Guys, suara notifku bunyi terus gak kelar kelar. Kalian gercep banget huhu✊😭
Kalau gitu, ini hadiahnya, ya. Karena kalian sudah gercep jadi aku gercep juga.
.Hari sudah mulai petang. Semburat jingga mengufuk di barat nya bumi. Namun aku masih setia berdiri di sini. Di jam yang sama, di waktu yang sama.
Apa katamu? Untuk apa?
Hanya melakukan kegiatan rutin setelahㅡ"Taro!"
Di depan sana Shotaro menghiraukanku. Dia tidak mau menghentikan langkahnya barang sedetikpun. Tak kunjung menyerah aku mempercepat langkahku, berlari menghampirinya.
"Shotaro!"
Oh, dia akhirnya berhenti.
"Kamu cepet banget, sih, jalannya. Aku ketinggalan, nih." Kataku sambil cemberut.
Dia bergeming, menoleh ke kanan dan kiri lalu melanjutkan langkahnya lebih cepat dari yang tadi, kurasa ia setengah berlari.
"Loh, gak dengar, ya?" Gumamku.
Mataku masih menatap tubuhnya yang mulai mengecil karena jarak kami makin jauh, kemudian ia hilang di tikungan pertigaan menuju tempat tinggal kami yang juga jadi tempat pertemuan pertama kami.
Aku tersenyum di tempatku berdiri. Membayangkan betapa asyik nya masa itu.
Kemudian anganku terbang kembali pada saat pertemuan pertamaku dengan Shotaro tanpa diperintah.
*****
Saat waktu sudah masuk jam 5 sore, aku yang hampir tak pernah keluar rumah terpaksa harus keluar rumah untuk mencari kunci diaryku yang dibuang oleh kakak tiriku yang jahil. Dia bilang kuncinya dibuang di pertigaan dekat tempat tinggal kami. Entah apa motivasinya melakukan itu, dia hanya bisa tertawa sampai suaranya hilang ketika melihat aku yang hampir menangis karena perbuatannya.
Aku merasa takut saat beberapa orang lewat menatapku. Namun kunci itu harus kutemukan, karena diary ini temanku satu-satunya.
Hampir semua tempat di pertigaan ini sudah kutelusuri, namun keberadaan kunci itu masih belum kuketahui. Aku sudah putus asa, air mataku mengalir deras.
"Kamu cari apa?"
Aku terlonjak kaget. Segera aku mencari sumber suara itu yang ternyata datang dari seorang anak lelaki yang entah dari mana datangnya.
"Kㅡkunci." Jawabku ragu setengah takut. Karena sebelumnya aku tidak pernah bertemu orang lain selain keluargaku.
"Kunci apa?" Tanyanya lagi. Dia mendekat ke arahku dengan tatapan penasarannya.
Aku sontak mengambil jarak, "Diary.." Jawabku pelan nyaris berbisik.
"Ha? Apa?"
Aku mengangkat buku di sebelah tanganku ke hadapannya.
"Buku kamu bisa dikunci?"
Aku mengangguk pelan, lalu fokus lagi mencari kunci diary milikku. Air mataku masih saja berderai walau tak sederas tadi, persetan dengan rasa malu pada orang ini karena aku tak pernah merasakan itu.
"Aku bantu, ya." Katanya lagi lalu membantuku.
"Kamu tinggal di mana?" Tanyanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NCT as
Fiksi Penggemarft. NCT Karena kita sama-sama suka halu. pict cr to owner. Start : 27 11 '19