Elena's pov
"Tell me what happen,"
"Elena."
"Wake up"
"Please."
"Elena,"
Aku membuka mataku, berusaha menyadari dimana aku. "Shes awake!" Ucap Niall. Aku melihat sekelilingku.
Rumah sakit?
"What happen, El. Tell us."
Saat ditengah jalan aku melihat seseorang melambaikan tangannya kearahku. Aku kira itu adalah fansku namun dia terlihat menyeramkan.
"Im with Eleanor and Louis, I saw a man waving at me. I thought he's one of my fan." Ucapku namun aku tetap menutup mataku karena aku sangat lemas. Harry memegang tanganku lebih erat.
Dia bukan melambaikan tangannya padaku. Aku melihat kebelakangku
"I started to think that he's not waving at me. I look toward the back and it went dark." Ucapku, Harry mencium tanganku.
"How long i have been here?" Tanya Elena. "One month." Ucap perempuan, yang kusimpulkan adalah Eleanor.
"When i sleep, i have a dream. My grandfather told me that, ill not be much longer here." Ucapku. "And i thought someone who waving at me is my grandfather." Ucapku lagi.
"No." Ucap Harry, "Kau hanya kecelakaan, kau akan sembuh secepatnya." Ucapnya lagi. "Aku takut, Harry." Ucapku.
"Tidak, Elena. Kau akan sembuh." Ucapnya pelan kemudian mencium keningku. Ia menyentuh lehernya, membuka kalungnya yang selama ini ia pakai. Ia membukanya dan memakaikannya untukku.
"Ini kalung pemberian dari Anne. Ia memakaikanku kalung ini agar aku selalu terlindungi. Aku tidak pernah melepas kalung ini untuk siapapun sebelumnya, bahkan untuk Anne sendiri. Aku melepasnya untukmu saja." Ucapnya. Aku tersenyum kemudian mencium kalungnya itu.
**
Aku dan Harry kembali kerumah, Eleanor, Louis, Zayn, Liam sudah pulang. Aku hanya bersama Harry dan Niall disini.
"El, kau tidak pegal duduk?" Tanya Niall. "Aku tidak bisa berjalan!" Ucapku. "Bisa," ucap Harry. Ia berjalan kearahku memapahku berdiri. "Coba berjalan kearah Niall." Ucap Harry. Aku mencoba berjalan, Harry melepasku pelan-pelan.
"Harry, oh crap-"
Harry langsung memeluk tubuhku yang hampir jatuh ini. "See? Kau berhasil setengah jalan." Ucap Harry. Aku memeluknya kesenangan.
"Ehm."
"Kau mau bergabung?" Tanyaku. Harry tersenyum. Niall pun berlari kearah kita dan group hug!
**
"Harry," ucapku. "Aku ingin bertemu Anne." Ucapku lagi. "Yasudah, kau bisa sendiri kan?" Tanyanya. "Aku ingin kau menemuinya juga." Ucapku. "Aku ada keperluan hari ini," ucap Harry.
"Besok?" Tanyaku. "Tidak bisa juga." Ucap Harry. "Harry, aku belum benar-benar bisa berjalan. Aku ingin menemuinya dan Gemma. Mereka di Holmes Chapel dan itu cukup jauh." Ucapku. "Kenapa kau ingin sekali ke Holmes Chapel? Ingin bertemu Ashton?" Tanyanya.
"Harry, aku baru sembuh. Jangan membahas-"
"Elena, sudahlah." Ucap Harry, aku yang duduk di sofa pun menunduk. "Aku hanya ingin-"
"Tidak perlu! Kau tau aku dan keluargaku tidak berhubungan baik!" Pekiknya. "Bukankah kau sudah bermaafan dengan mereka sebelum kita menikah?" Tanyaku.
"Sudahlah, Elena! Aku muak." Ucapnya kemudian membanting pintu kamar. Aku akhirnya bangkit sambil memegang sofa, aku mencoba berjalan kearah kamar. Akhirnya aku berhasil, aku pun membuka pintunya dan melihat Harry memainkan laptopnya di kasur. "Harry," ucapku.
"Aku ingin minta maaf." Ucapku lagi, "Aku-aku tahu seharusnya aku tidak memaksamu tapi aku harus memberitahumu aku tidak ada niatan untuk bertemu-"
"Bajingan itu? Mantan pacarmu yang menuduhku menjual narkoba?" Ucapnya sambil tertawa ironi. Aku mencoba berjalan kearahnya, aku duduk di kasur. Namun ia malah menutup laptopnya kemudian bangkit dan berjalan kearah kamar mandi.
"Harry, aku tahu kau marah tapi aku tidak ada niatan apapun. Aku ingin ke Holmes Chapel untuk bertemu Anne dan Gemma. Itu saja, aku tidak bermaksud apapun. Aku tidak ingin kau menganggapku pengganggu dirumah ini." Ucapku, aku mengangkat kakiku keatas kasur dan menutupinya dengan selimut. Aku menutup mataku.
Seseorang masuk ke dalam selimut kemudian memelukku dari belakang. "Maafkan aku," ucapnya berbisik di dekat telingaku. Aku mengelus tangannya didepan perutku. "Aku mencintaimu." Ucapku, "Aku mencintaimu juga." Ucap Harry kemudian membalikkan badanku menghadap kearahnya. Ia menciumku dengan perlahan, "Harry," ucapku.
"Give me a minute." Ucapku. "For?" Tanyanya. "Ak-aku akan mandi," ucapku. "Elena aku tahu apa yang kau pikirkan, kau tidak percaya diri sekali sih. Ill tell you now, youre beautiful as fuck thats why i want to fuck you now, right now." Ucap Harry kemudian mendorong kepalaku kearah mulutnya, ia mulai menciumku lagi. Aku membalasnya. Kami segera membuka baju kami masing-masing. Harry mendorongnya kedalam tubuhku dengan kencang sehingga tubuhku mengangkat melengkung. "Harry!" Pekikku.
"Sorry, are you okay?"
"Im fine but please, slowly." Ucapku pelan.
**
Gemma membukakan pintu untuk kami, disinilah kami sekarang Holmes Chapel! Harry akhirnya mau mewujudkan kemauanku. "Hai, Gemma!" Ucapku kemudian memeluknya. Kemudian kami masuk.
Tujuanku mengajak Harry kesini sebenarnya untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 24 tahun ini bersama keluarganya.
Saat Harry dan Robert menonton tv aku pun mengajak Gemma pergi keluar sekaligus mencari kado yang tepat untuk ulang tahun Harry 2 hari lagi.
"Apa yang harus kukasih?"
"Dia menyukai-sangat menyukai motor, tapi sejak dulu ia tidak pernah memakai motornya. Ia trauma karena mantannya pernah terjatuh dari motor yang ia kendarai." Ucap Gemma, "Tidak-tidak mungkin aku membelikannya motor jika begitu ceritanya, ia akan memarahiku."
"Bingo!", setelah beberapa lama berbincang-bincang dengan Gemma akhirnya aku mendapatkan apa yang tepat untuk kado ulang tahun Harry.
**
Aku bener-bener gak ngitung umur Harry berapa sekarang (di cerita ini) jadi udah lah ya anggap aja 24! One chapter left!
KAMU SEDANG MEMBACA
Enough
Fanfiction18+ Aku tidak tahu apa isi pikiranmu, kau terlalu sayang padaku tapi kau juga jahat. Kau satu-satunya orang yang membuatku terluka dan sembuh disaat yang sama. Kau adalah orang yang paling kubenci dan paling kucintai. Manip Hariana mostly from: @Har...