbeda. Jika dirinya saja bisa berubah setelah bertahun-tahun lamanya menjadi Laras yang lebih baik, tentu Yura juga. Pada dasarnya, Yura memang baik. Bahkan, ketika Laras jujur pada Yura bahwa dirinya memiliki perasaan pada Arya di saat keduanya masih bersama, Yura membalas dengan senyum sembari berujar bahwa dirinya tidak perlu merasa bersalah menyimpan rasa pada kekasih orang.
Yang Laras tidak tahu adalah yang terjadi di hari-hari setelahnya. Ia kira, berkata jujur pada Yura akan menyelesaikan rasa bersalahnya. Ia akan menjadi lebih tenang. Namun, siapa sangka hari-hari Laras di sekolah setelahnya menjadi mimpi buruk. Untuk sampai di kelasnya, Laras harus melewati dulu kelas Yura di mana teman-teman Yura selalu berkumpul di depan kelas setiap paginya. Sebelumnya, Laras tidak memiliki masalah dengan hal itu. Namun, mimpi buruknya datang juga ketika teman-teman Yura memberinya tatapan sinis dan sindiran pedas setiap pagi saat dirinya datang ke kelas.
Hubungan pertemanan Laras dan Arya rusak begitu saja setelah lelaki itu mengetahui dirinya menyimpan perasaan padanya. Laras jelas mengetahui jika dirinya menjadi bahan pembicaraan banyak orang di sekolahnya setelah itu. Berkata jujur pada Yura ternyata malah meperburuk situasinya. Selama enam bulan, Laras harus tahan ketika Arya memilih untuk menjauh demi menjaga perasaan Yura. Namun, Arya dan Yura pada akhirnya memutuskan untuk berpisah. Laras kembali menjadi sasaran teman-teman Yura yang menganggap bahwa dirinyalah penyebab Yura putus dengan Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To you.
ChickLit[Daftar Pendek Wattys 2022] Laras baru saja berhenti dari pekerjaannya setelah kontrak kerja tiga tahunnya berakhir. Menginjak usia 27, Laras masih ingin mencari tahu banyak hal tentang dirinya sendiri. Masih banyak mimpi-mimpinya untuk orang-orang...