Young Parents [Terbit]

Limapuluh tiga

Kebahagiaan itu datang karena diri sendiri, bukan orang lain. Mau bahagia, ya usaha dulu.

[YoungParents]

H A P P Y  R E A D I N G ❤

***

"AULOLA!!"

Gadis kecil yang sedang bermain dengan bonekanya di depan rumah menoleh saat mendengar teriakan seseorang dari samping rumahnya. Mengetahui siapa yang memanggil membuatnya malas, ia meletakan bonekanya dan berjalan menghampiri asal suara itu.

"Kenapa lagi Ken? Kamu mau ikut aku main boneka. Kamu kan cowok masa main boneka sih" tanyanya cemberut

Kenzo tersenyum lebar. "Ndak, Ken mau ajak Aulola main te lumah" balasnya

Aurora menggelengkan kepalanya, tanpa membalas ia kembali berbalik dan berjalan masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Kenzo yang membulatkan mulutnya melihat itu.

"Ko Ken di tinggal"

"Aulola tahat" dumelnya lalu turun dari kursi yang di naikinya dan masuk ke dalam rumah dengan wajah cemberut.

Keano yang sedang duduk di ruang tamu mengerutkan keningnya melihat wajah anaknya seperti itu. Mendengar teriakan tadi, ia sudah bisa menebak apa yang terjadi. Lelaki dua anak itu menarik tangan Kenzo hingga duduk di pangkuannya.

"Ken ti tinggal, Ayah" ucap Kenzo mendongak

"Masih kecil jangan suka sukaan makannya, main aja kerjaan kamu tuh" Keano mencubit pipi anak itu gemas

"Nda mana?"

"Di kamar sama Zie, jangan ganggu" balas Keano sambil tangannya menekan remot tv

"Tenapa" tanya Kenzo

"Mending sama Ayah" ucap Keano

"Mau cama nda"

Kenzo turun dari pangkuan Keano lalu melangkah ke atas, menyisahkan lelaki itu yang terdiam melihat punggung kecilnya menghilang.

Tatapannya jatuh melihat jari manisnya yang terbalut cincin perak, cincin pernikahannya. Cincin itu belum pernah ia lepaskan setelah akad nikahnya dulu. Meski kata teman temannya itu membuat penampilannya terganggu, Keano sama sekali tidak berniat melepaskan cincinnya. Orang tuanya pun pernah mengatakan jika ingin dilepaskan tidak apa apa, namun ia juga tidak melepaskannya.

Entah kenapa cincin ini mempunyai makna dan arti sendiri untuknya. Meskipun bukan dirinya yang membeli. Cincin sederhana yang menjadi lambang pernikahannya dengan Keira. Benda kecil yang menjadi saksi bisu perjalanan rumah tangganya.

Bahkan ketika Keira melepaskan cincin itu dari jarinya, ia tidak melakukan hal yang sama. Lagipula wajar Keira melepaskan cincinnya, karena waktu itu dirinya masih sekolah. Lebih tepatnya bukan melepaskan, hanya dijadikan bandul kalung dan di pasang di leher.

"Ini gue lepas ya"

"Lepas, Kenapa?" Keano mengerutkan keningnya

Keira memutar matanya malas. "Gue pindahin jadi bandul kalung, kalau di pasang di jari manis nanti orang orang pada curiga"