3.0

502 29 7
                                    

Elena's pov

Seseorang mengetuk apartmentku, aku membukakannya. Ketika aku melihatnya aku langsung mendorongnya namun ia lebih kuat dariku. Ia mendorongku masuk. Aku memukul dadanya namun ia malah memelukku.

"Tenang, Boo." Ucapnya. "Lepaskan aku! Brengsek! Lepaskan!" Pekikku. Ia memelukku lebih dalam dan mencium puncak kepalaku. Aku pun akhirnya menangis dipelukannya.

"Lepaskan" ucapku yang makin lama makin pelan, aku jatuh terduduk dihadapan Harry. Kaki ku sudah tidak sanggup menahan. Harry langsung menggendongku dan menurunkanku di sofa.

"Elena, can we started it all over again?"

"No, i cant. Its enough Harry! Enough! Dont do this to me again. Im so tired. I want to suicide but i just want to know whats next and what happen! I stay but you leave me,"

"I never leave you, Honey. Im really really sorry. Please forgive me and be mine again."

"Be yours? No. Im done?"

"I apologize please." Ucapnya, aku menggeleng. "Aku akan tinggal disini sampai kau memaafkanku, aku takut kau melakukan hal macam-macam" ucapnya lagi. Aku memejamkan mata tidak peduli. Ia mengecup mulutku.

**

"Mau sarapan apa?" Tanya Harry, "kenapa sih kau tidak pulang saja?" Tanyaku. "Ingat, sampai kau memaafkanku." Ucapnya.

"Aku sudah memaafkanmu sejak dulu, aku tidak bisa marah padamu. Aku hanya kecewa," ucapku, ia tersenyum kemudian memelukku. "Kalau kau memaafkanku pasti kau memelukku balik, see? Kau tidak memaafkanku" ucapnya. Aku tersenyum dan berjinjit meraih pipinya kemudian mengecupnya.

"Aku mencintaimu," ucap Harry, "dan aku tidak akan berpaling ke perempuan manapun lagi" ucap Harry. "Aku juga mencintaimu!" Ucapku kemudian loncat kearahnya, ia menangkapku dan menggendongku.

Ia mencium bibirku, aku membalasnya. Ia menurunkan ku di kasur. Ia mengimpitku. "Harry, kau berat. Aku tidak bisa nafas" ucapku, Harry tertawa kemudian ia bertumpu di sikutnya. Ia menciumku lagi. "Harry, aku akan pergi dengan Niall hari ini" ucapku. Namun Harry malah mencium leherku.

Seseorang membuka pintu, kami menengok kearahnya. "Maaf jika mengganggu," ucapnya kemudian keluar. Aku mendorong Harry dan mengejarnya.

"Niall!" Pekikku, namun ia masih saja berjalan. "Niall!!" Pekikku kemudian menarik tangannya, ia berbalik kearahku. "Ada apa?" Tanya Niall. "Tidak jadi jalan?" Tanyaku. "Kan kau sedang bersama Harry, kapan-kapan saja ya" ucapnya kemudian berjalan lagi.

**

halo!
Aku baru saja melihat comment, terimakasih sudah comments ya :) aku mohon kalian comments dengan cara yang lebih sopan. Aku menerima kritikan but dont be rude, guys. I work hard for this fanfiction. Aku minta hargai fanfiction ini. Comments diterima untuk mengetahui keburukan/kekurangan dari fanfiction ini. ;)

Thanks.

EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang