4.2

253 28 3
                                    

Elena's pov

"And the Lord will always guide you,
and satisfy your soul in scorched places,
and resurrect your bones, and you will be like a watered garden, and like a spring of waters that never fail. From you will rebuild the ancient ruins. The generations-old foundations
you will re-establish. They will call you the repairer of the breach,
the restorer of the ways of civilization"

"Rest in peace until the coming of
the consoler who will proclaim peace"

**

"Im her mother, Elena Brighton Styles. She's such a sunshine to me, when i feel dark, she always be the light. I dont care if i must die, ill die just for her. Im under pressure lately, but ill always take care of her. I dont know what happen with her, or what disease she have. But last night, i lost my sunshine. I lost my light. I lost her. I dont know what to say, but i just lost everything i have. Im such a dumb mother, this is all my fault." Ucapku kemudian mengelap air mataku. Harry segera berdiri di sampingku. "Elena, dont blame yourself." Ucapnya kemudian membantu ku duduk di kursi yang ada di upacara pemakaman ini.

**

Empat bulan berlalu setelah kepergian Kath, aku masih saja menangis. Mataku bengkak dan the boys dan Eleanor adalah penyemangatku. "El, dont cry." Ucap Louis kemudian mengelus punggungku. Eleanor berjalan kearah kami dan memelukku. "Elena, stop crying. We can make another one." Ucap Harry bercanda. Namun aku benar-benar tidak bisa menerima candaannya kali ini.

"Aku heran denganmu, kau menganggap kepergian putrimu itu mudah diterima. Apa karena kau masih punya anakmu yang satu lagi?" Ucapku berdiri di hadapannya. Menatapnya.

"El, im just kidding."

"It doesnt funny at all!" Pekikku kemudian menangis dihadapannya. Harry memegang bahuku namun aku mengelak.

"She need a space." Ucap Eleanor kemudian membantuku ke kamar. Kami berdua duduk di kasur, ia memelukku dan aku menangis dipelukannya. Liam masuk dan duduk didekat kami. "Elena, stay strong." Ucapnya kemudian mengelus punggungku. "Thanks" ucapku kemudian aku melepaskan pelukanku pada Eleanor dan memeluk Liam. "I need a rest," ucapku kemudian memakai selimut. "Have a good rest, baby." Ucap Liam, aku hanya tersenyum.

**

Aku membuka mataku dan sadar jika seseorang memegang tanganku. Harry. Aku segera menarik tanganku, Harry yang tadinya tertidurpun langsung terbangun. "El," ucapnya. "Maaf."

"A-aku, aku mau pergi." Ucapku. "Kemana?" Tanya Harry. "Bersama Eleanor." Aku tahu jawabanku tidak nyambung tetapi aku tidak mau dia ikut dan ku tidak mau dia tahu aku kemana.

"Dan Louis, aku tidak mau kau pergi dengan Eleanor saja. dan kau pasti tidak mau bersamaku." Ucapnya yang mendapat anggukan dariku.

**

Sudah malam namun aku, Louis dan Eleanor masih berjalan-jalan. Louis dan Eleanor berjalan mendahuluiku. Saat ditengah jalan aku melihat seseorang melambaikan tangannya kearahku. Aku kira itu adalah fansku namun dia terlihat menyeramkan. Aku berpikir, mungkin dia bukan melambaikan tangannya padaku. Aku melihat kebelakangku dan

"Tiiiiiiiiiiiiiiiin," bunyi klakson mobil pun menggema.

**

Maaf ini pendek banget iya aku tau tapi supaya dapet feels jadi aku stop disini.

What happen next?
Wayolo itu si Elena kok ada klakson mobil. HEHEHE. Stay tuned aja ya!

EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang