Jarum jam di pergelangan tangan Laras masih menunjukkan pukul setengah sebelas ketika dirinya keluar dari stasiun kereta api bersama Arya, Farel, Revan, Fani, dan Mas Pandu. Karena yang lain sudah memiliki acara masing-masing, Laras akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah dengan ojek online. Perempuan itu sibuk menatap layar ponselnya yang kini menampilkan aplikasi pemesanan ojek online. Tak lama, Laras mendengar Fani dan Mas Pandu yang sudah berpamitan terlebih dahulu. Kepergian Fani dan Mas Pandu tersebut kemudian disusul oleh Farel dan Revan. Kini, hanya tersisa Arya yang masih setia berdiri di sampingnya dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana.
"Lo nggak pulang?" tanya Laras menoleh pada lelaki yang berdiri di sampingnya itu.
Arya memutar tubuhnya menghadap Laras, "Lo duluan, deh."
Laras kemudian menunjukkan layar ponselnya pada Arya sesaat, "Ini gue lagi pesen ojol."
"Entar sore ikut gue hunting foto, yuk, Ras," ajak Arya setelahnya.
Dahi Laras langsung ketika wajahnya tertoleh menatap Arya dengan tanya, "Ngapain?"
"Nanti gue jemput ke rumah, ya," ujar Arya yang tidak menerima penolakan dari Laras kali ini.
"Gue belom bilang iya, loh," protes Laras menatap Arya malas dari balik kacamatanya.
"Ah, gue yakin lo juga pasti mau ikut," balas Arya percaya diri.
"Dih, pede banget Mas-nya. Emang mau ke mana, sih?" tanya Laras pada akhirnya.
"Ya... jalan-jalan aja keliling Bandung," ada ragu dari balik kalimat Arya yang sebenarnya tidak memiliki rencana untuk hunting foto sore ini sebelum ia melanjutkan kalimatnya, "Gimana? Mau, kan?"
Laras terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk, "Boleh, deh."
Arya tersenyum, "Gue jemput abis asar, ya."
Laras kembali mengangguk, "Oke."
Bukan hal yang asing bagi Laras untuk membuat keputusan impulsif. Teman-teman dekatnya pun mengatakan bahwa Laras paling mudah diajak pergi ke luar secara dadakan. Laras juga yang paling semangat jika ada temannya yang mengajak dirinya untuk bertemu. Ada cerita di mana saat dirinya masih kuliah, Mutia berkunjung ke rumahnya untuk mengantar kado ulang tahun. Kemudian Mutia juga akan mampir ke rumah Rika, Nadya, dan Salsa dengan tujuan yang sama. Laras mengantar sahabatnya itu sampai teras rumah tanpa mengetahui jika Rika ternyata ikut dengan Mutia pergi ke rumah Nadya. Laras yang melihat ketiga sahabatnya itu berkumpul di rumah Nadya pun akhirnya menyusul tanpa berpikir panjang. Dan setelah Laras sampai di rumah Nadya bersama Mutia dan Rika, mereka pun melanjutkan perjalanan ke rumah Salsa.
"Mas, hati-hati, ya, bawa motornya," ujar Arya pada driver ojek online yang akan mengantar Laras pulang ke rumah.
Laras yang sedang memakai helm langsung memberikan tatapan herannya pada Arya.
"Oh, iya. Siap, A'," balas sang driver.
Arya membalas senyum sang driver sebelum beralih pada Laras yang kini sudah duduk manis di belakang sang driver, "Lo juga hati-hati. Sampe ketemu nanti sore."
Laras mengangguk-anggukan kepalanya, "Makasih, Ar."
"Mari, A'," ujar sang driver kepada Arya sebelum melajukan motornya meninggalkan stasiun.
Arya membalasnya dengan anggukan.
"Pacarnya, ya, Néng?" tanya sang driver di tengah-tengah perjalanan.
"Iya, Mas? Kenapa?" tanya Laras yang kurang jelas mendengar pertanyaan driver karena angin dan juga helm yang dirinya kenakan.
"Aa' yang tadi pacarnya, Enéng?" tanya sang driver lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
To you.
ChickLit[Daftar Pendek Wattys 2022] Laras baru saja berhenti dari pekerjaannya setelah kontrak kerja tiga tahunnya berakhir. Menginjak usia 27, Laras masih ingin mencari tahu banyak hal tentang dirinya sendiri. Masih banyak mimpi-mimpinya untuk orang-orang...