3.8

391 30 19
                                    

Harry's pov

I kissed her, she kissed me back. I put my hand around her waist. I kissed her neck. "Harry,"

"Ada telfon." Ucapnya. Aku menghentikan aktivitas kami lalu aku mengangkat telfon.

"Harry," ucap Elena, yang sudah aku tinggalkan setahun belakangan ini. Aku sangat merindukannya. Ada apa?" Tanyaku. "Aku akan pergi bersama Kath, Gemma dan Anne ke Paris. Kau mau ikut?" Tanyanya.

"Jika aku mau, aku akan menyusul nanti." Ucapku, "Oke, aku hanya ingin memastikan liburan pertama Kath dengan ayahnya." Ucapnya.

"Aku sedang bersama the boys sekarang, kau dimana?" Tanyaku. "Di airport. Bersama Louis, Eleanor, Gemma, Anne, Kath dan Niall." Ucapnya.

"Ya aku bersama Liam dan Zayn, titipkan salamku untuk mereka. See you soon." Ucapku. "I miss you. Its been a year," ucapnya lembut. "I miss you too." Ucapku.

"I love you, Harry." Ucapnya, "I know." Ucapku kemudian mematikan telfon. Aku harus segera menyusul mereka ke Paris. Aku akan berangkat besok.

"Aku akan pergi ke Paris sayang. Kau ikut?" Tanyaku. "Bolehkah aku membawa Jeannine?" Tanya Elsa. "Sure," ucapku. Ia pun tersenyum dan mengangguk.

**

Elena's pov

Aku sampai di Hotel tempat kami menginap di Paris. Tepatnya ini adalah Apartment karena ini seperti rumah dan sangat besar.

Aku mendengar Kath menangis, aku yang sedang meninum teh pun bangun. "Biar aku yang urus," ucap Gemma. Aku mengangguk kemudian duduk dan meminum teh lagi. Aku menghadap kearah Eiffel Tower.

"El, tidak usah dipikirkan. Ia pasti datang." Ucap Niall yang duduk disampingku. "Aku bukan memikirkan tentang itu," ucapku.

"Aku memikirkan bagaimana nasib hubunganku dengannya, bagaimana selanjutnya. Apakah aku harus diam dan tetap menjalaninya atau menyudahinya. Jika menyudahinya, sanggupkah aku melihat Kath tidak memiliki ayah? Sanggupkah aku menjadi single parents?" Ucapku. Aku tidak bisa menangis sama sekali karena air mataku sudah kering setahun ini menangis.

"El, sudahlah." Ucapnya kemudian mengusap punggungku.

**

"Good morning, mum. Dimana Elena?" Tanya seseorang. Aku membuka mataku dan menemukan bahwa itu Harry. Ia datang dengan Elsa dan Jeannine.

Ia melihat kearahku, aku hanya tersenyum. "Gemma," ucap Harry. Namun Gemma tidak menanggapinya. Aku baru sadar bahwa kami semua berada diruangan ini. Melihat Harry dan Elsa.

"Tolong cari Apartment lain jika kau benar-benar membawa perempuan itu. Dan aku bukan kakakmu." Ucap Gemma. Harry hampir membentak Gemma namun Anne telah berkata, "Gemma benar." Ucap Anne.

"Man, you better go." Ucap Louis. "Harry, kami tidak ingin ada pertengkaran." Ucap Eleanor. "Silahkan keluar," ucap Gemma.

"Tapi aku diundang kesini oleh Elena." Ucapnya. "Elena mengundangmu, bukan mantan istrimu dan anaknya." Ucap Niall. "Harry," ucapku melerai semua pertengkaran ini.

"Kau tidak merindukan Kath?" Tanyaku. Ia tersenyum, melangkah kearahku lalu memelukku. Aku tidak memeluknya balik. Ia langsung masuk ke kamar yang ada dibelakangku, kamarku dan Kath selama di Paris. Aku mengikutinya dari belakang.

Elsa ingin mengikutinya namun Gemma melarangnya.

"Kath, kau sudah besar!" Ucap Harry kemudian mencium Kath. "Daddy merindukanmu." Ucapnya kemudian memeluk Kath.

"Harry, aku merindukanmu." Ucapku. Harry memelukku kemudian menciumku. Aku memeluknya erat. "Aku tidak mau kau pergi lagi," ucapku. "Elena, aku akan mencari Apartment bersama Elsa dan Jean." Ucapnya mengalihkan pembicaraan.

"Tidak, aku mohon kau tinggal disini. Bersama Kath dan bersamaku. Harry, aku memohon." Ucapku. Ia tersenyum. "Baiklah," ucapnya. Ia segera keluar.

"Elsa, sorry. Namun aku harus menemani Elena dan Kath." Ucapku. Ia memanyunkan bibirnya. "Aku pulang saja!" Pekiknya kemudian menggendong Jeannine dan pergi. Harry tidak mengejarnya sama sekali.

**

Gemma's pov

Saat malam, semuanya sudah tidur aku menatap Paris yang indah dari balkon. Seseorang menepuk pundakku. "Belum tidur?" Tanyanya. "Seperti yang kau lihat." Ucapku dingin.

"Gemma, sampai kapan kita akan seperti ini? Kita kan adik-kakak. Aku ingin kita seperti dulu." Ucap Harry. Aku tergelak ironi, "Seperti dulu? Maksudmu sebelum kau menamparku demi mantan istrimu yang penggoda itu?" Tanyaku.

"Gem, aku hanya mencintai Elena." Ucapnya. "Lalu apa maksudmu, bodoh? Apa maksudmu memilih Elsa dan meninggalkan anak kandungmu dan istrimu?!" Pekikku.

"Entahlah." Ucapnya. "You asshole." Ucapku. "Sekarang kau pilih," ucapku lagi. "Jawabannya pasti, dan selalu Elena." Ucapnya.

"Lalu-"

"Sudahlah, Gem. Aku memilih Elena."

"Promise me you'll never hurt her again?"

"I promised to you."

"Theres my lil bro!" Pekikku, ia memelukku erat sekali.

**

Elena's pov

Aku bangun karena suara Kath menangis, namun sebelum aku bangun seseorang sudah menenangkannya. Aku melihat kearah Harry yang sedang menggendong Kath.

"Mau jalan-jalan?" Tanya Harry, "Aku?" Tanyaku. "Aku berbicara sama siapa lagi selain kamu," ucapnya. "Oh, sorry. Aku sedang tidak enak badan. Period." Ucapku. Ia tersenyum. "Well, i go for a walk with Kath, Jean and Elsa. Can i?" Tanyanya.

"Sure," ucapku kemudian tersenyum.

**

Aku masih di Apartment dan craving for chocolate and Lasagna. Gemma dan Anne juga sedang pergi jadi aku sendirian. Seseoranh memencet bel, aku membukanya. "Come in," ucapku yang melihat Harry yang menuntun Jean berjalan dan Elsa menggendong Kath. Mereka duduk di sofa.

"Aku membawakanmu ini," ucap Harry kemudian memberiku paper bag. Aku membukanya, "I bought you tampons, pads, chocolate and lasagna." Ucapnya. Aku tersenyum. "Kath sepertinya mengantuk, aku akan mengantarnya ke kamar." Ucapku. Elsa memberiku Kath dan aku segera menaruhnya dikasurnya.

Aku kembali ke sofa, "Mama, Daddy. Dia siapa?" Ucap Jean yang sudah pandai berbicaranya. "Dia aunty Elena. She's your stepmother." Ucap Harry kemudian memeluk Jean.

"Dia pernah mencubitku," ucapnya.

Tidak mungkin. Tidak mungkin anak kecil bisa mengingat itu. Bahkan aku tidak melakukannya.

"See, Elena? Im trying to trust you but you know what? You lied. You pinch her!"
Pekik Harry. "No. It doesnt make sense, Harry. Tidak mungkin anak umur 3 tahun bisa mengingat kejadian itu dan bahkan aku tidak melakukannya."

"Dia yang berbicara sendiri!"

"Leave me alone." Ucapku. "Keluar!" Pekikku. "Sekarang!!!" Pekikku lebih keras. Jean menangis kencang. "Stop yelling in front of my daughter!" Pekiknya.

"Stop." Ucapku. "Leave me," ucapku pelan dan mengeluarkan isakan tangisku. Aku menghapusnya dan menatap Harry. "Please," ucapku. Ia mengangguk kemudian tergelak ironi. "You invited me here and you tell me to leave, how cool is that." Ucapnya kemudian menggendong Jean dan keluar bersama Elsa.

Aku mengistirahatkan badanku di sofa, aku menghapus air mataku kemudian melihat benda di depanku. Ini akan menghilangkan sedikit rasa sakit.

**

HALLO!
Btw pada ship Helena atau Helsa nih?? Atau malah Harbara? Atau malah Hamanda? hahahah x pls vote for your best couple!

EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang