0.4

1K 52 4
                                    

Elena's pov

Akupun menginjak kaki Harry, "aw!! Elena ada apa sih?!" Tanyanya, "kau melihat apa?" Tanyaku.

"Tidak melihat apa-apa!"

Aku pun sangat kesal, "terserah! Aku ingin tidur sendiri dikamar! Kau diluar saja!!!" Ucapku sambil membanting pintu kamar kemudian menguncinya.

**

Dimana Harry?

Oh ya aku lupa, diakan aku usir. Akupun melihat jam dan terpampang jam 6 pagi. Saatnya membuat sarapan!

Aku membuka kunci pintu kamarku, aku melihat Harry yang sedang mengutak-atik laptopnya.

"Laptop siapa?"

"Barbara"

"Oh"

"Aku meminjamnya untuk mengerjakan tugas"

Aku pun segera membuat sarapan. Beribu pertanyaan di otakku, sejak kapan ia dengan mudah mengenal perempuan?

"Makanan sudah siap" ucapku kemudian menaruh makanan diatas meja, "Harry, makanlah. Tugas mu biar aku yang kerjakan" ucapku.

"Tidak usah, aku akan makan diluar dengan Barbara. Aku sudah ada janji dengannya" ucap Harry.

What? Di-dia lebih memilih Barbara dari pada aku?

Aku pun tersenyum kemudian masuk ke kamar dan mengunci kamar. Aku tahu Harry tidak akan mengetuk kamarku, ia bukan tipe cowok yang peduli.

**

Aku terbangun di jam 12 malam, tadi aku ketiduran di jam 7 malam. Aku terus menangis dan aku belum makan sama sekali.

Aku membuka pintu kamar dan melihat Harry sedang mencium Barbara.

DIDEPAN KAMARKU!

Yatuhan, aku segera membanting pintu dan masuk kedalam kamar. Aku menguncinya, Harry berusaha mendobrak pintu.

Aku segera berkemas dan aku membuka pintunya, kemudian mendorongnya jauh-jauh. Aku menamparnya namun ia memegang erat tanganku.

"Please,"

"Dengarkan aku"

"Aku bisa menjelaskan!"

"El!"

Itulah permintaannya untuk saat ini, ia pun menaruh tas yang ku bawa di dalam kamar. Aku menangis sejadi-jadinya.

Harry hanya memelukku dan menenangkanku tapi aku terus melawan. Aku tidak mau hidup dengan bajingan dan jalang ini!

Laptop! Dimana laptop itu?

Aku melihat kearah Barbara yang sedang menaruh laptopnya di kamarku, kau pikir itu tempat yang aman? Tidak!

Aku berlari menyusuri dapur, aku membuka lacinya dan menemukan pisau. Aku mengeluarkan pisau itu sebagai alat perlindungan.

"Bunuh saja aku Elena, asalkan kau mau mendengarkanku!"

"Tidak, aku tidak akan membunuhmu. Jika kau terus mendekat aku akan membunuh diriku sendiri"

"EL! JANGAN PERN--"

"Mundur atau aku akan mati"

Ia pun mundur, dengan leluasa aku berlari kearah kamarku dan menguncinya.

Gotcha laptop!!

Aku membuka laptop itu, terkunci. Sial!!

Aku terus berpikir, apa password laptop si jalang ini?

EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang