12.

1.9K 330 11
                                    

Jangan lupa vote..
























"Maksud perkataan Jisoo tadi ya? Kok gue mendadak bego gini sih?!" Seru Mingyu frustasi.

"Kamu kenapa sih? Kok kaya orang gila gitu?" Tanya Wonwoo yang duslduk di sofa tak jauh dari Mingyu.

Mingyu menatap Wonwoo sendu, "Wonu, kayaknya Jisoo sama Seulgi nyembunyiin sesuatu deh dari kita"

"Mungkin berhubungan sama waktu itu kali Gyu. Yang pas itu kuta lihat si Seulgi di taman abis itu pergi pas Suho sepupunya gandeng cewe" Ujat Wonwoo memberi pendapat.

Mingyu langsung duduk bersila, "Sayang! Apa jangan-jangan kejadian itu bakalan terulang lagi?" Tanya Mingyu penasaran.

Wonwoo memberhentikan laju jarinya di atas keyboard laopop miliknya. Mata rubahnya menatap sendu mata almond pacarnya itu. Seakan dia tahu dan mengerti apa yang diamksud pacarnya itu.

"Sepertinya.. Kita akan mengalami dejavu lagi Gyu.."

****

PLAK

"Sudah papa bilang! Kamu itu harus juara! Kenapa kamu datang dengan tangan kosong ha? Muka papa mau ditaruh dimana?" Bentak Taruna kasar.

Sedangkan Seulgi hanya diam menunduk. Dia meremas erat ujung seragam sekolahnya. Kali ini dia sangat takut dengan kemarahan Taruna. Apa lagi melihat mata monoloid papanya yang memandang tajam dirinya.

Taruna memegang bahu Seulgi erat, "Apa jangan-jangan karena gadis itu lagi? IYA?! Jawab saya Seulgi Naralea!"

Seulgi menggeleng pelan, "It-itu semua kesalahan Seulgi pa-"

PLAK

"Kalau sampai gara-gara gadis itu.. Saya tidak akan segan-segan menjauhkannya darimu Seulgi Naralea. Ingat perkataan saya.."

Tiba-tiba semua menjadi gelap dan digantikan oleh wajah cantik dan anggun seorang wanita yang sedikit kebue-bulean. "Seulgi.. Aku mencintaimu.."

Haahh.. Haaa.. Haaaaahhh..














Keringat dingin bertengger di pelipis, leher, dan dahi Seulhi napasnya terengah-engah sambil memegang dadanya erat. Jantungnya kembali berdetak kencang saat mimpi menyeramkan itu selalu menghampirinya seperti boomerang.

Dengan langkah gemetar, Seulgi keluar dari selimut hangatnya berjalan menuju meja kerjanya. Mengambil botol air minum dan mengambil obat oenenangnya dari laci. Membuka penutup tempat obat berbentuk tabung dan meminum 2 butir obat berwarna putih itu.

Dia berjalan sedikit teratih-atih menuju ranjangnya kembali. Mata monoloudnya menatap tubuh mungil Sabina yang masih tertidur puoas. Baru pertama kali ini dia merasa berteima kasih dengan kehadiran gadis belia dan imut ini.

Seulgi tersenyum tipis. Dengan hati-hari dia memeluk tubuh mungil anak belia itu. Mengecup singkat puncang kepala Sabina dan kembali memejamkan matanya.

"Semoga mimpin itu hilang selamanya.." Gumam Seulgi dan kembali terlelap.

****

Sedangkan keadaan pria dewasa bernama Suho Devaska Prakarsa. Pria berwajah manis itu masih senyum-senyum sendiri ditengah malam. Bukan tengah malam, lebih tepatnya jam sebelas lewat. Belum tengah malam kan?

Mata tajamnya menatap seorang wanita yang berjalan kearahnya dengan wajah kelelahannya. Kemeja putih polos kebesarannya terlihat lecek dan kumal. Dapat dipestika wanita itu sangat kelelahan.

FAGATENA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang