9.

1.9K 320 9
                                    

Jangan lupa vote..




















"Tumben lo dateng ke tempat kaya gini lagi hm? Ada masalah apa lagi?" Tanya seorang pria yang memiliki mata monoloid sama seperti wanita didepannya.

Seulgi hanya diam sambil meminum winenya, "Nothing.. Just boring"

Pria bartender itu terkekeh, "Preketet lah lo itu. Alasan ngga guna! Gue tahu ya selama lo pacaran sama Wendy lo ngga pernah ketempat ini lagi!"

Seulgi menatap jengah pria itu, "Brisik babi! Gue kesini cuma mau nenangin pikiran doang! Gue ngga mau mabok juga kali!"

Pria itu tertawa lebar, "Ya santuy dong akang gendang. Woles.. Woles"

"Lo bisa cerita sama gue. Gua bakal dengerin kok" Ujar pria itu sambil membuat minuman untuk pembeli.

Seulgi menghela napasnya, "Ngga ada. Cuma sumpek dongan Bin.. Capek jadi orang yang kelihatan kuat"

Hanbin Demian Handoko. Pria pembuat minuman di sebuah klub malam. Pembuat minuman handal dan sangat diketahu rasanya yang khas dan enak. Sahabat Seulhi yang tidak pernah orang ketahui. Dia ada yang tahu Seulgi mempunyai sahabat seorang bartender.

Pria inilah yang Seulgi percayai lebih dari apapun. Seorang pria yang diam-diam menaruh hati kepada Seulgi. Tapi takdir tetaplah takdir. Dia hanya ditakdirkan hanya menjadi sahabatnya saja.

Hanbin tersenyum tipis, "Ada saatnya lo boleh menunjukkan sisi lemah lo Gi. Lo ngga akan bisa selalu nunjukkin kesemua orang kalo lo paling sempurna dan kuat. Lo ngga akan bisa.."

Seulgi menatap Hanbin lirih, "Gue.. Gue suka sana seseorang.."

"Wiih!! Bagus tuh! Terus masalahnya apa Ugi?! Itu kesempatan lo buka hati lagi Gi! Lo mau dia ngga tenang karena lo ngga bahagia? Diluar masih ada yang demen ama elu! Termasuk gue!"

Seulgi terkekeh dan menepuk lembut kepala Hanbin, "Kenapa sih lo belum bisa move on dari gue?"

Hanbin tersenyum tipis, dia memposisikan dirinya duduk. "Sama aja kaya lo. Sekarang gue tanya, kenapa lo ngga bisa move on dari Wendy? Udah 5 tahun yang kalu juga"

"So? Siapakah orang yang berhasil menarik perhatian seorang Seulgi Naralea itu?" Tanya Hanbin mengalihkan pembicaraan.

"Guru TK di sekolahnya oma opa-"

"WHAT?! GURU TK?! SERIUSLY?!" Pekik Hanbin keras.

Seulgi menggeplak jidat Hanbin keras, "Ngga usah teriak juga babi! Suara lo cempreng!"

Hanbin mendengus kesal, "Woles mbak. Woles! Tu geplakkan ato tinjuan sih? Ngga punya ati bener ama abang"

"Bodo Mbin!" Sungut Seulgi dan kembali meneguk winenya.

"Siapa namanya?" Tanya Hanbin penasaran.

"Irene Nayanika Ekavira.." Ujar seulgi lemah.

"Tapi.. Ternyata Suho juga suka sama dia.." Lanjut Seulhi dengan suaranya yang semakin melemah.

Hanbin terbahak-bahak, "Lo berdua emang ditakdirkan saling rival emang. Salud gue! Dulu Wendy, sekarang si guru TK. Mantap, mantap"

Tawa Hanbin mereda saat melihat wajah sendu sahabatnya ini. Hanbin tersenyum tipis. Dia tahu luar dalamnya Seukgi dan sifat manusia dingin dihadapannya ini. Dia juga tahu latar belakang Seulgi dan profil hidup Seulgi. Mereka layaknya saudara yang tidak akan pernah orang ketahui.

Hanbin mengelus lengan Seulgi, "Gue harap lo ngga kepikiran untuk ngalah lagi sama Suho.."

Seulgi mebghela napsnya lelah, "Suho keliatan sayang banget-"

FAGATENA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang