BAGIAN 25 Closeness in the Past
Dalam perjalanan kembalu ke kantor, Xiao Zhan secara sukarela menceritakan pesan Wang Darren semalam. Tentang bagaimana laki-laki itu memiliki keinginan untuk mengikatnya, untuk dekat seperti di masa lalu, bahkan lebih lagi.
Alasan tidak nyenaknya tidur Xiao Zhan semalam adalah karena kekhawatirannya terhadap pengulangan masa lalu dan baru merasa nyaman sesaat setelah dia mendapatkan keyakinan dari orang lain, bahwa segalanya akan membaik. Pada titik itu, dia belum memahami arti keberadaan orang lain, seberapa besar pengaruh yang akan diberikan orang itu jika hubungan mereka terus berlanjut.
Pun demikian kasusnya dengan Wang Yibo. Di tengah kekacauan malam itu, dia membalas pesan Xiao zhan bukan hanya untuk menenangkan orang itu, tetapi juga untuk dirinya sendiri. Perlahan mereka saling memengaruhi kehidupan asmara satu sama lain.
Namun, kedua belah pihak saling menikmati peran.
Untuk sesaat, suasana di dalam mobil terasa sangat hening, baik Xiao Zhan dan Wang Yibo menjelajahi pikiran masing-masing. Pemandangan di luar jendela mobil tidak lebih menarik, karena meskipun Xiao Zhan mencurahkan perhatian pada hal itu, tetap saja ada kekosongan dalam ekspresinya.
Hingga Wang Yibo melontarkan sebuah pertanyaan yang agak mengejutkan, “Bagaimana masa lalumu dengan Wang Darren dan wanita itu, sekretarisnya?”
Xiao Zhan menoleh ke samping, memperhatikan pihak lain yang tampak tenang seperti tidak sedang mempertanyakan keburukan pada masa lalu seseorang. Eskpresi laki-laki itu tidak mengalami banyak perubahan, tetap tenang dan sedikit acuh tak acuh. Namun, bagi orang yang sudah cukup mengenalnya, mereka akan memehami jika pertanyaan yang dilontarkan bersifat serius.
Wang Yibo bukanlah laki-laki yang suka mencampuri urusan orang lain, bukan juga sosok dengan kadar penasaran tinggi. Dia hanya manusia yang dingin dan tidak peduli pada hal-hal yang tidak akan melibatknnya.
Untuk masalah Xiao Zhan sendiri, dia berpikir karena mereka masih memiliki kontrak tertulis sehingga dapat menjadi alasan kuat untuk rasa ingin tahunya.
Helaan napas ringan berasal dari laki-laki yang duduk di kursi penumpang depan. Keengganan Xiao Zhan ditekan kuat-kuat dan mulai berbicara. “Awalnya kami berteman baik dan berakhir buruk.”
Kisah mahasiswa murni itu berawal dari pertemanannya dengan sosok Liu Yifei. Gadis itu memiliki sifat supel, mudah mendekat dan didekati, baik pada banyak orang, dan hal-hal positif lainnya. Berbanding terbalik dengan Xiao Zhan yang tertutup dan agak sulit berbaur dengan lingkungan baru, tetapi memiliki karakteristik unik.
Matanya adalah elemen paling memikat dan semua orang seperti hanyut dalam kubangan laut hangat, membuat orang-orang tertarik sekaligus penasaran. Namun sulit untuk didekati seolah ada penghalang di sekelilingnya.
Liu Yifei pun menjadi satu dari banyak orang yang merasa ingin berteman dengan Xiao Zhan. Karena kecintaan keduanya terhadap kucing, ada saat ketika Xiao Zhan memberi makan kucing liar dan disaksikan langsung oleh Liu Yifei. Sejak hari itu mereka berteman.
Jenis teman yang bisa terus berubah status, menjadi semakin dekat di setiap kesempatan. Di mana ada Liu Yifei di situ ada Xiao Zhan, gadis itu juga yang menjadi pembuka gerbang dalam pergaulan Xiao Zhan dengan banyak mahasiswa lain.
Secara bertahap, Xiao Zhan memiliki popularitas di antara mahasiswa baru. Liu Yifei pun mempertemukan laki-laki itu dengan sepupunya, memperkenalkan mereka, dan berusaha mendekatkan duanya.
Niat awal hanya untuk membuat mereka berteman karena perlahan Xiao Zhan menjadi saru dari segelintir orang yang dapat dipercaya. Kepribadian laki-laki itu pada dasarnya sangat sederhana, tetapi rumit di waktu bersamaan. Dia adalah tipikal teman yang jujur dan tidak bermuka dua, juga tidak membiarkan orang lain terluka karena sebuah permasalahan. Liu Yifei sangat menghargainya, itulah alasan mengapa dia berani memperkenalkan sepupunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/223927715-288-k119411.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Season ✓
FanficUntuk sebagian besar hidupnya, Xiao Zhan merasakan ketidakberuntungan yang teramat besar. Setiap luka baru akan muncul di sisa-sisa malamnya. Luka yang membuatnya mengerang sakit akibat rasa ngilu yang menyentuh hatinya. Dia selalu menggigil di set...