Enampuluh empat

155K 12.5K 4.8K
                                    

Untuk yang sedang menjalankan ibadah puasa di hari pertama, semangat 💪

__________________

Akhir yang indah, tidak selalu diawali dengan awalan yang indah juga.

[YoungParents]

H A P P Y R E A D I N G ❤

***

Sekarang ini Keira bersama bundanya tengah sibuk di dapur membuat beberapa makanan untuk lelaki di ruang tamu sana. Bukan rumah bundanya melainkan rumahnya sendiri, Keira yang meminta. Toh itu acara untuk merayakan kelulusan Keano.

"Aldi dan Viona benar benar nggak datang Kei?"

Intan menghentikan tangannya yang sedang mencuci sayuran, kepalanya menoleh ke samping melihat Keira yang menggeleng. Wanita itu membuang nafasnya berat, dua orang tua tersebut bisa dibilang egois.

"Aku pribadi nggak mau bertemu Papa bun, tapi Keano berharap mereka bakalan datang. Jadi sebelum berangkat tadi, aku hubungin Rara untuk ngajak mereka datang. Katanya Papa lagi banyak urusan dan Mama gak tau, nggak keluar kamar dari semalam" ujar Keira.

"Mau gimana pun, aku gak berhak mutusin hubungan anak dan orangtua nya. Keano, dia masih bergantung"

Keira terdiam sebentar sebelum kembali melanjutkan masaknya. Rasa bencinya untuk Aldi tidak akan hilang, perkataan pedas dan menusuk pria itu untuk anaknya akan selalu ia ingat. Keira tidak munafik, dia tipe orang yang akan dengan gampang memaafkan, tapi susah untuk melupakan kesalahan. Bekasnya akan selalu teringat di hati dan otaknya.

"Kenzie gimana keadaannya? Bunda liat dia makin gemuk semenjak ketemu bundanya" tanya Intan.

"Aku dan Keano seminggu sekali rutin periksa dia, liat perkembangan jantungnya. Penyakit bawaan kata dokter memang butuh waktu yang lama untuk sembuh, asal kondisinya selalu di pantau dan obatnya selalu di minum" jawab Keira, perempuan itu melepaskan celemeknya dan berjalan ke wastafel.

Entah sampai kapan Kenzie akan benar benar sembuh, bisa bermain bebas seperti anak lainnya. Semakin dewasa nanti, anak itu semakin mengerti dan paham dengan tubuhnya. Keira tidak mau nantinya Kenzie akan minder berteman karena merasa malu dengan penyakitnya.

"Pasti sembuh, bunda percaya kamu" ucap Intan memegang kepalan tangan Keira.

"Non di panggil Tuan" ujar bi Lily membuat Keira berbalik. "Di kamar" tambahnya.

Keira menggangguk, meninggalkan dapur dan naik ke atas. Ia membuka pintu kamar melihat Keano yang tengah duduk di kasur tanpa memakai baju atasan.

"Kenapa?"

Lelaki itu menoleh ke belakang, menggerakan tangannya menyuruh Keira mendekat. Begitu sudah duduk di samping, ia melilitkan tangannya di perut itu. Sambil menjatuhkan dagunya di leher Keira.

"Berat gak Kei bawa bawa perut kaya gini" tanyanya sambil merapatkan pelukannya.

"Berat" Keira menjauhkan tangan Keano yang dengan kencang memeluk perutnya. Bukan apa, nafasnya jadi sesak.

Keano melepaskan pelukannya, sedikit menurunkan kepalanya sejajar dengan perut Keira. Tangannya menyingkap baju itu membuat perut buncit Keira terlihat. Keano tersenyum kecil, dengan lembut mencium perut itu.

Young Parents [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang