6.

2.2K 357 4
                                    

Jangan lupa vote..



















"Malam ini gue bakal nembak Irene" Ujar Suho sambil menatap Seulgi remeh.

Seulgi menatap Suho datar, "Trus? Gue harus apa? Bukan hak gue juga"

Suho masih terkekeh remeh, "Ya jelas gue menang lo kalah. Irene straight, ngga belok kaya lo!"

"Terus gue harus bilabg WAAOWW gitu? Asal lo tahu aja Suho Devaska, sepupu dari nyokap lo, Kaisar Ribert Dikara, dia hampir ngelecehin sahabat gue.." Ujar Seulgi sengit.

"Gur bisa aja laporin tindakan ASUsila sepupu bejad lo itu ke kantor polisi atau Taehyung, Wonwoo, dan Rose. Lo ngga lupa kan kalau musuh lo ini punya banyak orang hebat?" Tanya Seulgi dengan wajah datarnya.

Suho hanya diam menatap Seulgi dengan tatapan tajamnya. Dia tahu apa yang Seulgi maksud. Inilah yang paling dia benci dari sifat sepupunya yang nafsuan itu. Bksa-bisa dia membawa nama buruk untuk keluarganya dan dia juga.

"Sepupu lo itu bisa aja musnah dalam sekejap, bahkan lo dan keluarga besar nyokap lo juga bisa Suho Devaska.." Ujar Seulgi dingin.

Seulgi berdiri dari duduknya. Mengambil cangkir yang berisikan setengah gelas cappucino dan meneguknya. Merapikan kerah baju, dan jas sebentar dan kemnali menatap Suho dengan tatapan mengitumidasinya.

"Gue ngga akan pernah main-main sama perkataan gue. Camkan itu!" Ujar Seulgi dingin dan melangkah pergi dari cafe tempat tadi dia berperang dingin dengan Suho.

BRAK

"Sialan!"

****

I need somebo-

"Halo kak Suzy?" Panggil Seulgi saat Suzy mamanya Sabina menelpon.

"Halo Seul? Kakak bisa minta tolong sama kamu ngga? Kakak lagi sibuk banget hari ini" Pimta Suzy.

"Jemput Sabina kak?" Tanya Seulgi sambil melihat pergelangan tangannya.

"Iya Seul. Tadinya aku dah janji sama dia untuk ngejemput dia. Tapi hari ini aku ada metting mendadak sama klien dari Aussi. Ngga papa kan?" Tanya Suzy memastikan.

Seulgi mengangguk, "Iya kak. Aku berangkat sekarang. Udah telat banget ini. Pasti dia sendirian" Ujar Seulgi sambil mengegas mobilnya.

"Oke. Thanks ya Seul. Makasiih banyak"

"Iya kak. Bye"

"Haah.. Kalau ngga yakin berjanji ngapain berjanji sih?! Menyebalkan!" Gumam Seulgi kesal.

Cepat-cepat Seulgi memutar balikkan mobilnya kearah TK Chendrawari tempat Sabina sekolah. Mobilnya sedikit dia cepatkan karena tahu TK itu sudah menyelesaikan pembelajaraannya lebih 1 jam yang lalu.

"Mang Ujang!!" Seru Seulgi.

"Eh non Seulgi?! Nyari Sabina ya non? Dia nangis di kelasnya karena lama dijemput" Ujar mang Ujang.

"Oke. Makasih mang. Saya jemput dulu ya? Kakak saya nyuruh" Ujar Seulgi.

"Monggo non.."

Seulgi sedikit berlari kearah kelas Sabina yang terletak sedikit pojokkan dari pintu masuk. Sedikit terengah-engah dia berdiri di depan pintu berwarma bitu langit iyu.

"Kayaknya gue kurang olah raga deh anjim! Baru lari gitu doang ngos-ngossan gue" Umpat Seulgu kesal.

Tok.. Tok.. Tok..

FAGATENA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang