Empatpuluh tiga

104K 13.2K 6.3K
                                    

Semua orang sempurna, Semua orang mengelilingiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang sempurna,
Semua orang mengelilingiku.
Membodohiku,
dengan sempurna

H A P P Y R E A D I N G ❤

***

"Kelainan jantung yang dialami Kenzie ini belum mencapai tahap berat, masih bisa diobati serta diatasi tanpa melakukan transplantasi jantung atau menggantinya dengan jantung baru. Dari bayi Kenzie sudah rutin melakukan kontrol dan cek, dan saya sudah sering mengingatkan agar dijaga selalu kondisinya. Jangan terlalu banyak melakukan aktivitas, bermain pun harus dibatasi"

Dokter itu menghela nafasnya berat kembali menatap Keano, "Jangan biarkan ia menghirup asap kendaraan, untuk itu saya menyarankan tinggal di daerah yang jauh dari perkotaan atau daerah yang masih sejuk udaranya"

Keano hanya diam memperhatikan ruangan putih yang di dalamnya terbaring tubuh mungil Kenzie, dengan infus dan selang oksigen yang menempel di hidungnya.

Dokter Gara pamit pergi setelah menjelaskan kondisi Kenzie, meninggalkan Keano yang diam tanpa mengalihkan pandangannya. Tak bisa di pungkiri air matanya luruh melihat lemahnya tubuh kecil itu, ia menyeka air matanya sambil meletakan telapak tangannya di kaca pembatas ruangan

Buka mata kamu ya, Ayah mau ngomong, Keano menarik tangannya kembali lalu memasukannya ke saku celana

"Keano!"

Lelaki itu membalikan tubuhnya, disana seorang wanita menghampirinya bersama anak laki laki di sampingnya.

Wanita itu memeluk tubuh Keano dan dibalas pula oleh Keano, kemudian melepaskannya. Lalu matanya melirik anak yang ikut bersamanya, ia tersenyum kecil. Sangat kecil hingga hampir tak terlihat

"Zie dimana?" tanyanya

Keano menunjuk ruangan di depannya dengan lirikan mata. Sementara dirinya mendudukkan dirinya di kursi tunggu sambil memijit keningnya pelan


"Om Papah, adek kenapa masuk ruangan itu lagi" tanya anak laki laki tadi membuat Keano menatapnya

"Om Papah, Vier kangen. Kenapa ga ke rumah lagi?" lanjutnya mendekat

"Om Pap--"

"Xavier..!" ucapan anak itu terpotong mendapat tatapan tajam Ibunya

Anak laki laki itu menunduk, "Maaf Mamah"

Langkah kaki membuat ketiga orang itu menoleh ke lorong dimana Arlan dan Liora berjalan sedikit berlari ke arahnya. Begitu sampai di depan Keano, Arlan mengeletukan giginya memandang adik iparnya tajam

Young Parents [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang