1.0

764 34 0
                                    

Dont be a silent reader, please leave a comment and vote!

Elena's pov

Aku sudah seminggu menginap di villa Niall dan aku juga sudah sembuh. Aku bangun dari kasurku dan Harry kemudian aku melihat Harry disebelahku, ia berkeringat. Aku langsung menghapus keringatnya tapi badannya sangat panas.

"Harry, bangun"

"Ada apa?"

"Kau panas"

"Aku tidak apa-apa, aku memang hot"

"Harry, aku serius. Badanmu panas, kau kenapa?"

"Aku memang hot, El" ucapnya sambil menarikku kedalam pelukannya. "Harry, aku tahu kau sakit. Jadi beritahu aku kau kenapa" ucapku. "Aku hanya kecapean" ucap Harry.

"Kau sih, tidak perlu mencemaskanku" ucapku, ia langsung mencium keningku. "Kau kan pacarku bagaimana aku tidak cemas coba" ucap Harry kemudian memelukku lagi.

"Aku bisa sembuh jika kau mau menuruti apa yang kumau, kita jalan-jalan!" Pekik Harry. Aku pun setuju, aku hanya jalan beruda dengannya disebuah Mall.

Banyak paparazzi diluar Mall, kami tidak memperdulikannya. Saat ini hanya aku dan Harry, kami berdua.

"Kamu mau kemana lagi?" Tanyaku, "makan ice cream!" Pekikknya seraya loncat-loncat didepanku, kemudian mencubit pipiku. Dia seperti anak kecil yang sudah lama tidak memakan es.

"Har--"

"Bolehkah aku foto dengan kalian?" Tanya seorang fans, "namaku, Emily" ucapnya lagi.

"Baiklah, Emily" ucapku, "tapi aku tidak membawa handphone" ucap Emily. "Kau bisa foto di handphone ku, kemudian aku akan mempostnya di instagram dan boleh kau capture nanti" ucapku lagi, Harry menyentuh tanganku mengisyaratkan untuk tidak melakukan itu, tapi aku akan tetap melakukannya.

Setelah kami selfie, aku mempostnya di instagram. "Bolehkah kau tag nama instagramku? Namanya emilystyles" ucap Emily. "Sure" ucapku kemudian men-tagnya.

"Bolehkah kau memfollowbackku?" Tanya Emily lagi, "Emily, maaf ya kami sedang menikmat--AAW"

"Harry!" Pekikku sambil menginjak kakinya, ia hanya tersenyum pada Emily kemudian aku memfollowbacknya di instagram, setelah itu aku dan Harry memakan ice cream.

"Oh tidak, Harry apakah menembus?" Tanyaku sambil menunjukkan belakang celanaku padanya. "Ya!" Ucap Harry.

"Sialan, aku lupa membawa pembalut" ucapku, "aku akan membelikannya" ucap Harry, aku mencegahnya. "Jangan! Kau sudah terlalu banyak membelinya" ucapku. Ia tidak mendengarnya ia malah ke arah carrefour kemudian membelikan pembalut tapi kali ini ia membelikannya yang night.

"Tadi aku menanyakan pada seorang perempuan, katanya yang night yang paling besar jadi aku belikan yang ini" ucap Harry, "terimakasih, aku akan menggantinya tapi bagaimana dengan celanaku?" Tanyaku.

"Pakai saja jaketku," ucap Harry. "Terimakasih, Harry" ucapku seraya jinjit agar dapat mencapai pipinya. Ia tersenyum memperlihatkan dimplesnya.

Aku segera mencolok dimplesnya kemudian ia membalasku dengan mencubit hidungku. Aku kemudian lari ke kamar mandi dan mengganti pembalut.

Setelah itu kami pulang, "kau sudah tidak panas lagi" ucapku, "tapi kau masih panas" ucap Harry sambil memberiku tatapan 'kau-tetap-membuatku-bergairah' aku langsung melempar bantal kearahnya.

"Pervert!"

"Kau mandi, bau" ucap Harry, "enak saja! Kau juga bau" ucapku. "Mandi berdua?" Tanya Harry.

EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang