BAGIAN 46 Cold OutsideHari demi hari berjalan seperti biasanya, kesibukan yang tak berubah di sepanjang musim. Sekalipun suhu semakin rendah, rasa dingin lebih tinggi dari sebelumnya, bahkan ketika berada di pertengahan musim dingin.
Aktivitas di jalanan masih sama, tidak ada orang-orang yang bermalasan dan mogok bekerja. Menjelang libur panjang, perusahan akan menekankan karyawan untuk bekerja lebih keras agar bisa menutupi anggaran di hari libur nanti. Bukan hanya pegawai biasa yang memiliki beban kerja tinggi, bahkan para atasan pun sama.
Wang Yibo memiliki lebih banyak dokumen untuk dipelajari, masalah-masalah kecil muncul satu per satu. Beruntung ia memiliki sosok cekatan dan cerdas seperti Jeffrey dengan loyalotas tinggi, pun demikian halnya terhadap Xiao Zhan, laki-laki ini cukup mampu untuk membantu.
Pada saat ini, pekerjaan hanya sedikit lebih banyak dari hari-hari biasa, tetapi gelombang akan semakin besar di kemudian hari. Beberapa hari sebelum libur akan ada lebih banyak masalah yang harus ditangani dengan cepat.
Di dalam ruangannya, Wang Yibo mengernyitkan kening melihat kata demi kata yang diketik rapi pada kertas dokumen cetak. Mata menyipit lelah, terasa panas, dan tidak nyaman. Menyandarkan tubuh ke sandaran kursi, ia melepaskan kacamata, tangannya bergerak memijat pelipis, beberapa detik menikamati waktu memejamkan mata sampai rasa panas berangsur-angsur lenyap.
Jika dipikirkan lagi, siklus seperti ini sudah sering dialami. Bahkan ketika awal memimpin perusahaan ini, semuanya jauh lebih kacau. Jumlah pengeluaran dan pemasukan tidak sebanding, jangankan mendapat untung, mengembalikan modal saja tidak. Hari-hari itu sangat sulit ditangani, beban kerja tinggi, dan hanya segelintir karyawan yang benar-benar kompeten. Untungnya ia memiliki tiga orang sahabat yang bersedia mendirikan lagi perusahaan nyaris bangkrut ini.
Sampai kini masih berdiri dan dikenal sebagai perusahaan desain terbaik dengan kinerja staff bagus dan hasil sangat luar biasa. Perusahaan yang hanya merekrut lulusan-lulusan terbaik dengan potensi tinggi membuatnya terdengar bergengsi ketika para orang-orang mengatakan bahwa ia bekerja di sini.
Setelah beberapa saat, Wang Yibo mulai merasa tenang kembali, membuka mata perlahan dan mengedarkan pandangan ke arah meja kerja Xiao Zhan tanpa sadar. Laki-laki itu menundukkan kepala, tampak serius memperhatikan tumpukan dokumen di meja. memilah-milah dokumen dan memisahkannya ke dalam beberapa kelompok.
Satu kelompok dokumen yang memerlukan penanganan secepat mungkin, bersifat mendesak dan penting, kelompok lain yang tidak terlalu mendesatk dan bisa dilakukan terakhir, serta satu lagi yang tidak terlalu terburu-buru, tetapi cukup penting.
Tampilan Xiao Zhan yang sedang serius bekerja, tidak terlihat galak atau tegas layaknya kebanyakan orang. Sebaliknya, alis yang sejajar, bibir mengerut, dan rambut depan sedikit jatuh, tampak lucu seakan meminta seseorang untuk mengacaukannya. Hanya pemandangan itu saja membuat Wang Yibo bersemangat.
Dari tempatnya duduk, Xiao Zhan bisa merasakan sepasang mata yang menatapnya. Psikologis manusia memang unik, mereka dapat merasakan tatapan mata dari orang lain dan secara tidak sadar akan menggerakkan kepala untuk melihat ke arah itu. Karena Xiao Zhan manusia biasa, ia juga mengalami kegiatan psikologi tersebut. Ketika mengalihkan perhatian dari dokumen, matanya bertemu tatap dengan Wang Yibo, secara tak sengaja memiringkan kepala dan bertanya, “Ada apa, Ge? Ada yang bisa kulakukan untukmu?”
Wang Yibo menggelengkan kepala ringan dan bibir terbuka berucap, “Tidak. Selesaikan pekerjaanmu lebih cepat, kita akan makan siang di luar.”
Xiao Zhan mengangguk dengan patuh, kembali menenggelamkan pikiran pada pekerjaannya, menundukkan kepala dan mulai bergerak cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Season ✓
Hayran KurguUntuk sebagian besar hidupnya, Xiao Zhan merasakan ketidakberuntungan yang teramat besar. Setiap luka baru akan muncul di sisa-sisa malamnya. Luka yang membuatnya mengerang sakit akibat rasa ngilu yang menyentuh hatinya. Dia selalu menggigil di set...