Jangan lupa vote..
"Kalo gue meninggal, kuburan gue harus disebelah Wendy ya?" Pinta Seulgi rendom.
PLAK
"Lo kalo ngomong asal nyeplos aja nyet!" Seru Suho kesal.
Seulgi meringis, "Ya gue kan cuma kasi tau doang! Siapa tau gue jomblo hidup semati gimana? Kan ngga punya pasangan guenya!"
"Ya makanya cari bego! Percuma lu cakep tapi masuh perawan!" Seru Suho kesal.
Seulgi mendengus, "Ngga dikehidupan yang ini deh. Dikehidupan gue sekanjutnya aja gue punya pasangan"
"Hilih kintil lo! Yang mau sama lo banyak bege! Ada Ital sama Hanbin noh"
"Ital ngga mungkin suka sama gue! Dia teralu perfek buat gue remahan regal"
"Ya eli doang yamg ngga peka Gi!" Sahut Suho ikutan kesal.
Minju memutar matanya malas, "Ini kenapa kalian jadi bertengkar gini sih?"
"Tauk! Kak Seulgi jangan coba-coba jadi pecekor ya. Kalau iya, Juwi gorok ginjalnya" Ujar Tzuyu dengan wajah sadisnya.
Seulgi memutar matanya malas, "Sebelum janur kuning melengkung, masih ada kesempatankan?"
"IH!! AWAS AJA YA KAK!!" Teriak Tzuyu kesal.
Ini memang bukan hari liburan untuk Seulgi. Saat ini dia berada di rumah Irene. Irene mengabarinya untuk datang ke rumahnya untuk makan malam bersama-sama. Mungkin permintaan maafnya? Atau ada perihal lainnya. Seulgi tidak tahu.
Mata monoloid Seulgi menangkap 1 bingkai foto yang terpajang di tembok. "Itu siapa?" Tanya Seulgi sambil menunjuk sebuah bingkai.
Bingkai itu memperlihatkan 2 pasangan paruh baya dengan Irene, Tzuyu, dan Minju yang masih sangat kecil. Bahkan difoto itu Irene masih menggunakan seragam putih abu-abunya dengan bando kelinci. Berlatar belakang gedung sekolah dengan Irene yang membawa ijazah maybe?
"Itu waktu kak Irene lulus SMA. Kita foto bareng-bareng sama papa mama sebelum papa mama meninggal.." Ujar Minju lirih diakhir kalimat.
"Ahh.. Kakak turut berduka cita ya?" Ujar Seulgi dengan wajah sedihnya.
Minju menggeleng dan tersenyum tipis, "Ngga papa kali kak. Kita juga udah ikhlas kok.."
Seulgi terkekeh memamerkan senyum beruangnya. "Sini deket sama kakak. Ulang tahun kamu mau kakak belikan apa hm?" Tanya Seulgi saat Minju sudah duduk disebelahnya.
Minju menggeleng pelan, "Ucapan ulang tahun aja udah cukup kok kak.."
"Minta aja kali Nju. Seulgi itu orangnya emang pelit, tapi kalo untuk orang tersayangnya dia berubah jadi rich human" Sahut Suho dengan wajah tengilnya.
Seulgi mendengus, "Just for Minju!"
"Untuk aku ngga nih?" Tanya Irene dengan wajah cemberutnya.
Guru muda itu datang kearah meja panjang yang terletak di ruang tamu rumah kecil Irene. Kedua tangan kecil dan mungilnya membawa panci dan tevlon tempat dia memasak makan malam untuk mereka nikmati malam hari ini.
Duduk dengan beralaskan karpet bulu sudah cukup untuk mereka. Yang terpenting adalah kehangatan yang diberikan satu sama lain. Saling bercerita tentang kegiatan keseharian satu sama lain. Hal yang tentu saja tidak lernah Seulgi dapatka dari kecil.
Diam-diam Seulgi tersenyum miris. Bertukar cerita, saling mengobrol sambil meminum teh atau kopi hangat ditemani dengan cookies dengan toping coklat dan marsmellow. Kapan terakhir kali keluarganya melakukan itu? Mungkin tidak akan pernah.

KAMU SEDANG MEMBACA
FAGATENA ✔
FanfictionMENGANDUNG KATA-KATA KASAR ⛔⛔ Tim Lee Suho atau Han Seojun? Tim straight atau belok? Tim manis, humoris, dan perhatian atau dingin, cuek, tapi diem-diem perhatian pake banget? So, kalian tim Suho Devaska atau Seulgi Naralea?