BAGIAN 27: Business Trip Together
Sekitar pukul tujuh pagi, Bibi Yang sudah datang ke apartemen atas perintah Wang Yibo. Ketika dua tuan rumah masih berada di kamar masing-masing, wanita berusia awal 40-an itu sibuk membuat sarapan.
Bibi Yang sudah lama bekerja pada Wang Yibo, jauh sebelum Xiao Zhan tinggal di situ. Pada saat itu apartemen hanya ditempati sekitar satu banding tujuh. Yang artinya dalam satu minggu cukup sehari bagi Wang Yibo untuk tinggal, terkadang lebih satu hingga dua hari itupun jika dia benar-benar terpaksa. Seperti jika dia sangat terlambat kembali dari kantor, terlalu lelah, atau sedang memiliki masalah dengan kekasihnya.
Meski begitu, Bibi Yang tetap datang setiap hari untuk membersihkan apartemen, mengisi dan menukar bahan makanan di kulkas, serta kegiatan lain. Selama wanita setengah baya itu bekerja di sana, baru Xiao Zhan sajalah yang pernah datang bahkan menetap.
Awalnya dia berpikir jika mereka adalah kakak-adik, mengingat wajah Xiao Zhan yang tampak sangat muda ketika mereka pertama kali bertemu. Lalu persepsi itu berubah setelah mendengar panggilan yang disematkan laki-laki itu pada Wang Yibo. Memang agak aneh, tetapi memberikan sedikit pemahaman bahwa hubungan mereka tidak dapat dijelaskan.
Bibi Yang tahu ada yang berbeda, meski tidak bisa menebak dengan percaya diri. Hubungan kedua tuan itu bukanlah teman biasa juga tidak istimewa.
Selesai menyiapkan sarapan dan meletakkan di atas meja, Bibi Yang melihat bahwa Xiao Zhan lebih dulu keluar dari kamarnya dan berjalan menuju meja makan. Laki-laki itu tersenyum kecil dengan kepala yang samar-samar mengangguk.
“Selamat pagi, Tuan Xiao,” sapanya lembut dan menampilkan senyuman lebar.Tak lama setelah itu, Wang Yibo juga keluar dari kamarnya dan melakukan hal yang sama dengan Xiao Zhan. Ketika Xiao Zhan sudah duduk di kursinya, Wang Yibo baru saja memasuki area tempat makan.
“Selamat pagi, Tuan Wang,” Bibi Yang pun ikut menyapa Wang Yibo. Setelah mendapat jawaban berupa anggukan kepala, dia bergegas pergi untuk mengerjakan pekerjaan lain. Tidak berani menetap di antara dua orang itu dan menebak-nebak hubungan mereka.
Wang Yibo melewati Xiao Zhan sebelum duduk di kursi yang biasa ditempati. Pihak lain tersenyum menanggapi keberadaannya. Mereka berdua makan dalam hening, hanya terdengar suara logam membentur permukaan kaca.
Terasa sangat damai dan nyaman seolah berada di tempat yang tak banyak dihuni makhluk hidup. Namun, atmosfir tenang itu tidak benar-benar dirasakan oleh Xiao Zhan. Tubuhnya lelah dengan bagian bawah terasa perih terlebih ketika duduk. Beberapa kali ia terlihat mengubah posisi duduk.
Wajahnya memang tak memasang ekspresi tidak nyaman, tetapi kerutan halus di dahi tentu memberi kesan berbeda.
Setiap gerakan Xiao Zhan tak luput dari perhatian Wang Yibo meskipun tampak acuh tak acuh. Jelas-jelas dia mengetahui penyebabnya dan merasa agak bersalah. Memang keterlaluan melakukan hal-hal tak senonoh di pagi buta, apalagi tanpa kelembutan. Tentu saja tanpa kelembutan, karena dia hanya melampiaskan hasrat.
Wang Yibo menghentikan sarapannya untuk sesaat, menatap sekilas pada Xiao Zhan. “Hari ini pergi ke kantor bersamaku, tidak usah membawa mobilmu,” ucapnya santai.
Xiao Zhan memikirkan perkataan Wang Yibo sejenak dan tidak memiliki alasan untuk menolak , penawaran itu cukup menguntungkan mengingat kesulitannya jika harus menyetir dengan rasa tidak nyaman. Akhirnya dia mengangguk setuju dan menjawab, “Baik, Sir.”
Mendengar jawaban itu, Wang Yibo mengernyitkan kening. “Sir?” tanyanya menekankan panggilan yang dikatakan untuknya.
Xiao Zhan menyadari kesalahan yang dilakukan, segera memperbaikinya. “Ge,” ucapnya dengan ekspresi meminta maaf. Tatapan matanya menyiratkan rasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Season ✓
Hayran KurguUntuk sebagian besar hidupnya, Xiao Zhan merasakan ketidakberuntungan yang teramat besar. Setiap luka baru akan muncul di sisa-sisa malamnya. Luka yang membuatnya mengerang sakit akibat rasa ngilu yang menyentuh hatinya. Dia selalu menggigil di set...