0.9

736 31 6
                                    

Dont be a silent reader! Please comment and vote, thank you so much!

Elena's pov

Sudah lama setelah aku dan Harry berbuat 'itu' lagi, aku belum juga mendapat datang bulan.

Kami-aku dan Harry- baru saja menaiki mobil, kami berencana akan menginap di villa Niall untuk 2 minggu kedepan. Kami juga tidak izin kuliah karena kuliah diundur berhubung sebentar lagi akan natal.

Aku bersama Harry pergi menaiki range rovernya, namun perutku tiba-tiba saja kram.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Harry, "perutku hanya sakit" ucapku. "Umm, El" panggil Harry.

"Ada apa?" Tanyaku, "a..aku tidak bermaksud ah maksudku umm, kau lihat tempat dudukmu" ucap Harry. Aku pun melihat tempat dudukku, dan sudah ada banyak darah datang bulanku, kenapa ia tidak memberitahukanku dari tadi?!

"Kau membawa benda itu? Atau aku belikan, kau tunggu di sini ya" ucap Harry. Akupun menunggu di mobil, ia menyebrang kearah supermarket disebrang jalan kemudian kembali dengan membawa banyak sekali benda itu.

"Aku tidak mengerti, jadi aku belikan saja semuanya. Ada yang slim, night, day dan lain-lain semuanya complete" ucap Harry. "Dan aku membelikanmu celana dalam" ucapnya lagi.

Aku pun kebingungan akan memasang dimana, dan rokku pun juga basah.

"Kau memasangnya di toilet supermarket itu saja, biar aku temani" ucap Harry, "bukan masalah itu, aku tidak membawa celana ganti" ucapku.

"Kau buka saja celanamu yang itu, pasang dulu benda itu kau memakai kemejaku saja dulu, ada dibelakang. Dan rokmu ini biarku cucikan dengan air kemudian nanti akan kering saat kita sudah sampai dirumah Niall" ucap Harry, aku pun setuju. Aku segera melepas rokku kemudian memakai kemejanya dan segera memasuki supermarket itu, aku mengganti semuanya. Saat aku kembali mobil dan rokku sudah bersih, Harry telah membersihkan semuanya.

Aku salut, dia sangat perhatian padaku.

**

"Elena, wake up. Kita sudah sampai, kau bisa memakai rokmu lagi. Sudah kering" ucap Harry, "Har, aku akan memakai kemejamu untuk sementara waktu" ucapku kemudkan kami turun dari mobil.

"Kemejamu Har?" Tanya Niall, "yep, ia bocor tadi" ucap Harry. Aku yang masih dipelukannya karena aku masih mengantukpun mencubitnya.

"Lagian kalian bagaimana, mau menginap 2 minggu kedepan tetapi kalian tidak membawa baju" ucap Niall, "kami ingin membeli baju disekitar sini" ucap Harry, "aku mengantar dia ke kemar dulu ya, sepertinya sangat mengantuk" ucap Harry lagi kemudian menggendongku ke kamar yang disiapkan Niall. Aku pun tertidur dikamar itu, perutku sangat-sangat sakit.

**

Malam hari saat aku terbangun, rasa sakit di perutku tak kunjung hilang. Harry yang sudah tidur pun terbangun karena eranganku, "maaf," ucapku pada Harry, "kau kenapa?" Tanya Harry.

"Perutku sakit sekali," ucapku ia pun langsung bergegas keluar kamar dan mengambil air panas didalam botol serta makanan, sehabis ia masuk the boys yang ikut menginap pun menatapku dengan rasa iba, merekakan tidak pernah merasakan sakitnya menstruasi.

Harry langsung menaruh botol panas pada perutku yang terasa di tusuk-tusuk, semuanya terasa lebih baik saat permukaan botol yang berisi air panas itu mengenai permukaan perutku.

"Kau makan ya," ucap Harry, "aku tidak ingin makan, aku tidak lapar" ucapku. "Jika kau tidak makan, aku juga tidak akan makan. Agar rasa sakit kita rasakan bersama" ucapnya, aku pun akhirnya setuju untuk makan.

"Harry, darimana kau tahu botol berisi air panas bisa menyembuhkan sakit perut?" Tanyaku setelah selesai makan dan the boys sudah kembali ke kamar masing-masing.

EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang