Bagian 11: A Thousand Things Will Change
Xiao Zhan tersenyum ramah dan menerima paket dari tangan sosok kurir yang berdiri di depan pintu apartemennya. Segera saja dia menutup pintu setelah sang kurir pergi. Embusan napasnya lebih tenang dan kegelisahan yang sempat hinggap berangsur menguap pergi. Rasa lega perlahan menghampiri. Awalnya dia begitu merasa ketakutan jika yang datang itu adalah Wang Yibo, sementara dalam apartemennya masih ada Zhao Lusi. Gadis itu pasti akan mempertanyakan banyak hal yang membuat Xiao Zhan merasa pusing.
“Hanya kurir?” tanya sebuah suara yang muncul dari arah dapur.
Xiao Zhan mengangguk menanggapinya. Meletakkan kotak paket di atas meja lalu berjalan mendekati sosok itu.
“Lusi, kamu akan pulang sekarang?” tanya Xiao Zhan terkesan mengusir gadis itu.
Zhao Lusi menatap selidik pada laki-laki itu, tapi tidak terlalu kentara. Takut-takut jika Xiao Zhan merasa tidak nyaman. Kembali menyambar tas dan mulai membawa langkah ke arah pintu apartemen sahabatnya itu. Xiao Zhan mengikuti dari belakang tanpa berkata apa-apa lagi, berniat mengan tar kepulangan Zhao Lusi dengan aman. Setidaknya hingga gadis itu menaiki taksi.
“Sampai di sini saja, Zhan,” ujar Zhao Lusi di depan pintu. Menatap lembut ke arah Xiao Zhan dan berniat mengelus rambut hitam yang terlihat kusut.
Senyuman kecil mengembang di bibir Xiao Zhan, tidak menolak perlakuan gadis itu.
“Maaf, Lusi,” kata Xiao Zhan lagi. Meminta maaf untuk hal yang tidak pernah diketahui kesalahannya. Selalu saja seperti itu, seolah apa pun yang dilakukannya tidak pernah benar.
Tangan Zhao Lusi beralih mengenggam kedua tangan Xiao Zhan dan ikut tersenyum lebar. Menguarkan keceriaanya untuk dialirkan pada laki-laki yang sudah dianggap penting. “Jangan terus-terusan meminta maaf, Zhan. Aku tidak bisa menampung lebih banyak lagi kata maaf.” Tawa renyah kemudian mengalun mengiringi perkataannya. Zhao Lusi dan sifat periangnya memang bisa membuat hal berat menjadi ringan.
“Aku pulang, ya. Jangan lupa makan,” perkataan terakhir Zhao Lusi sebelum melenggangkan langkah menjauh.
Xiao Zhan menatap kepergian gadis itu masih dengan senyum lembut. Embusan angin malam menyapu kulitnya yang tak berbalut pakaian tebal, cukup mengalirkan rasa dingin hingga belulangnya, tapi Xiao Zhan merasa enggan untuk masuk sebelum melihat Zhao Lusi benar-benar menghilang dari depan gedung apartemen tersebut.
“Zhao Lusi?”
Suara lain muncul dari belakang Xiao Zhan, membuatnya terkejut bukan main. Xiao Zhan berjengit dan membalikkan badan untuk melihat orang tersebut. Wang Yibo berdiri dengan senyum miring dan ekor mata mengikuti pergerakan Zhao Lusi di bawah. Aura yang keluarkan tidak bisa ditebak oleh Xiao Zhan, juga arti tatapan mata yang kini bertabrakan dengan netranya.
“S-Sir ...” Suara Xiao Zhan terkecat. Masih berusaha menetralkan rasa terkejut yang dialaminya beberapa saat lalu.
Pandangan mata Xiao Zhan dialihkan, apa pun dilihat terkecuali mata dan wajah laki-laki di hadapannya. Dia merasa sedang dihakimi jika terus-menerus bersitatap dengan kelamnya manik mata itu.
“Gadis itu kekasihmu?” tanya Wang Yibo. Merasa cukup penasaran dengan hubungan kedua karyawannya itu, tapi tidak lebih. Bagaimanapun kehidupan pribadi Xiao Zhan bukan hak dia untuk ikut campur meski mereka telah terlibat kontrak.
Terkejut. Perasaan itu sudah menghantui Xiao Zhan sejak beberapa menit yang lalu dan entah sampai kapan akan terus meneror hatinya. Bukan hanya kemunculan Wang Yibo yang tiba-tiba telah berdiri di belakangnya, kini pertanyaan konyol itu pun memberikan pengaruh yang sama pada Xiao Zhan. Dia berusaha menepis sementara keinginanya untuk tetap bungkam dan menjawab, “Tidak, Sir. Kami hanya bersahabat dan tadi Lusi mengembalikan mobilku yang kemarin tertinggal. Aku tidak memiliki kekasih.”
Anggukan puas terlihat dari Wang Yibo. Merasa lega akan fakta itu. meskipun dia tidak merasa keberatan akan hubungan asmara Xiao Zhan, tapi sejujurnya saja hatinya lebih senang mengetahui jika Xiao Zhan tidak berpacaran dengan siapa pun. Karena hal jelas akan merepotkan nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Season ✓
FanfictionUntuk sebagian besar hidupnya, Xiao Zhan merasakan ketidakberuntungan yang teramat besar. Setiap luka baru akan muncul di sisa-sisa malamnya. Luka yang membuatnya mengerang sakit akibat rasa ngilu yang menyentuh hatinya. Dia selalu menggigil di set...