Empatpuluh enam

104K 12.3K 4.2K
                                    

HaiHai
Ko cepet banget si up-nya,
Gini guys, seharusnya part ini double up sama part kemarin. Tapi karena ada kendala sedikit akhirnya part ini nyusul ^^

Siapkan hati kalian untuk di obrak abrik 👊

___________________________

Egois yang akan menghancurkan,
Kehilangan yang akan menyadarkan.

[•••]

H A P P Y   R E A D I NG ❤

***

Orang yang dari tadi melihat itu tersenyum miring, peluang yang bagus. Dengan ini akan membantu rencananya

"Nda ken lapel" ujar Kenzo

"Sini makan makanan yang tadi di bawa Bibi" Keira hendak membuka bekal makanan, namun suara Kenzo menghentikannya

"Mau ciki"

Keira menghela nafasnya kembali menutup bekal itu, "Makan ciki gak kenyang, mending makan nasi sama Bunda"

Kenzo menggeleng, hal itu membuat Keira bingung. Antara pergi membelikan anak itu makanan atau tetap menunggu disini.

"Nanti ya"

Perasaan nya tidak tenang kalau meninggalkan Kenzie disini. Ibu nya itu belum datang dari toilet, dan Keano entah pergi kemana

"Pergi saja Keira, biar saya yang menunggu Zie"

Suara itu mengagetkan Keira, perempuan itu menoleh ke belakang melihat Anggun yang tersenyum ke arahnya

"Ayo Nda" ajak Kenzo menarik tangan Keira

Keira terdiam sebentar sebelum akhirnya ia berdiri berhadapan dengan Anggun. Wanita yang tingginya hampir sama dengannya. Jika dilihat dari fisik, Anggun terbilang cantik. Rambut sebahu berwarna coklat yang serasi dengan warna kulitnya yang tidak terlalu putih, serta mata hitamnya yang sedikit sipit. Dan senyum yang selalu di tebar, wanita ini terlihat lebih tua darinya

Bukan kah fisik ini yang disukai Keano. Lelaki itu pernah bilang tidak terlalu menyukai perempuan yang terlalu cantik. Alasnya agar tidak ada lelaki yang terlalu menyukai perempuannya itu.

Keira pergi tanpa mengucap apapun ke Anggun. Sebenarnya ia ingin bilang tolong, namun mulutnya tidak bisa terbuka berbicara

Sepeninggal Keira, Anggun duduk di kursi tempat Keira duduki tadi. Ia melihat paper bag nasi itu

"Kamu beruntung Keira dikelilingi orang orang yang sayang kamu" gumannya "Tidak seperti aku"

Mulutnya tersenyum memasukan bekal itu kembali ke dalam bungkusannya. Tangannya merogoh saku mengambil ponsel namun tak menemukannya

"Handpone aku dimana ya, apa ketinggalan di kamar mandi"

Wanita itu menepuk keningnya, "Kenapa bisa lupa si. Gimana nih, kalau aku tinggal Zie gak ada yang nungguin"

Kepalanya melirik dokter yang masih memeriksa di dalam, "Aku ambil sebentar, kayanya dokter itu masih lama"

Ia berjalan meninggalkan ruangan itu. Dan tak lama orang yang dari tadi bersembunyi keluar dengan senyumannya

"Bagus, pergi yang lama agar gue bisa ngejalanin rencana gue" ucapnya

"Untung gue selalu bawa obat ini kemana mana" gumannya memegang botol kecil di tangannya

Young Parents [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang