3.

2.7K 380 10
                                    

Jangan lupa vote..



















NERAKA

Satu kata yang dapat menggambarkan keadaan Seulgi saat melihat pemandangan di depannya saat ini. YAITU NERAKA!!

Dimana saat ini dia melihat banyak sekali anak kecil yang berlarian didepannya. Bahkan dia tertinggal jauh dari oma, opa, dan Suho yang sudah masuk duluan ke dalam. Meninggalkan Seulgi yang masih menahan muntahnya saat ini.

"Non Seulgi?!" Panggil pak satpam.

Seulgi menoleh dan menundulkan kepalanya, "Eh mang Ujang. Masih betah aja kerja di sini?"

Mang Ujang adalah satpam yang menjaga TK ini dari Seulgi bersekilah disini. Kira-kira dulu usia beliau saat Seulgi masih sekolah di sini sekitar 20 tahunan hingga sekarang umur beliau sudah 40 tahun lebih.

Memiliki sifat humble dan sangat ramah, membuat semua orang tua percaya dengan mang Ujang untuk menitipkan anak mereka saat para orang tua belum menjemput. Penjaga sekolah terpecaya dalam menjaga anak-anak karena beliau juga sangat menyukai anak kecil.

Mang Ujang terkekeh, "Masih atuh! Mang Ujang kan seneng sama anak kecil non, makanya betah"

Seulgi mendengus, "Mang Ujang nyindir saya nih?" Tanya Seulgi kesal sambil duduk di sebelah mang Ujang yang duduk di kursi oanjang.

"Ye non. Masa ngga suka anak kecil sih? Tuh lihat anak itu, namanya Dea. Imutkan dia?" Tanya mang Ujang sambil menunjuk anak gadis yang sedang bermain ayunan.

Seulgi memutar matanya malas, "Biasa aja mang! Imutan juga pas saya kecil."

"Yee. Semua anak kecil teh emang i-"

BRAK

"MAMAAAAAAA!!!" Seru anak yang tadi mang Ujang maksud saat dia jatuh dari ayunan.

Seulgi memutar matanya malas. Inilah yang paling Seulgi benci dari anak kecil. Sedikit-sedikit teriak MAMA MAMA MAMA. Eneg dia! Manja banget jadi anak! Lenjeh kek pensil inul!

*Kayaknya elu butuh kaca deh Seul :)

Pandangan Seulgi jatuh kepada wanita yang dia perkirakan seumuran dengannya. Mata monoloidnya masih setia menatap pergerakan wanita berwajah dingin yang menolong anak tadi. Tataoan khawatirnya berhasil Seulgi tangkap dari sorot wanita itu. Bahkan kepergian mang Ujang tidak dia sadari.

Iris mata monoloidmya menangkap SEPUPUNYA yang turut membantu anak kecil itu. Seulgi berdengus kecil. Dia lupa kalau sepupunya itu sangat menyukai anak kecil, makanya saat dia diminta ke TK menemani oma dan opa dia yang paling semangat.

Hey.. Sepupu menyebalkannya itu sekarang terlihat mesam-mesem saat melihat wanita yang tadi Seulgi perhatikan. Dengan senyum manisnya dia tersenyum sangat lebar saat tangannya berhasil menyalimi tangan mulus wanita itu. Entah setan dari mana, kaki Seulgi otomatis mendekat kearah sepupunya.

"Lo dicari oma di ruang kepsek" Ujar Seulgi dingin.

Suho mendengus kesal, "Tau dari mana lo?!" Tanya Suho sarkas.

Seulgi menggidikkan bahunya acuh, "Coba aja lu cek kalo ngga percaya"

Suho menatap sengit Seulgi. Padahal niat awalnya dia ingin lebih dekat dengan wanita berparas malaikat ini dihancurkan oleh Seulgi, sepupunya sekaligus musuh terbesarnya dalam sesuatu apapun itu.

"Kenapa ngga lo aja ha?!" Tanya Suho pelan tapi penuh penekanan.

Seulgi berdecak kesal, "Mana gue tau Sengon?! Lo cek sendiri lah!"

FAGATENA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang