1.6

494 36 5
                                    

Elena's pov

Aku terbangun di apartmentku, aku melihat Harry sedang memerhatikanku. "Ada apa?" Ucapku, "aku sangat-sangat merindukanmu" ucapnya. "Maaf, waktu itu aku hanya lelah" ucapnya lagi.

"Ya, aku tahu. Aku juga lelah" ucapku, "tidak usah dipikirkan lagi, sudah berlalu." Ucapku kemudian memeluknya. Ia menaruh tangannya di perutku kemudian mengusap-ngusap perutku.

"Tidak sakit? Biasanya kram" Tanya Harry, "tidak" ucapku. "Main games yuk! Bosan," ucap Harry. Aku mengangguk, aku memakai baju 'Ramones' serta celana dalamku.

"Mau main apa?"

"How about.. Smackdown?" Ucapku, ia mengangguk. "Divas ya??" Ucapku, "tidak. Kalau diva aku jadi tegang" ucapnya kemudian tersenyum nakal.

"Kau membuatku jijik" ucapku, ia terkekeh kemudian memelukku sambil masih memegang stick xbox nya. "Tapi kau menyayangiku kannnn?" Ucapnya. Aku megangguk kemudian melepaskan tangannya yang ada di pinggangku.

"Aduh," ucapku kemudian memegang perutku, aku menekan perutku. "Ada apa?" Tanya Harry panik. "Perutku, sakit." Ucapku. Ia panik kemudian langsung berlari ke dapur.

"Aku akan membuat air hangat, kau tunggu ya. Tahan" ucap Harry, beberapa saat kemudian ia kembali. "Kau tidak punya botol?" Tanyanya. "Tidak" ucapku.

"Sepertinya aku mempunyai botol beer," ucap Harry. "Terus beernya diapakan? Kau kan belum minum sama sekali" ucapku.

"Buang sajalah, tidak masalah"

Ia kembali kemudian menaruh botol berisi air hangat itu di perutku, "kau yakin ini hanya karena mens?" Tanya Harry, "aku tidak tahu" ucapku.

"Kau kuantar ke dokter sekarang ya," ucap Harry, aku menggeleng. Namun ia mengacak-ngacak lemariku mencarikan sebuah shorts yang bisa kupakai.

"Pakai," ucapnya kemudian kembali lagi ke lemari mengambil sebuah jaket. "Ayo, bangun. Kubantu berjalan" ucapnya.

**
Harry's pov

"Siapa yang pernah bilang sakit ini hanya karena haid?" Ucap Dokter setelah ia memeriksa Elena. "Ikut keruangan saya," ucapnya.

"Tuan Styles, penyakit ini bukan karena haid. Ini penyakit parah. Bisa dibilang kanker. Apa Nona Smith pernah mengalami tubuh yang memerah?"

"Pernah"

"Kami juga tidak tahu ini penyakit apa yang jelas penyakit ini berbahaya dan belum ditemukan obatnya. Salah satu cara agar ia bisa sembuh adalah dengan semangatnya agar sembuh" ucap Dokter itu, "saya permisi" ucapku kemudian langsung ke kamar VIP Elena.

Ia sudah tertidur disana. Elena, maafkan aku tidak memberi tahumu akan penyakitmu. Aku sayang padamu. Sangat, sangat sayang. Aku menangis sambil menggenggam tangannya.

"Harry?" Ucap Elena karena ia melihatku duduk disampingnya, "mengapa kamu menangis?" Tanya Elena. "Nothing, im just afraid" ucapku. "Harry, im still here. By the way, aku sakit apa?" Tanya Elena.

"We dont know" ucapku, ia tersenyum kemudian menghapus airmataku dengan tangannya yang berada di genggamanku.

**

Jangan baper, jangan nangis. HAHA

Btw, aku cuman mau ngasih tau aja. Yang read banyak tapi yang comment kok sedikit 😭😭 aku mohon sama kalian votes&comments! Comment bakal aku bales kok, gak usah malu2 kucing hehe

EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang