0.5

1K 38 3
                                    

Zayn's pov

Setelah kejadian itu aku memang tinggal sekamar di hotel bersama Elena karena ia merasa lebih nyaman.

Tapi sekarang sudah jam 10 malam dan ia belum kunjung pulang, tadi ia izin mau ketemu teman lamanya tapi itu 5 jam yang lalu.

Knock..knock

Aku membukakan pintu berharap itu Elena, dan benar itu Elena.

"Hai Zayn" ucapnya lemas, "kau tidak apa-apa?" Tanyaku. "Aku hanya pusing" ucapnya lagi. "Kau mabuk ya? Bau alcohol sangat tercium, El" ucapku.

Ia malah mendorongku kearah tembok, "i love you, Zayn" ucapnya kemudian menciumi leherku. "Tidak, El. Walaupun aku mencintaimu Harry tetaplah temanku." Ucapku kemudian mendorongnya.

"Zayn pleaseee, aku mencintaimu"

"El, kau butuh istirahat" ucapku kemudian menggendongnya ke kasur. Setelah itu aku pun tertidur di sofa.

**

Pagi-pagi aku sudah melihat Elena yang muntah-muntah.

"El kau baik-baik saja?"

"Ini hanya efek mabuk, Z"

"Oh, aku tidak pernah mabuk sebelumnya"

"Okay, ini mungkin agak awkward tapi tadi malam aku bermimpi menciummu" ucapnya yang membuat mataku terbelalak, "itu bukan mimpi" ucapku pelan.

"Pardon? Apa yang aku lewatkan, Zayn?" Tanyanya, "k-kau menciumku tadi malam--tapi tenang saja aku tidak membiarkanmu berbuat denganku, Harry adalah temanku juga, El" ucapku.

"Okay, maaf sudah menciummu" ucapnya, "its all good" ucapku kemudian meninggalkannya yang melamun.

Elena's pov

Aku benar-benar tidak habis pikir, mengapa aku mencintai Zayn disaat rumit seperti ini?

Tapi percayalah, dihatiku masih ada Harry si bajingan.

"Zayn, konser dimulai sebentar lagikan? Ayo kita turun. Mereka pasti sudah menunggu" ucapku, "ap-oh iya ayoo" ucapnya sambil menarik tanganku.

Aku merasakan kupu-kupu terbang di perutku sekarang. Tidak!! Kau harus menghilangkan perasaan ini secepatnya, Elena.

**

"thank you all for coming tonight! Have a good dream. We're one direction, love you all" ucap Zayn mengakhiri konser kali ini.

Seperti biasa kami duduk di sofa, "jadi kalian masih marahan?" Tanya Liam.

"Jangan bahas itu sekarang" ucap Barbara, "Harry masih sakit, Liam" tambahnya.

Sakit? Harry sakit apa?

"Sakit apa?" Tanyaku, "belakangan ini dia jarang makanan dan tidak peduli dengan penampilan, Lou pun bingung melihatnya" ucap Barbara.

"Aku perlu bicara denganmu, Harry" ucapku kemudian menariknya kearah backstage lain, disini sangat sepi.

"Mengapa?" Tanyaku, "mengapa apanya?" Tanyanya. "Kenapa kau berubah? Aku bisa melihat itu, Harry. Matamu memancarkan kesedihan, dan terlihat kau sedang stress. Ada apa?" Tanyaku.

"Kau tidak menyadari semua ini, El? Kau menyakitiku. Dengan kau berhubungan dengan Zayn, kau menyakitiku" ucap Harry, "apakah melihatmu berhubungan dengan Barbara tidak membuatku sakit? Selama ini, aku tidak tahu. Kenapa kau tidak bilang dari dulu kau tidak puas denganku? Kenapa tidak dari dulu sebelum kita berbuat itu Harry?! Kenapa?!" Pekikku.

"Aaagghh! Sudahlah" ucapku kemudian meninggalkannya yang terlihat frustasi tapi ia menarik tanganku, "aku menyesal, aku benar-benar menyesal, Elena" ucap Harry sambil menangis, ia benar-benar menangis.

EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang