BAGIAN 39 Talk About The PastSampai di akhir pekan, tepat di hari Sabtu, demam Xiao Zhan sembuh sepenuhnya setelah tiga hari dipaksa berbaring di tempat tidur. Pagi-pagi sekali ia sudah bangun dari mimpinya, tetapi tak langsung beranjak dari kamar, melainkan tetap terbenam dalam selimut dan memikirkan ide-ide menarik untuk menghabiskan akhir pekan bersama Wang Yibo di apartemen.
Musim dingin merupakan waktu terbaik untuk bermalas-malasan. Berdiam diri di bawah meja dengan penghangat otomatis, menonton acara di televisi, dan memakan makanan hangat seperti pangsit atau siomay. Xiao Zhan mengurutkan setiap kegiatan dalam benak dan tersenyum bahagia.
Akhir pekan yang hangat akan terjadi di musim dingin.
Lewat pukul tujuh pagi, ia baru beranjak dari tempat tidur dan memasuki kamar mandi. Membersihkan diri dengan ogah-ogahan. Meski ruangan itu hangat dan air yang mengalir dari keran juga hangat, tetap saja ada rasa dingin yang tertinggal sesaat setelah selesai menyentuh air.
Di hari itu juga Bibi Yang tidak masuk kerja karena kondisi tubuhnya yang tiba-tiba drop setelah lembur beberapa hari untuk menjaga Xiao Zhan. Belum lagi besok adalah hari Minggu, hari libur rutin bagi Bibi Yang. Karena alasan itu juga, kini Xiao Zhan sibuk berkutik dengan tempat tidurnya, membersihkan sisa-sisa kekacauan malam.
Ia keluar dari kamar untuk mendapatkan sarapan. Ruangan itu kosong sepanjang matanya menyelidik. Wang Yibo mungkin belum bangun atau sama halnya seperti Xiao zhan beberapa jam lalu, malas beranjak.
Kebiasaan selama sakit, ia akan makan bubur, maka pagi itu pun ia membuat bubur yang cukup untuk dua orang. Ketika sibuk memasak, suara magnetik yang biasa didengar menggema dari balakang punggungnya.
“Zhan, aku akan pergi.”
Wang Yibo berdiri tak jauh dari Xiao Zhan, mengenakan pakaian berlapis, dibungkus mantel tebal dan syal mengelilingi leher. Meski tertutup hampir di seluruh bagian, aura maskulin yang tampan dan modis sama sekali tak pudar. Apalagi bahu lebar yang terlihat dapat diandalkan.
Hanya mendengar suaranya saja sudah membuat jantung Xiao Zhan bertingkah berlebihan dan semakin gila ketika ia berbalik. Manik matanya menangkap manik mata pihak lain, hitam, tajam, dan dalam. Sungguh Xiao Zhan bisa menjadi gila dalam beberapa saat. Ia menggelengkan kepala samar-samar dan bertanya, “ge, kamu akan pergi ke mana?”
Berjalan ke arah pintu dan mengambil sepatu di rak. Sambil menukar sendal rumah yang hangat dengan sepatu ia menjawab, “Ke kota sebelah.”
Tak perlu penjelasan lebih lanjut, Xiao Zhan yang mengikuti langkahnya dan berdiri tak jauh dari punggungnya, mengerti maksud lain dari jawaban itu.
Wang Yibo akan pulang ke tempat kekasihnya.
Jika dipikir-pikir, laki-laki itu memang sudah lama tak kembali. Ia betah diam di kota ini, menghabiskan waktu untuk membawa Xiao Zhan ke tempat-tempat tertentu entah itu untuk kegiatan bisnis atau sekadar menghilangkan kejenuhan. Tak jarang juga mereka memilih bermain-main di tempat tidur samapi Xiao Zhan kesulitan bergerak dan berakhir tidur sepanjang hari.
“Hati-hati di jalan,” Xiao Zhan mengatakan dengan tulus dan setengah berat hati. Bagaimanapun, ia sudah terbiasa oleh keberadaan Wang Yibo, jadi agak enggan untuk berpisah. Namun, sebagai seorang ‘simpanan’ tak ada hal yang bisa dilakukan atau dikatakan untuk mencegah kepergian pihak lain.
Sebelum pergi, Wang Yibo menyempatkan diri untuk melihat ke belakang dan memperhatikan gerak-gerik Xiao Zhan yang terlihat normal. Hanya ujung telinganya yang memerah karena ditatap dengan intens.
“Aku pergi,” ucap Wang Yibo. Mengalihkan perhatian dan bersiap memutar pegangan pintu.
Namun, Xiao Zhan memiliki gerakan refleks. Menarik ujung mantel Wang Yibo, memaksa laki-laki itu berbalik. Xiao Zhan bergerak ke depan, berjinjit, dan melayangkan ciuman tepat di bibir Wang Yibo.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Season ✓
Fiksi PenggemarUntuk sebagian besar hidupnya, Xiao Zhan merasakan ketidakberuntungan yang teramat besar. Setiap luka baru akan muncul di sisa-sisa malamnya. Luka yang membuatnya mengerang sakit akibat rasa ngilu yang menyentuh hatinya. Dia selalu menggigil di set...